Tokoyami langsung memerintahkan Dark Shadow menyerang Nagisa, tapi Nagisa lebih dulu menangkap Dark Shadow dan menariknya membuat tubuh Tokoyami ikut tertarik dan memukul tepat di bagian hatinya, membuat Tokoyami mengeram kesakitan.

"Fuhh.... Tinggal tiga orang lagi."ucap Nagisa. "Ayo segera kita akhiri agar kita bisa mulai latihan yang sebenarnya!"lanjutnya.

"Todoroki buat es di sekeliling Shiota-kun dan gunakan apimu untuk membatasi ruang geraknya aku akan menyerangnya di udara dan Uraraka-san aku butuh bantuanmu jika nanti Shiota-kun mengunakan pisaunya untuk menyerang!"kata Midoriya.

Mereka melakukan sesuai instruksi Midoriya sampai akhirnya Nagisa kehilangan pijakan membuatnya jatuh, tapi Nagisa tidak membiarkan hal itu terjadi.

Tepat dia hampir jatuh Nagisa langsung mengambil pistolnya dan menembak Todoroki yang berada didekatnya dan dia langsung bangkit lalu segera berlari kearah Midoriya.

'Hebat.... Walaupun hampir jatuh dia mampu menembak Todoroki dalam keadaan seperti itu.'pikir Midoriya. 'Lalu langsung bangkit dan menyerangku, sekarang aku harus bagaimana?!'

Nagisa menyimpan pistolnya dan menyerang Midoriya dengan tangan kosong, Uraraka berusaha membantu Midoriya, dia membuat benda di sekelilingnya melayang dan menjatuhkannya di sekitar Nagisa.
"Kai"

Nagisa berusaha menghindari benda-benda tersebut dan bersembunyi di balik batu.
"Aku tidak bisa menghindari semua itu."gumamnya melihat beberapa luka yang dia dapatkan.
"Ahh, aku ingin segera berakhir."lanjutnya.

Nagisa mengambil pisaunya dan menunggu serangan Uraraka berakhir, setelah serangan itu berhenti, dia lebih dulu menyerang Uraraka.

Dan Uraraka berusaha melawan Nagisa dengan pengalaman dari magangnya mampu membuat pisau Nagisa terlepas dari tangannya.

"Yatta, aku berhasil!"teriak Uraraka.
Nagisa langsung menjegal kaki Uraraka dan menendang belakang kakinya, dan mengunci kedua tangannya.
"Jangan senang hanya karena seranganmu berhasil!"ucap Nagisa sambil mengambil pisaunya dan mengoreskannya ke leher Uraraka.

"Oke, sekarang tinggal kamu, Midoriya-kun! Karena aku tidak ingin ini berlangsung lama jadi ayo kita selesaikan sekarang!" Nagisa membiarkan rasa haus darahnya merembes begitu saja membuat Midoriya membeku tidak bisa bergerak dan Nagisa mengambil kesempatan menembaknya.

Semua yang melihat itu tidak bisa berkata-kata, sampai.
"Oke, untuk AC pendapatnya bagaimana?"tanya Koro-sensei.
Terasaka dan gerombolannya sudah siap dengan komentar pedas mereka.
"Buruk"
"Terlau banyak celah"
"Ceroboh."

Saat mereka ingin melontarkan komentar lain Koro-sensei terlebih dulu menghentikannya.
"Stop, jangan katakan apapun, Sensei yakin ucapan kalian terlalu pedas dan blak-blakan untuk mereka, jadi biar Sensei saja yang bicara!"

"Lalu kenapa Sensei menanyakan pendapat kami!?"komen Muramatsu.
"Seperti apa yang mereka bilang, terutama Bakugo-kun jangan libatkan emosimu dalam bertarung itu hanya membuat seranganmu tidak terarah dan mudah dibaca."

"Shiota-kun!"panggil Midoriya
"Nani?"
"Boleh aku bertanya tentang, bla bla bla bla........."
"Hei, hei tenang Midoriya, Nagisa tidak akan kemana-mana jadi tanyakan satu-persatu, oke!"kata Karma.
"Ahh, gomen"

"Jadi kalian kelas A dan B secara di pisahkan diri dan pergi ke siapa dan akan belajar apa!"ucap Isogai.

Lalu mereka berpencar untuk mulai belajar dengan kelas AC.
.
.
.

'Hari ini merupakan hari terakhir kami belajar dengan kelas khusus, aku sudah tidak sabar akan hal itu!'pikirnya berjalan dengan semangat memasuki kelas.

3E vs 1AWhere stories live. Discover now