02. He is Kim Wonpil

486 104 13
                                    

Wonpil menggerakkan jarinya dan membuka matanya perlahan. Dia membiasakan cahaya masuk mengenai retinanya. Melihat sekeliling yang terasa asing baginya. Rasa nyeri kembali menyerang tubuhnya.

Dia mencoba duduk sambil terus meringis, memegangi kepala dan perutnya yang terasa sangat sakit. Wonpil mencoba mengingat kejadian semalam dan mengapa dia bisa berakhir di tempat yang megah ini.

Namun perasaan takut kembali menyelimuti dirinya. Bagaimana jika ini adalah tempat lelaki jahat semalam? Dia menggelengkan kepalanya dengan nafas memburu.

Wonpil menyibakan selimutnya dan berjalan menuju pintu. Namun baru dua langkah dirinya tumbang karena tubuhnya masih sangat lemas.

Dia merangkak dan mencoba menggapai gagang pintu dengan susah payah. Belum sempat Wonpil meraihnya, pintu sudah terbuka dengan penampakan anak kecil sedang berdiri bertumpu pada dinding di depannya.

"Ugh?" anak itu memiringkan kepalanya bingung. Berjalan ke arah Wonpil dengan tidak seimbang, kemudian jatuh terduduk.

Wonpil memundurkan wajahnya ketika tangan mungil anak itu menyentuh luka lebamnya. Kemudian berteriak dengan pelafalan yang tidak jelas "Ppa! Ni!"

"Ppa~!" teriaknya semakin kencang dan menoleh kesana kemari seperti sedang mencari seseorang.

Wonpil kembali dikejutkan oleh lelaki yang sedang membawa nampan berisi makanan dan terlihat panik melihat kondisinya. Dengan reflek lelaki itu meletakkan nampan di meja samping tempat tidur.

"Astaga! Kau tidak papa? Kenapa bisa di lantai seperti ini?" tanyanya sambil membantu Wonpil berdiri dan kembali membawanya ke kasur. Disandarkannya tubuh kurus Wonpil di kepala ranjang.

"Dowoonie come here~" anak itu mencoba berdiri, berjalan sempoyongan dengan cepat dan terjatuh di pelukan papahnya.

"Hai, perkenalkan aku Kang Younghyun" dia membenarkan posisi si kecil di pangkuannya, "Dan ini putraku, Park Dowoon" ucapnya dengan senyuman manis.

Wonpil yang masih bingung sekaligus sedikit takut hanya bisa diam meremas selimut. Seakan tahu, lelaki bermata rubah itu menggenggam tangan Wonpil "Tidak usah takut, kami bukan orang jahat"

Dia menggoyangkan tangan Dowoon "Halo uncle aku anak baik kok" ucapnya dengan suara seperti anak kecil, lalu terkejut melihat reaksi Wonpil yang sedang tersenyum kecil.

"Oh god, kau manis sekali.. Siapa namamu?"

"Aku.. Kim Wonpil" dia berkata dengan suara parau dan sangat lirih.

Setelah sibuk memandang wajah indah Wonpil, dia kemudian tersadar dan menata meja juga nampan yang berisi makanan tadi di depannya.

"Aku buatkan sup ayam dan juga susu hangat untukmu" ucapnya sambil memberikan sendok untuk Wonpil.

"Makanlah yang banyak Wonpil, kau pasti sangat lapar kan?" yang ditanya hanya menangguk pelan.

"Aku hanya bisa menemukan pisang untuk hidangan penutupnya. Tck! Lelaki itu bahkan tidak memiliki apa-apa selain ramen" dia berdecak pelan.

"Ini juga sudah lebih dari cukup Younghyun-ssi"

"Hey jangan terlalu formal, panggil saja Younghyun atau Brian oke?" lelaki manis itu hanya mengangguk canggung.

Younghyun terus memandangi wajah manis lelaki didepannya. Senyuman di bibirnya tidak luntur sedetikpun. Padahal wajah Wonpil saat ini sedang tidak baik, lebamnya masih terlihat jelas memenuhi pipi tirusnya.

"Wonpil-ah jangan lupa pisangnya dimakan ya?" ucapnya dengan sangat gembira entah kenapa.

"Nana? un mu nana" si kecil yang sedaritadi sibuk dengan imajinasinya seketika beralih menatap papahnya dengan pandangan berbinar.

Hi, hello! boy [ ON GOING ]Where stories live. Discover now