KIRANA (COMPLETED)

By bibibugu

10.6K 518 5

Kalo saja waktu itu Kirana tidak nembak ketua OSIS SMA Samudera. kalau saja waktu itu Kirana tidak mengiyakan... More

Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 43
sekali lagi
halo guys

Bab 16

199 10 0
By bibibugu

Pukul 13.30 waktunya untuk makan siang.

"Ayo kita ke Aula," kata Dela.

"Ngapain?" Tanya Kirana.

"Makan,"

Kirana membuka jadwal dan benar.

"Yaudah yuk," Kirana bangun dari rebahan.

"Padahal gua buat mau tidur, kan lumayan Ampe jam tiga," katanya lagi.

"Emang lu engga laper?"

Mereka beranjak dari ruangan itu

"Engga begitu si, makan burger tadi bikin kenyang," kata Kirana.

"Perut lu perut ikan cupang kali ya? Makan dikit gitu aja kenyang," sahut Dela.

"Perut lu aja itu yang bolong, kayak karung bolong," ledek Kirana.

Sesampainya disana mereka masuk ke ruang aula, mengantri dengan rapih

"Makan lu banyak juga," Kirana membandingkan porsinya dengan Dela.

"Laper gua," Dela menghadiahi cengiran.

"Ck,ck,ck," Kirana menggeleng.

Setelah itu mereka mencari tempat untuk makan.

---

"Dela, Kirana, sini," panggil Nadia.

Nadia itu teman satu grup saat MOS.

Kedua wanita itu menghampiri dan duduk di dekat nya.

"Lu dikamar berapa?" Tanya Kirana.

"1035, lu?"

"1033," jawab Nadia.

Dela dan Kirana mulai menyuap.

"Tadi lu naik apa dah? Ko gua engga liat di bus?" Tanya Nadia.

"Tadi gua Ama Dela naik mobil ka Adrian, di bus kan tadi penuh banget," jawab Kirana.

Nadia mengangguk lalu menyuap ke mulutnya.

---

Pukul 14.55

Kirana dan Dela sudah cuci muka dan wajahnya terlihat lebih fresh. "Duduk nya jangan depan depan ya," kata Dela.

Kirana mengangguk. Mereka mengambil duduk di deretan paling belakang ditengah. Lima menit lagi akan di mulai acara pertama.

"Gilang," panggil Dela. Lelaki itu menoleh.

"Sini," tangan Dela mengarah untuk mendekat.

Gilang menghampiri dan duduk di samping Dela.

"Engga duduk di depan?" Tanya Gilang.

"Engga ah males, sini aja," jawab Dela.

"Gua juga males," kata Gilang. Mata Kirana beralih.

"Nadia, sini," Nadia mengikuti dan duduk di samping Kirana.

"Hai," kata Nadia. Mereka tersenyum menyapa.

"Peserta udah masuk semua belum?" Tanya seseorang di belakang Kirana.

"Udah udah,"

"Yaudah mulai aja, suruh stand by, dua menit lagi mulai,"

Kirana menoleh ke belakang. Ada percakapan disana. Ia mengenali suara itu. Adrian. Mata mereka bertemu sebentar. Lalu lelaki itu pergi, Adrian pasti sibuk mengurusi banyak hal.

"Tes, tes," seseorang bersuara dari mic.

"Selamat siang semuanya,"

Acara di mulai. Sambutan dari kepala sekolah, pembimbing OSIS, ketua panitia dan ketua OSIS.

"Selamat siang semuanya," sapa Adrian di depan podium.

"Selamat untuk calon calon OSIS yang sudah lulus seleksi,"

Cuman yang lulus seleksi doang?

"Hari ini hari pertama kita memulai pelatihan, tidak banyak kata yang bisa saya sampaikan, pesan untuk teman teman jaga kesehatan, jika waktu istirahat dipakai sebaik baiknya karena jadwal kita tiga hari kedepan lumayan padat dan jangan lupa makan yang banyak, jangan takut-takut tenang aja stok makanan kita banyak,"

"Sekian dari saya, ada yang mau di tanyakan sebelum kita masuk ke acara selanjutnya?" Tanya Adrian.

Hening. Berarti tidak.

"Tidak ada? Saya kira akan ada pertanyaan yang bersifat menodong lagi,"

What

Perkataan macam apa itu? Maksud nya menyindir Kirana? Kirana memiringkan rahang, matanya menyipit. Terlihat ada senyum meledek ke arahnya.

"Nyindir lu ya?" bisik Dela dengan sedikit tertawa.

"Dia masih dendam sama lu," sahut Nadia yang mendengar percakapan antara Dela dan Kiran.

Kirana hanya menghela napas pasrah. Orang-orang tau apa yang Adrian maksud. Beberapa orang melihat Kirana. Mata wanita itu melirik seseorang di depan sana, Adrian masih tersisa tawa di bibir Adrian.

Ha ha ha. Lucu kali. Suka beneran tau rasa tuh orang.

Ledek sarkas Kirana didalam hati. Pelatihan pertama dimulai. Yaitu materi kepemimpinan, yang akan disampaikan langsung oleh Adrian. Lelaki itu menjelaskan, menggambarkan tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin dan harus seperti apa pemimpin itu.

Hati Kirana tak henti henti mengumpat kata kasar. Bagaimana bisa materi yang dibawakan oleh orang menyebalkan akan masuk dan di serap dengan baik oleh Kirana.

"Bagi kelompok dulu ya, saya mau kalian sendiri yang menentukannya, satu kelompok empat orang,"

"Eh, kita aja ya, pas banget ni," kata Dela.

"Iya kita berempat," sahut Nadia.

Berempat yang dimaksud adalah Nadia, Dela, Kirana dan Gilang.

"Tunjuk salah satu dari masing-masing kelompok untuk jadi ketua kelompok," kata Adrian.

"Lu aja," Dela menyikut Kirana.

"Engga mau, Gilang aja," Kirana menunjuk.

"Engga mau, lu aja udah," kata Gilang.

"Masa gua Mulu," sahut Kirana.

"Engga papa kir, lu kan udah berpengalaman," sahut Nadia.

"Iya lu aja, itu lagian ada ka Adrian di depan," Dela menaikan kedua alisnya.

"Ih, terus kenapa kalo ada dia," Kirana memutarkan bola matanya.

"Ketua kelompoknya maju ke depan," Kata Adrian lagi.

"Pasti dipermudah lah, kan lu ketua nya," Nadia ikut menggodanya.

"Ya engga mungkin lah, malah kalau gua nanti dia nyusahin kelompok kita," Kirana membela diri.

"Engga mungkin, engga akan, cepetan sana, noh udah pada kedepan ketuanya," Gilang menarik lengan Kirana untuk maju.

"Tinggal satu kelompok lagi, mana ni?" Tanya Adrian.

"Ahh," Kirana kesal.

"Cepet sana," ketiga temannya itu mendorong Kirana.

Mau tidak mau. Suka tidak suka. Ia harus berhadapan dengan Adrian. Kirana menghela napas kesal. Wanita itu sudah berada dijajaran ketua kelompok.

"Masing-masing ambil satu," Adrian membawa kotak yang diyakini itu sebagai nomor undian.

Ya iyalah ambil satu masa semuanya

Kirana mendapat giliran ke tiga. Wanita itu mengambil salah satu kertas gulungan kecil dari balik toples yang Adrian sodorkan, matanya bertemu, Adrian tersenyum kecil.

Seru juga godain cewek - Adrian

"Buka sekarang,"

Kelima orang itu membuka bersamaan.

4

Kirana mendapat nomor empat, membalikan kertasnya menghadap teman-temannya.

"Kalian boleh balik,"

Kemudian masing-masing ketua kelompok berjalan menghampiri kembali ke tempat.

"Hoki juga tangan lu," kata Gilang.

"Seluruh kelompok di harap untuk membuat nama kelompok nya dan yel-yel,"

"Yel-yel Mulu," sahut Gilang.

Nyanyi Mulu, nyanyi Mulu, sekalian dangdutan aja, cape cape Dateng kesini cuman disuruh nyanyigerutu Kirana.

"Iya, mending suara kita bagus," kata nadia.

"Eh, Kirana ikut padus, lu aja yang nyanyi," sahut Dela.

"Enak aja, engga mau," kata Kirana sewet.

"Kirana sensi dia lagi berantem sama calon pacar,"

---

Mereka sudah membuat nama kelompok dan yel-yel. Sekarang sudah jam 18.00 WIB Seluruh peserta diberi waktu untuk istirahat dan makan lalu kembali lagi jam 19.30.

"Kirana lu mandi engga?" Tanya Dela.

"Mandi lah," Kirana sedang membuka tasnya.

"Ngantri banget kan," Dela memasukkan potato chips ke dalam mulutnya.

"Iya si, tapi masa engga mandi nanti bau dong," kata Kirana.

"Emang kamar mandinya ada berapa?" Tanya Kirana.

"Engga tau gua, si Feli sama Okta lagi mandi, nanti tanya aja," kata Dela. Tak lama kedua orang yang disebutkan Dela datang.

"Kalian engga mandi," kata Feli dengan rambut basah.

"Mandi," Kirana sedang menyiapkan baju ganti.

Okta menggidik dingin.

"Rrrrrrr,"

"Ada air hangat nya engga si?" Tanya Kirana.

"Engga ada," kata Okta.

"Ck," Kirana bingung, mandi atau tidak

"Sana kalian mandi, jadwal kita makan setengah jam lagi loh," Feli membereskan pakaian kotor.

"Ayo," Dela menaruh snacknya.

Kirana diam sebentar.

"Gerimis lagi, jadi makin dingin," kata Feli.

Kirana dan Dela melihat kearah luar. Benar. Rintik-rintik.

"Ayo, jadi engga?" Dela berdiri. Kirana berpikir.

"Ayo deh," wanita itu bangun.

Semoga engga dingin. Kalau Kirana udah kedinginan badannya akan demam. Semoga aja tidak, untuk hari ini. Kirana mohon. Dengan keraguan. Akhirnya Kirana mandi. Setelah dua puluh menit, mereka kembali.

"Dingin tapi seger ya," kata Dela.

Mereka berjalan menuju kamar.

---

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.7M 62.4K 28
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3.3M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
47.8K 3.8K 52
Series # 3 MauNinda Series #3 *** Cinta itu tidak seindah seperti taman bunga. Cinta itu rumit seperti sebuah labirin. Cinta itu memusingkan sepert...
43K 2K 61
DILARANG MENG-COPY CERITA! Mempunyai perasaan yang sama. Hanya bisa mengungkapkan lewat tulisan.