"Jawab!" Bentak sang Ibu membuat Hyemi bangkit dan balik menatap ibunya dengan bengis.

"Apalagi! Aku hanya ingin menghancurkan hidup jalang itu seperti dia menghancurkan hidup Oppa!"

Wanita itu menghembuskan napas kasar lalu mencengkram kedua bahu Hyemi. "Sudah berapa kali ibu katakan padamu untuk melupakan semua itu!"

"Kenapa aku harus lupa! Ibu lihat sendiri seperti apa penderitaan Oppa-"

"Itu karena ulah kakakmu sendiri! Dia sendiri yang-" Ucapan wanita itu tertahan, lidahnya mendadak menjadi kelu hingga ia tak mampu melanjutkan kalimatnya.

"Apa! Jihun Oppa yang apa!" Seru Hyemi sembari menampik tangan sang ibu dari bahunya. "Ibu jawab! Jihun oppa yang kenapa! Apa yang kalian sembunyikan!" Jerit Hyemi murka.

"Lupakan.. Kembali ke kelasmu, kau tak perlu tahu" Final sang ibu dan berjalan menuju kursinya, membuat Hyemi muak. Gadis itu benar-benar sudah muak dengan semua ini.

"Kenapa aku tidak boleh tahu! KENAPA SELALU AKU YANG TIDAK BOLEH TAHU!" Jerit Hyemi menumpahkan segala amarahnya. Napas gadis itu memburu, bersama dengan detak jantungnya yang bertalu. Rasanya begitu sesak dengan amarah yang terus meluap.

Wanita itu menghela napas, berusaha tetap tenang meladeni amarah sang putri. "Kau tak akan mengerti-"

"Aku mengerti! Aku bisa mengerti jika ibu mencoba membuatku mengerti! Sebenarnya apa yang selalu kalian rahasiakan dari ku!"

"Kembali ke kelasmu, biar ibu yang urus masalah video mu" Balas sang ibu sembari duduk tenang di kursinya, seakan tak mendengar seruan amarah sang putri dan tentu itu membuat emosi Hyemi semakin meluap.

"IBU JAWAB APA YANG-"

"KANG HYEMI!" Bentak sang ibu sembari menggebrak meja kuat, membuat Hyemi terdiam dengan rahang yang mengeras.

"Keluar" Lanjutnya tenang namun penuh penekanan, seakan tak menerima bantahan apapun lagi.

Hyemi mendecak kesal dan langsung berjalan pergi, keluar dari ruangan sang ibu dengan perasaan penuh emosi namun langkahnya terhenti kala ia lihat Jaemin berdiri didepan ruangan ibunya saat ia membuka pintu.

"Mau apa kau?" Sinis Hyemi menatap tajam si pemuda yang masih berdiri diam.

Jaemin melirik Hyemi sekilas lalu berpaling, menatap sang kepala sekolah yang juga tengah menatapnya. "Aku yang melakukannya" Ucapnya tenang membuat pasangan ibu dan anak itu menyerengit bingung.

"Maksudmu?" Tanya Hyemi skeptis membuat Jaemin kembali berpaling, menatap kedua mata Hyemi lamat dan kembali melanjutkan ucapannya.

"Aku yang merekam dan menyebarkan video mu"

....

Mark meringis kala wanita didepannya mulai membalut telapak tangannya dengan perban, wanita separuh baya yang juga merupakan seorang guru hanya menghela napas prihatin melihat luka mark.

"Ck, astaga anak itu benar-benar monster" Gumam si wanita membuat Mark menyerengit skeptis. "Apa maksud ibu? Siapa yang anda panggil monster?"

Wanita itu mendongak, melihat wajah Mark yang tengah menatapnya sinis. "Siapa lagi? Haechan pastinya"

"Haechan bukan monster! Kenapa anda memanggilnya seperti itu!" Bantah Mark tak terima membuat sang guru menaikan sebelah alisnya heran, tak menduga respon siswa didepannya.

"Lihat saja tanganmu.." Tunjuk si wanita sembari mengangkat perban ditangan Mark. ".. Jelas bukan? Belum lagi dengan semua keonaran yang dia buat. Anak itu benar-benar" Lanjutnya kesal, karena sesungguhnya guru itu sudah lelah dengan semua masalah yang berpusat pada Haechan.

Sour Candy | MarkHyuck☑Where stories live. Discover now