Love Story Of Sharga & Ahra ✅...

By FatimahIdris3

1.9K 1.8K 312

Hujan mengguyur bumi pagi itu. Jalanan digenangi air yang terus berjatuhan dari subuh tadi. Tampak gadis bert... More

BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
BAGIAN 6
BAGIAN 7
BAGIAN 8
BAGIAN 9
BAGIAN 10
BAGIAN 11
BAGIAN 12
BAGIAN 13
BAGIAN 15
BAGIAN 16
BAGIAN 17
BAGIAN 18
BAGIAN 19
BAGIAN 20
BAGIAN 21
BAGIAN 22
BAGIAN 23
BAGIAN 24
BAGIAN 25
BAGIAN 26
BAGIAN 27
BAGIAN 28
BAGIAN 29
BAGIAN 30
BAGIAN 31
BAGIAN 32
BAGIAN 33
BAGIAN 34
BAGIAN 35
EXTRA PART 1
EXTRA PART 2

BAGIAN 14

52 52 12
By FatimahIdris3

Sudah memasuki bulan baru, bulan September. Ahra baru selesai mengajar dan akan kembali kerumah sakit. Aro masih dirawat dan kemungkinan baru besok dia diperbolehkan pulang.

"Ahra!!!" Suara berisik El langsung terdengar saat Ahra keluar dari halaman sekolah. El terus memperlihatkan senyum manis miliknya. Ahra melangkah menghampiri sahabatnya itu.

"Apa hari ini tidak ada yang kau kerjakan? Makanya sebelum aku selesai kau sudah ada disini?" Tanya Ahra setelah sampai didepan El.

"Yupz benar sekali, aku menunggu kabar dari orang kepercayaan CEO itu, tapi sampai sekarang belum ada kabar apapun" Jawab El lesu.

"Ya sudah, ayo pergi" Ajak Ahra sambil meraih tangan El.

Belum sempat keduanya melangkah, suara seseorang menghentikan mereka.

"Nyonya Ahra!!!" Seorang pria dengan napas terengah-engah menghampiri mereka.

"Kau.... Sedang apa kau disini? Tunggu, kau menyebut Ahra siapa tadi?" Tanya El saat menyadari bahwa pria itu adalah Diaz.

"Kau mengenalnya?" Tanya Ahra penasaran.

"Tentu saja, dia kan orang kepercayaan CEO yang aku katakan padamu tadi" Jawab El sambil menatap kearah Diaz yang juga menatapnya.

"Kalau dia orang kepercayaan CEO itu, apa kak Giu...."

"Ma'af nyonya, tuan ingin anda menemuinya sekarang" Kata Diaz memotong perkataan Ahra.

"Kak Giu??? Nama CEO itu Sharga bukan Giu" Kata El bingung.

"Mari nyonya, jangan sampai tuan menunggu lama" Diaz kembali membujuk Ahra.

"Tapi aku harus kerumah sakit menjenguk temanku" Kata Ahra menolak ajakan Diaz.

"Apa anda ingin tuan marah?" Tanya Diaz memperingatkan.

"El, aku akan menyusul nanti" Kata Ahra lalu pergi bersama Diaz.

Meninggalkan El sendiri yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Sebenarnya ada apa sih ini? Giu itu Sharga? Berarti calon istri tuan Pradipta.... Ya tuhan, apa dunia begitu sempit? Aku harus memberitau Fai soal ini" El melangkah menuju rumah sakit tempat Aro dirawat.

🌸🌸🌸

Ahra berjalan mengikuti langkah Diaz yang berada didepannya. Ini pertama kalinya dia datang keperusahaan Sharga. Beberapa orang tersenyum kearahnya. Tapi tidak sedikit yang juga memandangnya penasaran dan terlihat meremehkannya.

Ahra tidak akan menyalahkan mereka, karna Ahra sadar dia bukan pekerja kantoran seperti mereka.

"Selamat siang nyonya" Sapa seorang wanita yang Ahra tau dia sekretaris Sharga saat pria itu mengajaknya kepertemuan beberapa waktu lalu.

"Hai..." Ahra lupa nama wanita itu.

"Sikha, nama saya Sikha, nyonya" Wanita itu memperkenalkan namanya.

"Ah ya, Sikha, ma'af aku lupa namamu"

"Tidak apa-apa nyonya, senang bertemu nyonya lagi" Sikha begitu sopan dan ramah, membuat Ahra nyaman berada didekat wanita itu.

"Silahkan nyonya, tuan Sharga sudah menunggu" Kata Diaz sambil membukakan pintu untuk Ahra.

"Kita lanjutkan lagi nanti ya, Sikha" Kata Ahra lalu melangkah masuk keruangan milik Sharga.

Kembali, Diaz menutup pintunya dan menunggu diluar.

"Heh Sikha, apa sebelumnya kau pernah bertemu dengannya?" Tanya Diaz penasaran.

"Tentu saja, saat bapak keluar kota, pak Sharga membawanya menemui klien kita, beliau memperkenalkannya sebagai calon istrinya, tapi waktu itu, nyonya memakai masker" Jawab Sikha panjang lebar.

Diaz hanya mengangguk-anggukkan kepala.
Sementara didalam ruangan, Ahra masih berdiri didekat pintu.

"Duduklah Ahra" Suara Sharga mengalihkan perhatian Ahra. Pria itu tampak sibuk dengan laptop didepannya.

Beberapa kertas menumpuk dimeja sebelah kanannya. Ahra melangkah, duduk dikursi yang ada didepan Sharga. Selagi menunggu pria itu, Ahra memperhatikan setiap sudut diruangan tersebut. Ahra membaca sebuah tulisan disalah satu lemari dipojok kiri. Tanpa sadar, Ahra melangkah kelemari tersebut.

"Sharga Giugliano Pradipta & Fatima Nayyer Azahra"

Ahra menyentuh tulisan berwarna emas itu.

"Aku tidak pernah melupakanmu, Ahra, namamu ada disetiap sudut ruangan ini" Kata Sharga yang sudah berdiri dibelakang Ahra.

Ahra berbalik, menatap Sharga yang begitu dekat dengannya. Hidung mancung Sharga hampir bersentuhan dengan hidung Ahra. Entah berapa lama keduanya saling bertatapan. Lalu dengan sedikit keberanian, Ahra mendorong pelan tubuh Sharga.

"Bu.... Bukankah kau ingin mengatakan sesuatu padaku, karna itu kau memintaku untuk menemuimu?" Tanya Ahra salah tingkah.

"Oh aku hampir lupa, besok kita akan menemui EO yang menyiapkan pesta ulang tahun perusahaanku sekaligus acara pertunangan kita, aku harap kau meluangkan sedikit waktumu" Jawab Sharga sambil melangkah, kembali ke kursi kebesarannya.

"A.... Apa katamu? Pertunangan?" Ahra melotot, dia terkejut mendengar perkataan Sharga.

"Iya, apa ada yang salah"

"Aku tidak pernah menyetujui akan menikah denganmu"

"Bukankah sudah berulangkali aku katakan, sekali kau milikku, maka akan tetap jadi milikku, jika kau menolak, itu pasti akan membuat dua temanmu sedih"

"Apa maksudmu? Apa hubungannya dengan Fai dan El?"

"Tentu saja ada, aku menunjuk El sebagai EO dalam ulang tahun perusahaan, yang otomatis Fai pasti bertanggung jawab dalam komsumsi, jika kau menolak pertunangan itu, sudah pasti aku akan membatalkan semuanya, El sudah pasti mengecewakan vendor-vendor yang bekerjasama dengannya, bukan tidak mungkin kalau nama Fai juga buruk didepan pelanggan yang sering makan di restorannya, semua pilihan ada padamu" Sharga menunjukkan smirk andalan yang biasa dia tunjukkan pada setiap saingan bisnisnya.

Sharga tau, Ahra akan sangat membencinya setelah ini. Tapi demi mendapatkan Ahra kembali, dengan terpaksa dia harus melakukannya.
Ahra hanya terdiam mendengar perkataan Sharga. Sekarang banyak hal yang berkecamuk dipikirannya. Ahra tidak tau harus melakukan apa sekarang.

Dia tidak menginginkan pernikahan ini. Hatinya belum siap, meski awalnya dia ingin mencoba mengenal Sharga lebih dekat. Tapi hatinya tidak semudah itu luluh.

"Bukan hanya itu, ibu dan adikmu juga akan keluar dari rumah yang sekarang mereka tempati" Tambah Sharga.

"Apa kau benar-benar akan melakukan itu jika aku menolak menikah denganmu?" Tanya Ahra setelah sekian lama diam.

"Kenapa tidak? Aku punya kuasa dan apapun bisa aku lakukan" Jawab Sharga tegas.

Ahra menatap pria itu sendu. Benarkah pria ini pria yang sama seperti beberapa hari lalu. Pria yang mengkhawatirkannya. Dia seolah berhadapan dengan pria yang berbeda. Ahra semakin dilema.

"Bisakah kau memberiku waktu?" Tanya Ahra sedikit memohon.

"Baiklah, hanya sampai jam 12 malam" Jawab Sharga sambil melanjutkan kesibukannya.
Ahra hanya menghela napas.

🌸🌸🌸

"Jadi pria yang menjadikan Ahra persyaratan itu tuan Pradipta?" Tanya Aro saat El menceritakan apa yang dilihatnya tadi sebelum pergi kerumah sakit.

"Waaah kebetulan macam apa ini?" Sambung Fai yang masih sibuk memotong buah untuk Aro.

"Iya, ternyata pria itu adalah tuan Pradipta" Jawab El dengan raut wajah sedih.

"Kenapa kau malah sedih?" Tanya Fai sambil memperhatikan wajah cemberut El.

"Bagaimana aku tidak sedih, tuan Pradipta pasti sangat menderita karna Ahra kehilangan memori dimasa kecilnya, pasti saat tau Ahra tidak mengenalinya, hatinya sangat sakit" Jawab El masih dengan wajah sedihnya.

"Kau benar, apa dia sengaja menjadikan Ahra persyaratan dengan adiknya?" Gumam Fai.

"Ah ya kau benar, pasti dia sengaja melakukannya, mungkin dia sangat mencintai Ahra sampai dia melakukan apapun untuk menjadikan Ahra miliknya" Tebak El.

"Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, tapi jika memang tuan Pradipta melakukan itu, bukankah itu sedikit egois? Ahra pasti tidak semudah itu menerima tuan Pradipta, perasaannya dulu dan sekarang pasti berbeda" Kata Aro yang dari tadi diam sambil memperhatikan Fai dan El.

"Iya juga, kita tidak tau bagaimana perasaan Ahra dulu pada tuan Pradipta, kita juga tidak tau apa mereka dulunya sepasang kekasih, ini benar-benar kisah cinta yang sulit" Kata El.

"Tidak ada yang sulit, jika mereka memang ditakdirkan bersama, maka dengan jalan apapun pasti akan tetap bersama, Ahra sudah dewasa dia tau apa yang akan dilakukannya" Kata Fai bijak.

Aro diam-diam memperhatikan Fai. Aro tersenyum, ada rasa takjub pada wanita itu. Meski terlihat sangat keras kepala dari luar tapi sebenarnya ada sifat lembut dan peduli dalam diri Fai.

🌸🌸🌸

Ahra meremas kedua tangannya gelisah. Sudah beberapa menit yang lalu dia duduk dihalte bis. Beberapa bis yang berhenti didepannya, diabaikan. Dia tidak berminat menaiki kendaraan umum itu. Dia hanya duduk sambil memikirkan perkataan Sharga tadi.

Hatinya sedang gelisah, tidak tau apa yang harus dilakukannya. Jika dia menceritakan hal ini pada Fai dan El, sudah pasti mereka tidak bisa melakukan apapun. Ini tentang hatinya dan hanya dialah yang tau.

Dering ponselnya, mengembalikan Ahra pada kenyataan.

"Halo Hirham" Sapa Ahra memulai pembicaraan.

"Halo kak, apa kau baik-baik saja?" Tanya Hirham, adiknya diseberang sana.

Ingin rasanya Ahra mengatakan bahwa dia tidak baik-baik saja tapi dia malah mengatakan sebaliknya.

"Iya aku baik, kau dan ibu bagaimana?"

"Kami baik, jangan khawatirkan kami, aku minta ma'af ya sudah merepotkanmu, oya orang itu.... Dia bilang kalau dia adalah teman dimasa lalumu, aku lupa memberitaumu soal itu"

"Aku tau, dia disini dan mengatakan semuanya padaku, tapi aku tidak bisa mengenalinya, aku...."

Ahra tidak bisa meneruskan perkataannya. Airmata yang dari tadi ditahannya mengalir dikedua pipinya.

"Aku tidak tau harus melakukan apa? Dia akan menyakiti semua orang jika aku menolaknya, katakan apa yang harus aku lakukan?" Tangis Ahra semakin pecah seiring dengan turunnya hujan.

Langit seolah tau hati Ahra sedang tidak baik-baik saja.

"Kak Ahra..." Hirham tidak bisa berkata-kata. Dia merasa bersalah. Dalam situasi seperti ini, dia seolah tidak berguna sebagai seorang adik.

Dia harusnya menggantikan peran ayahnya untuk selalu melindungi sang kakak. Tapi bukannya melindungi, dia malah menambah beban kakaknya.

Ahra menutup teleponnya sepihak. Dia terus menangis, melampiaskan kesedihannya. Deras hujan semakin membuatnya tenggelam dengan tangisannya.

🌸🌸🌸

Hirham terdiam, ponselnya masih digenggaman. Dia tau pasti saat ini kakaknya sedang menangis. Sebagai seorang adik dia memang tidak begitu dekat dengan sang kakak. Masa kecil dia dan Ahra tidak dihabiskan bersama-sama.

Hirham harus ikut bersama sang ibu diperantauan. Sementara sang kakak tinggal dan besar bersama sang ayah.
Sesekali Ayahnya akan menelepon, tapi sangat jarang Hirham bersedia berbicara.

Tidak banyak yang dia tau tentang kehidupan kakaknya dulu. Sampai saat dia meminjam uang pada seorang pria yang mengaku teman dimasa kecil kakaknya. Hirham tau, harusnya dia mengatakan hal ini sejak lama pada sang kakak. Tapi demi membahagiakan ibunya, dia menyimpan semuanya.

Harusnya saat orang itu mengatakan bahwa dia teman dimasalalu Ahra, dia memberitaukan childhood amnesia yang kakaknya derita. Tapi dia malah bungkam. Dia pikir itu tidak berpengaruh dalam kehidupan kakaknya. Dia pikir, semua akan baik-baik saja. Dia tidak pernah berpikir bahwa hati Ahra akan terluka. Dia juga tidak pernah berpikir bahwa semua akan serumit ini.

"Aku akan memperbaiki semua kak, jika kau tidak mau menikah dengannya, maka jangan menikah, kau sudah banyak menderita selama ini" Gumam Hirham lalu melangkah kedalam kamar.

Dia mengambil tas ransel dan memasukkan beberapa pakaian kedalamnya. Melihat itu, ibu Ahra penasaran dan mendekatinya.

"Kau mau kemana? Kenapa kau membawa baju?" Tanya Ibu Ahra berusaha menghentikan kegiatan Hirham.

"Aku akan ketempat kak Ahra, aku akan bicara pada orang itu untuk membatalkan persyaratan itu" Jawab Hirham masih terus menata bajunya.

"Apa kau gila? Bagaimana dengan kehidupan kita? Kau mau kita menderita seperti dulu? Kau mau masuk penjara? Dia bisa melakukan apapun jika kau melakukan hal itu"

Kali ini tangan Hirham dipegang kuat oleh sang ibu.

"Aku tidak peduli ibu, dia sudah membuat kak Ahra bersedih, kalaupun aku masuk penjara, itu tidak masalah, aku akan menerimanya" Kata Hirham yakin.

"Dasar bodoh, coba kau pikir, jika kakakmu menikah dengan orang itu, dia akan hidup tenang, orang itu akan memberikan apapun yang kakakmu inginkan, harusnya kau mendukung orang itu, bukan malah mendukung kakakmu yang bahkan mengingat masa kecilnya saja tidak bisa"

Hirham emosi mendengar perkataan ibunya yang secara terang-terangan mengejek kakaknya.

"Itu karna dia terlalu sayang pada ayah, dia menderita childhood amnesia itu karna dia selalu memikirkan ayah, dia terpuruk saat ayah meninggalkannya, dia selalu mengingat ayah, sampai dia berusaha keras melupakan kenangannya dengan ayah, itu semua dia lakukan karna dia ingin membahagiakan aku dan ibu, dia bangkit dari keterpurukannya karna dia memikirkan kita, apa ibu tau itu? Coba ibu ingat, kapan terakhir kali ibu memeluknya? Kapan terakhir kali ibu mengajaknya bercanda? Bahkan saat dia kehilangan ayahpun ibu tidak ada disisinya untuk memeluknya, sekarang ibu ingin dia menikah dengan orang yang sama sekali tidak diingatnya? Bagaimana perasaannya? Apa ibu tidak memikirkan hal itu?" Hirham meluapkan semua yang ada dipikirannya.

Dia tau seperti apa perlakuan ibunya pada sang kakak. Selama ini, ibunya memperlakukan sang kakak sangat berbeda dengannya. Ahra selalu mengalah, sementara Hirham selalu dimanja. Dulu mungkin Hirham tidak memiliki keberanian, tapi sekarang dia akan melakukan apapun demi sang kakak.

"Ma'afkan aku ibu, sekarang aku bukan lagi Hirham yang manja, sekarang aku seorang pria yang akan melindungi kakak perempuannya, aku pergi" Hirham melangkah meninggalkan sang ibu yang masih terdiam.

"Kalian benar-benar sudah dewasa sekarang" Gumam Ibu Ahra setelah Hirham tidak ada lagi dirumah itu.

🌸🌸🌸

(Jangan lupa vote dan koment ya.... Makasi...)

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 55.7K 43
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
7.3M 305K 38
~ AVAILABLE ON AMAZON: https://www.amazon.com/dp/164434193X ~ She hated riding the subway. It was cramped, smelled, and the seats were extremely unc...
400K 2.8K 15
cerita-cerita pendek tentang kehamilan dan melahirkan. wattpad by bensollo (2024).
213K 11.8K 30
( sebelum membaca jangan lupa follow akunnya 👌) yang homophobia di skip aja gak bisa buat deskripsinya jadi langsung baca aja guys bxb bl gay homo ...