Zarch Dealin

بواسطة aayidan_

2.7K 1.2K 600

∅BEBAS MEMBACA!∅ ∅MENGANDUNG KATA-KATA KASAR!∅ ∅DI BUMBUI FANTASI, BERUPA KECANGGIHAN TEKNOLOGI!∅ ∅UPDATE KAP... المزيد

PROLOG
Pt 01. Tugas
pt 02. Damiano Arthur Steaver
pt 03. Hak waris
pt 05. Musuh
Pt 06. Hujan
Pt 07. Lintang
Pt 08. Tersia-siakan
Pt 09. Eriala Sharena
Pt 10. Sisi tak terkendali
Pt 11. Keyakinan Hati
Pt 12. Lidya Vs Ericsson
Pt 13. Spain
Pt 14. Terbongkar
Pt 15. See You Mard!
Pt 16. Kisah masa lalu
Pt 17. Mencari tahu
Pt 18. DID
Pt 19. Terbongkar (2)
Pt 20. Selisih
Pt 21. Zhakala Astyava Elena

pt 04. Evolusi

97 73 31
بواسطة aayidan_

Ada yang penasaran dengan Kenzie?

~Kenzie siapa sih?

~Tuan Blue siapa?

~Kenapa Dea di awasi?

Terlintas dalam benak kalian gak tuh?

Ada yang tertarik? Dari part berapa?

Apa belum? Skuy baca terus 🌹

Jangan lupa RAMEKAN!

Biar authornya semangat buat ngetik lagi🤧🌹

❝Berubah menjadi lebih baik harus memiliki tekad dari bagian hati terdalam.❞-Matthew






༶♛ •┈┈⛧┈┈•♛༶

Dea menyingkap kain dihadapannya, sebuah kotak kecil berisi kenangan yang sampai saat ini keberadaan si pemberi entah dimana. Mata Blue tetap mengawasi dari sudut yang tepat, jubah trasparente tetap melekat erat ditubuhnya. Softlens-Cam itu merekam dan secara langsung terkirim pada sumber utama.

Dea meraih Sweater rajut berwarna hitam biru, ia menciumnya. Aroma yang ia rindukan masih melekat di Sweater rajut yang ia genggam. Ia rindu. Sangat merindukan seseorang, lusa adalah hari ia kehilangan sosok tersebut. Sampai kapan ia harus terpuruk? Sampai kapan ia terus membunuh orang-orang yang tak bersalah? Sampai kapan ia harus memendam perasaan ini sendirian?

Ponsel Dea bergetar, sebuah pesan masuk yang isinya tidak diketahui Blue. Ia kembali meletakkan sweater pada tempat sebelumnya, kemudian menutupnya kembali dan melangkah menuju urusan berikutnya.

Dea keluar dari luar ruangan, membuat Blue menampakkan tubuhnya. "Cepatlah kau keluar, dia benar-benar merindukan mu," ujar Blue kesal sendiri pada tuannya.

Terdengar suara kekehan yang entah mengapa sangat merdu di telinga Blue, "aku merencanakannya atau tidak tetap saja, cepat atau lambat ia akan mengatahuinya Blue," ujarnya dengan suara bariton yang sangat santai.

Blue mengangguk, kemudian kembali melangkahkan kakinya bersama langkah Dea.

༶♛ •┈┈⛧┈┈•♛༶

Kenzie menatap layar hologram dihadapannya, menatap pergerakan yang terekam secara otomatis. Gadis yang sampai saat ini membangkitkan semangatnya untuk tetap hidup.

Di sudut kamarnya Fio mengawasi aktivitas Kenzie, dan yang di awasi mengetahui sejak awal. Ia dengan sengaja membiarkan Fio mengetahuinya sendiri.

"Aku merencanakannya atau tidak tetap saja, cepat atau lambat ia akan mengatahuinya Blue," tutur Kenzie pada seseorang, ketika terdengar suara dari sebrang layar hologramnya.

Fio menatap Kenzie heran, dengan siapa ia berbicara? Tentu Fio tidak akan mengetahuinya, Fio mempertajam pandangannya. Terlihat seorang gadis dengan rambut terurai hitam, menggunakan pakaian yang sangat familiar di pengelihatannya.

Seperti Dea, ujar batin Fio menduga.

Kenzie berdeham kencang, membuat Fio tergeser dari posisinya bersembunyi.
"Kemarilah Fio, akan aku jelaskan semuanya. Kau memang harus mengetahuinya," ujar Kenzie membuat Fio menegang, ia tidak mau keluar dari persembunyiannya.

"Aku tau, kau sejak tadi di sisi lemari buku." Dan Fio menunjukkan dirinya dengan muka masam, membuat Kenzie terkekeh.

Fio dengan berani menghampiri Kenzie, ia menatap tajam layar hologram yang masih menyala. Fio membelalakkan matanya terkejut.

"Bagaimana bisa?" tanya Fio dengan nada yang cukup datar, membuat Kenzie terkekeh karena Fio.

BUGH!

Tinju Fio karena sudah cukup kesal karena setiap ia berbicara pria itu selalu menertawakannya.

"Menurut Lo gimana?" Kenzie menatap Fio geli, entah mengapa ia dengan cepat mempercayai gadis pemarah dihadapannya.

Ya. Kenzie mulai tertarik dengan Fio, semua tentang Fio adalah sebuah hiburan baginya. Kenzie sekarang bukanlah Kenzie dulu, Kenzie saat ini bukanlah Kenzie Lexaro Dazylan. Kenzie tidak akan membiarkan kakaknya mengendus kesal setiap di hadapannya.

"Lo sebenarnya siapa?" Fio menatap lekat wajahnya, entah mengapa saat dia memperhatikan pria dihadapannya seperti melihat Dea dalam tubuhnya.

"Gue adik kembar Dea, bukan Kenzie Lexaro Dazylan."

*

Rintik hujan makin memperkeruh pikiran seorang pemuda, dia meraih pisau. Ia mengarahkan mata pisau pada leher anak yang ada di hadapannya, seorang bocah perempuan berjalan menghampiri bocah laki-laki tersebut, dengan tubuhnya yang terbalut sweater rajut berwarna biru-hitam.

Tapi, na'as. Lehernya sudah putus karena pemuda tersebut, darah berceceran menetesi bumi, mengalir bersama air hujan yang berkumpul. Gadis itu luruh. Jantungnya berpacu cepat, tangannya bergetar kuat, nafasnya sesak. Orang yang ia sayangi kembali mati terbunuh, sebagian jiwanya kembali hancur, raganya pun menjadi mati Rasa.

"Dave," ujar anak perempuan tersebut, membuat pemuda itu segera berlari meninggalkan mereka berdua. Anak itu tidak mengejarnya, tidak pula berteriak minta tolong. Karena separuh dirinya sudah terbujur kaku di hadapannya. Ia menggigit bibirnya kasar, mengakibatkan darah juga keluar dari mulut kecilnya.

Matanya terpejam, anak itu berharap bahwa saat ini adalah mimpi buruknya semata. Berharap, manik biru yang terang itu kembali menatapnya penuh kasih sayang.
"Dave," ujar anak itu.

Seorang kakek tua yang pengelihatannya masih dapat digunakan terbelalak kaget, melihat bocah laki-laki yang lehernya terputus dan anak perempuan yang menangis di hadapannya.

Di sudut semak, seorang anak mengawasi. Sudut matanya berair, merasakan kasih sayang secara tidak langsung. Melihat kembarannya yang menangisi seorang bocah yang sangat mirip dengannya.
Tiba-tiba pundaknya di tepuk pelan, "Dave, biarkan. Dea kuat, aku punya rencana besar untuk memusnahkan pembunuh itu."

"Kak Bella."

*

"Fio!" panggil Dazylan, menghentikan cerita dari mulut Kenzie.

"Sial," umpat Fio kesal pada ayahnya.

Kenzie tersenyum tipis, menyuruh kakaknya segera menghampiri Ayahnya.
"Segera," titah Kenzie pada Fio.

Fio melangkahkan kakinya, kemudian berbalik menghadap Kenzie. "Lo masih memiliki utang," peringat Fio, Kenzie mengangguk santai.

༶♛ •┈┈⛧┈┈•♛༶

Lidya sedang mencocokkan style kakaknya, menyuruhnya mencoba semua baju yang dibawanya designer ternama distro dan butik mereka.

"Yang ini kak." Lidya memberikan sebuah celana cargo dan kaos merah dengan motif salur di bagian lengan sebelah kanan.

"Harus lagi?" tanya Damian tidak percaya, pasalnya sudah puluhan, atau bahkan ratusan pasang baju yang ia coba.

Lidya mengangguk antusias, sang designer yang melihat keengganan dimata Damian segera angkat bicara, "sepertinya, tuan muda Damian cocok menggunakan segala style. Secara ia tampan, manis dan begitu imut. Belum lagi kulitnya yang bersih dan tubuh semampainya."

Lidya berfikir sejenak, kemudian menaruh baju yang tadi akan diberikan Damian. "Oke," ujar Lidya setuju, "Aunty boleh pulang." Usir Lidya secara halus.

Sang Designer menurut, ia segera membereskan beberapa baju yang ia bawa, "gak usah, biar kita aja," ujar Damian melarang. Lidya menaikkan sebelah alisnya, seakan bertanya 'ada apa'. Sang Designer mengangguk patuh, kemudian segera keluar kamar Lidya.

"Aku masih memiliki banyak kegiatan," ujar Damian, Lidya menarik tangan kakaknya ketika ia melangkahkan kakinya.

"Lepas kacamatanya, kakak udah pakai softlens, nanti malah merusak mata." Lidya menarik lensa tebal itu dari batang hidung Damian.

"Ya sudah, sana," ujar Lidya mengusir seraya mendorong tubuh Damian.

Pintu kamar Lidya kembali terbuka, menampakkan gadis dengan iris mata menawan. Jantung Damian kembali berdetak hebat, tak karuan. Seperti kesan pertama kali bertemu, terpesona.

"Dea," sapa Lidya hangat, mata Dea tertuju pada kehadiran Damian dikamar Lidya. Ia merasa tidak asing dengan pemuda dihadapannya.

"Iya, gue mau jenguk Tante Sellia," ujar Dea, menjawab pertanyaan yang sejak tadi bercabang pada pikiran Damian.

"Ada di taman, itu pun kalo belum pindah," jawab Lidya, "oh iya, De. Ini kakak gue, Damian. Kakak, ini Dea, sahabat aku." Damian mengangguk mengiyakan.

Dea bergeming, menatap tangan Damian yang sama sekali tidak memberikan uluran tangannya.

Sial, umpat batin Dea kesal.

"Kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Dea ramah pada Damian. Damian bergeming, ia masih dilanda keterkejutannya. Entah mengapa demikian, ia juga tidak tau penyebabnya.
Detakan jantungnya yang berdetak kencang, nafasnya sesak, bibirnya menjadi kaku, pikirannya yang menjadi sangatlah bercabang. Ia mengakui dirinya bukanlah seperti ini.

Damian berdeham pelan, guna menormalisasikan jantungnya, "menurut mu?" tanya Damian balik.

Dea mengepalkan tangan sebelah kanan yang masuk kedalam tasnya. Damian tersenyum kearah Lidya, kemudian segera keluar kamar adiknya.

Dea marah. Sangatlah marah. Cowok sialan!, umpat batin Dea.

Sebelum Damian benar-benar keluar kamar Lidya, ia menoleh kemudian tersenyum pada Dea. Dan entah mengapa berefek besar pada jantungnya.

Berselang beberapa detik, Dea segera keluar kamar Lidya. Membuat Lidya menggerutu kesal, karena tumpukkan baju di atas kasurnya.

Sellia merapihkan posisi bunga cryshand di hadapannya, tiba-tiba sebuah tangan masuk diantara kedua tangannya dari belakang. Ia mengenali aromanya, Dea, ujar Sellia senang.

"Tante baru pulih masih bisa-bisanya berkebun," omel Dea, mereka memang sangatlah dekat, sama seperti Lidya.

"Ah, Dea." Sellia membalikkan tubuhnya menjadi menghadap Dea. Ia selalu terpesona akan wajah Dea, manik matanya bahkan menjadi favorit dirinya. Belum lagi sikap manis yang membuatnya terkesan menjadi wanita lembut.

"Aku selalu suka wajah mu." Sellia mengelus pelan rahang Dea, "pasti pria yang menjadi suamimu akan beruntung." Sellia mendekap Dea erat.

"Tante juga cantik, baik, lembut. Gak kayak Dea," sahutnya kemudian terkekeh, mengingat hal apa saja yang membuatnya menjadi Dea sekarang.

"Gimana hubungan kamu dengan Bella?" tanya Sellia seraya melepas dekapannya. Dea terdiam, ia teringat perkataan Bella sebelum ia berkhianat.

"Dea, akulah sahabatmu. Aku menginginkan luka itu sembuh, aku menginginkan Dave kembali. Sejatinya apapun yang aku lakukan semuanya demi kebaikan kita. Aku tidak berkhianat pada siapapun, aku hanya mencoba mengembalikan yang seharusnya." Dea terlonjak kaget karena sentuhan tangan Sellia di pundaknya.

"Aku dengannya sudah lama tidak berkomunikasi, juga aku tidak pernah lagi berjumpa dengannya." Dea tidak tau apa yang di lakukan Bella saat ini.

"Dea, Bella itu sayang sama kamu. Seperti Tante, bahkan dia yang mengenali kamu terlebih dahulu ketimbang Tante. Dia tidak berkhianat, hal yang dia lakukan saat ini untuk kebaikan kalian semua, Dea, Lidya, Fio, Clarita, Eric, Dazylan, Tante sendiri, dan bahkan Davendra."

♛ •┈┈⛧┈┈•♛༶

Sudut bibirnya merekah, gadis dengan manik mata hazel itu kini sangat senang. Pencapaiannya sedikit lagi, bertahun-tahun ia berusaha. Baginya dendam itu harus terbalas, sakit hati itu harus terlampiaskan.

Bella melangkah pada keberadaan Kenzie, menatap cetakkan foto yang baru saja keluar, Dazylan juga ada disana. Berdiri dengan tenang, ia juga memiliki peran besar pada rencana Bella.

"Kak Bella, kita hanya menunggu waktunya." Kenzie merapihkan bukti-bukti yang mereka miliki.

"Benar Dave, cepat atau lambat penghianat itu akan musnah." Dazylan merobek foto yang berisi kenangan masa lalu di masa SMA-nya dulu, "setelah merusak semuanya, kini dia juga harus rusak."

Mardon Bhateegana, Alveo Dazylan, Zarch Sendy, dan Berthon Luce. Mereka dahulu adalah sahabat, tapi karena keserakahan hati salah seorang diantara mereka, itu mampu menghancurkan hubungan itu dalam sekejap.

Sampai di part ini ada yang baru penasaran? Atau bahkan udah menemukan Clue?

Kenzie tuh siapa? Dan apa yang sedang direncanakan Bella?

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak guys ❤️

11-01-2021

1580kata.
Terpublikasikan : 17-01-2021

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

6.2M 482K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
190K 5.4K 49
[Budayakan VOTE Sebelum Membaca] The Billionaire Prison [Love is Difficult] Sungai Thames, London. 📌 "Bersihkan semua, jangan sampai ada yang tertin...
468K 21.8K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...
1.5M 80.5K 36
SELESAI (SUDAH TERBIT+part masih lengkap) "Nek saumpomo awakdewe mati, awakdewe bakal mati pas negakke keadilan. Mergo sejatine hukum kui kudu sing r...