S a t u

2.4K 222 10
                                    

Perbedaan, tangisan, luka, dan amarah.

—————

Bunda menangis di sofa rumah yang nampak sedikit usang itu, sedangkan anak lelaki nya nampak termenung dengan tatapan sendu kepada bunda nya.

"Bunda... " lirih lelaki mungil itu diiringi suara tangisan nya.

"Maafin bunda ya nak, bunda janji kok bakal kerja supaya kamu gak capek-capek kerja sana-sini." bunda berucap pelan.

Sedangkan lelaki mungil itu masih menundukan kepalanya dalam, bayangan adegan perselingkuhan ayah nya masih jelas di pikiran lelaki itu, ada satu pertanyaan yang terus ia pertanyakan dalam dirinya.

Kenapa ayah tega menyelingkuhi bunda dan memilih meninggalkan mereka?

Namun setelah pikiran itu tangisan nya mereda, tergantikan oleh rasa kantuk yang mulai menjalar seolah memberitaunya untuk segera pergi beristirahat.

"Bunda... Abian mau tidur." ujarnya.

"Iya Bian, jangan lupa berdoa sebelum tidur ya. Nanti bunda nyusul." balas sang bunda.

Dan dengan itu semua, lelaki bernama Abian itu pergi melangkah ke arah kamarnya dengan langkah lunglai, kepalanya sakit karena kejadian hari ini.

—————
F A I T H
—————

Langit biru bersamaan terik matahari yang kian menyengat itu tak meredakan semangat Abian untuk berlarian menuju minimarket di depan kompleknya untuk membeli tepung karena bunda tadi menyuruhnya.

"Mbak, tepung terigunya 1 kg ya." ucap Abian kepada wanita yang ada di minimarket itu ketika ia sampai.

Hanya butuh beberapa detik bagi Abian untuk akhirnya ia mendapatkan tepung terigu ditangannya.

"Uangnya— "

ZRASHHH

"Loh, hujan!" pekik Abian heboh sebab tiba-tiba saja hujan deras turun begitu saja, padahal tadi sangat panas.

"Cuma hujan biasa mas Bian, bisa lari-lari sampe rumah." ucap mbak minimarket.

Abian tersenyum kikuk sebelum menjawab, "Saya gak bisa kena air hujan mbak, langsung sakit soalnya."

"Duh mas, bawa payung gak?"

"Enggak, hehe."

"Didepan ada payung tuh mas biasanya, bisa dipake tapi jangan lupa dibalikin."

Abian tersenyum riang, sepertinya keberuntungan ada dipihak nya kali ini, segera setelah berucap terimakasih pada mbak minimarket, Abian berjalan keluar dengan santai.

Matanya langsung mencari payung yang tadi dikatakan, ketika mata doe itu melihat payung, Abian hendak meraihnya, namun pergerakannya tertahan karena payung itu sudah diambil lebih dulu.

"Loh, saya duluan yang mau ambil payung nya pak." ucap Abian pelan namun dengan nada yang dibuat kesal.

Lelaki yang di panggil pak oleh Abian itu menoleh cepat, wajahnya menunjukan ketidaksukaan.

"Maaf ya dek, saya masih cukup muda. Jangan panggil pak." balas lelaki itu.

"Yaudah saya minta maaf, tapi balikin payung saya nya."

𝐁𝐥𝐮𝐞 𝐍𝐞𝐢𝐠𝐡𝐛𝐨𝐮𝐫𝐡𝐨𝐨𝐝 [CHANBAEK END] ✅Där berättelser lever. Upptäck nu