MARK✓

By ManlyGirl24_

606K 59.3K 2.6K

[Kingdom AU] Markhyuck Warning: yaoi, mpreg, misgendering, mature! Started: 15-12-2020 End: 18-07-2021 Don't... More

MARK: 1
MARK: 2
MARK: 3
MARK: 4
MARK: 5
MARK: 6
MARK: 7
MARK: 8
MARK: 9
MARK: 10
MARK: 11
MARK: 13
MARK: 14
MARK: 15🔞
MARK: 16
MARK: 17
MARK: 18
MARK: 19
MARK: 20
MARK: 21
MARK: 22
MARK: 23
MARK: 24
MARK: 25
MARK: 26
MARK: 27
MARK: 28
MARK: 29
EPILOG
Bonus Chapter
Bonus Chapter 2
Bonus Chapter 3
CERITA MARKHYUCK BARU
SPESIAL POST

MARK: 12

14.3K 1.8K 26
By ManlyGirl24_

Kabar perang dingin antara kedua ratu menyebar cepat dalam istana. Tentu saja berkat mulut-mulut penggosip yang dengan lancarnya menyebar berita.

Tidak ada pernyataan perang secara resmi, hanya saja sikap keras kedua ratu yang bertentangan membuat mereka mengambil asumsi sendiri.

Setelah raja Mark pergi ratu Lisa lah kini yang mulai menunjukkan kekuasaannya.

Seolah mengatakan, "Aku ratunya disini, kau melawanku artinya kau ingin kehilangan kebebasanmu."

Hanya ratu Haechan lah yang berani menentang perkataannya. Bahkan ratu Renjun dan Jaemin hanya diam.

Mereka sudah melakukan ini bahkan sebelum Haechan datang. Tapi setelah Haechan datang mereka baru mempunyai keberanian untuk menentang.

"Kau menuduhku lagi ratu Lisa."

"Hanya kau yang patut dicurigai ratu Haechan."

"Atas dasar apa aku berhak dicurigai? Sedangkan kau sendiri tidak mempunyai bukti."

"Ruanganmu harus tetap diperiksa!"

"Silahkan saja, ratu Lisa yang terhormat..."

Memandangi dua orang pelayan wanita yang sedang menggeledah ruangannya dalam diam.

Haechan rasa itu lebih seperti membuat berantakan, sekarang semua barangnya berserakan.

Ratu Lisa pun tidak berhenti menunjuk sudut-sudut ruangan Haechan. Ia tidak ingin ada satupun yang terlewat.

"Maaf harus mengatakan ini ratu Lisa. Tapi kau adalah ratu utama bukan? Posisimu hampir setara dengan posisi raja di istana ini, kuharap kau bisa mengambil keputusan lebih bijak lagi. Jangan hanya karena kau membenciku selalu aku yang akan jadi tersangkanya."

Ia tidak membalas, hanya berlalu bersama dua orang pelayan tadi.

Perkataan Haechan baginya seperti sebuah penghinaan yang berhasil membuat ia malu. Terlebih saat tuduhannya tidak terbukti.

Sekarang Haechan harus mengatur ulang keadaan ruangannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hati-hati berlarinya, pangeran."

Jungwon tidak mendengarkan, ia tetap melanjutkan larinya.

Haechan sendiri membiarkan pangeran kecil itu berlarian, tidak baik jika kita selalu melarang anak-anak melakukan hal yang ia sukai.

Tapi tangis anak itu membuatnya berlari mendekat sambil tertawa kecil. Jungwon terjatuh.

"Tadi aku sudah mengingatkanmu untuk berhati-hati bukan?"

"Humm..."

"Itu karena aku tidak ingin kau terluka pangeran kecil. Tujuanku baik, kau harus mendengarkannya. Jika apa yang aku beritahu itu bertujuan buruk kau tidak perlu mendengarkannya. Apa kau mengerti?"

"Iya..."

Tubuh kecil itu kembali menangis dalam pelukan Haechan.

Ia tidak akan mengatakan, "jangan menangis, anak laki-laki tidak boleh menangis." Itu tidak benar.

Laki-laki ataupun perempuan sama saja, jika mereka terluka/merasa sakit tentu mereka berhak untuk mengeluarkan air matanya.

Biasanya tujuan orangtua mengatakan itu agar anak-anaknya menjadi kuat. Tapi justru itu bisa saja membuat mereka menjadi rapuh.

Terlalu banyak emosi yang dipendam tanpa bisa diluapkan.

"Ayo kita obati lukanya."

Hanya senyum lebar yang Haechan berikan saat ratu Renjun menatapnya dengan wajah yang menyeramkan tetapi tetap menawan.

Ia kesal karena anaknya terluka. Tidak, bukan berarti ia menyalakan Haechan sebagai penyebab anaknya luka.

Hanya saja ia merasa sakit saat pangeran kecilnya terluka. Tau bukan bagaimana perasaan seorang ibu itu.

"Aku tau kau khawatir, dia baik-baik saja Renjun. Pangeran kecil itu sangat luar biasa."

"Aku tau. Tapi sebagai seorang ibu aku hanya merasa, entahlah, kau mengerti bukan?"

"Aku mengerti."

"Bagaimana kau bisa mengerti?"

"Tentu saja karena bersama dengan anakmu terus, sepertinya jiwa keibuan ku mulai muncul."

"Ahh, jadi kau sudah siap menjadi seorang ibu ya?"

"Kau mulai menyebalkan."

Renjun tertawa begitu melihat Haechan yang pergi dengan wajah tertekuknya.

Ratu itu menggemaskan. Ia jadi terbayang bagaimana wajah pangeran kecil hasil perbuatan ratu Haechan dan raja Mark.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Apa kalian membuatnya selalu seperti ini?"

"Iya ratu."

"Tapi lebih baik jika kalian mencampurnya terlebih dahulu agar semua tercampur. Baru setelah itu masukkan bahan pelengkapnya."

Tangannya bekerja dengan begitu lihainya. Tidak sama sekali merasa kesulitan.

Haechan memang sering membantu urusan dapur, tapi tetap mereka merasa tidak enak. Harusnya ratu itu berdiam diri dan menikmati saja semuanya, tidak boleh menyulitkan diri dengan berada didapur seperti sekarang ini.

Tapi apa boleh buat, sudah diperingatkan pun ratu Haechan tetap berkeras.

"Aromanya wangi sekali ratu."

"Itulah kenapa kalian harus mencampurnya terlebih dahulu. Aromanya akan keluar, tidak tercampur dengan bahan pelengkap yang lain."

"Ratu, masakanmu selalu enak."

"Sebenarnya ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan masakan ibuku. Masakannya adalah yang terbaik."

Tidak sulit untuk menyukai ratu ini.

Senyum manisnya, cerianya, juga perilakunya. Ratu Haechan adalah contoh yang luar biasa.

Akan selalu ada perasaan nyaman yang berada disekitarnya.

Sekarang ia sudah berada dibawah pohon mangga kesukaannya. Buah-buah disana sebagian sudah menghilang.

Ia membuka buku yang dibawanya. Ia memilih buku dengan acak, jadi ia membaca apa saja yang sudah diambil tangannya.

Ketika bunga itu telah mekar dengan sempurna, aku akan tiba.
Tapi tidak perlu risau, sayangku.

Bunga itu mungkin bisa layu karena waktu.
Tapi, aku akan selalu disisimu.

Mungkin benar, hanya kematian yang bisa memisahkan kita.
Tenang saja.
Meski begitu, cinta kita akan berlanjut diakhirat sana.

Oh tentu, kekuatan cinta memang luar biasa.

Ia tidak suka dengan buku yang sedang ia baca. Karena setiap bait yang tertera malah mengingatkannya pada raja Mark.

Ini sudah hari ke lima. Silahkan katakan jika Haechan merindukan raja itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Cukup parah. Tidak biasanya kau terluka. Memikirkan ratu barumu?"

"Tuduhan macam apa itu, perdana menteri?"

"Hanya heran saja."

Luka yang raja Mark dapat ada dibeberapa bagian. Salah satunya perut, itu bagian terparah.

Mereka hanya melakukan urusan biasa, tidak menduga jika akan mendapat serangan tiba-tiba.

Saat tertidur ia memang sudah merasa beberapa orang memasuki tendanya padahal penjaga diluar selalu siap siaga.

Sialnya pula senjatanya terletak jauh dari jangkauannya.

Sekarang, meski menang ia tetap mendapat luka.

"Kita akan menunda kepulangan beberapa hari sampai lukaku membaik."

"Apa tidak sebaiknya kita cepat kembali ke istana agar lukamu bisa ditangani dengan lebih baik, Mark?"

"Tidak. Mereka akan khawatir."

"Sejak kapan kau jadi mengkhawatirkan orang lain?"

"Sejak kapan kau menjadi orang yang terus-terusan membantah ucapanku?"

"Baik yang mulia, akan saya laksana perintah anda."

Ia tau Lucas hanya menggodanya. Pria itu bukanlah orang yang mudah marah atau tersinggung dengan ucapannya.

Ruang sepi juga alkohol yang menemani.

Ia juga bertanya-tanya, sejak kapan ia mulai perduli kepada orang lain? Dan sejak kapan ia mulai merindukan orang lain?

Ia akan kembali ke istana, tapi bukan sekarang, meski urusannya sudah selesai saat ini.


***

Continue Reading

You'll Also Like

616K 65.4K 36
[ non baku | mpreg ] ─── haechan jadi babysitter disebuah rumah mewah dari sang majikan yang sangat mirip dengan kekasihnya yang sudah tiada.
1.5M 216K 40
COMPLETED✓✓ "Bukannya insecure tapi gue sadar diri aja kalo gue cuman tanah dibanding kak Mark yang langit." -Lee Haechan "I'll got you." -Mark Lee [...
309K 16.8K 25
(🚫🚫❌❌ DILARANG KERAS MENJIPLAK, MENIRU, TERINSPIRASI❌❌🚫🚫) Obsesi seorang Enigma membawa pengaruh buruk bagi seorang Alpha yang tak lain adalah te...
3.2K 593 16
Bagi para HOMOPHOBIC, harap untuk tidak membaca cerita ini!