Boleh ka – Kirana.

Adam lalu mengirimkan lokasi tempat.

---

Hari Sabtu, pukul 19.00 WIB. Kafe dengan konsep cozy disana tidak terlalu banyak orang. Kirana datang dengan pakaian casual, karena niatnya hanya sekedar dinner sembari mengobrol. Wanita itu memakai celana kulot berwarna hitam dan kaos lengan panjang berwarna putih.

Ia sudah memesan untuk tidak jemput, karena tadi Kirana habis menemani Ka Gilang untuk membeli sepatu. Tak lama Adam datang.

"Lama ya?" tanyanya kawatir.

Kirana menggeleng, "Baru dateng juga aku," Adam menghela napas lega lalu mengambil tempat di samping Kirana.

"Kamu udah pesen?" Adam mengambil buku di atas meja.

"Belum," jawab Kirana.

"Mau pesen apa?" Adam memberi.

"Aku nasi goreng seafood sama es jeruk," kata Kirana setelah memilah menu yang menurutnya enak. Adam memanggil pelayan dan memesankan pesanan mereka.

"Tadi kamu abis dari mana?" Adam memulai pembicaraan.

"Abis nganterin kakak aku beli sepatu," Adam mengangguk.

"Kamu engga sekalian beli?"

"Beli aku juga," Kirana tertawa kecil, Adam pun. Makanan mereka pun datang.

---

Adrian turun dari mobil, tangannya merogoh mengambil ponsel untuk menelpon seseorang.

"Lu dimana? Udah sampe?"

"Masih di jalan sama anak-anak, lu masuk duluan aja," sahut Hilmi. Mereka memang biasa sekali terlambat, pasti Adrian yang selalu datang pertama.

"Gua masuk duluan, awas aja lama, gua tinggal balik," Adrian mematikan ponsel sepihak. Lelaki itu ingin teman-temannya cepat sampai.

Adam? – Adrian

Saat ia ingin berjalan, matanya berhenti ke seseorang. Adam. Adrian melihat Adam di parkiran sedang menelpon, sedang apa dia disini? Yang mengikuti rapat OSIS hanya BPH/struktur inti saja, dan Adam bukan termasuk didalamnya.

Lelaki itu malas menyapa dan langsung memasuki kafe. Adrian mencari tempat yang nyaman dan tidak terlalu banyak orang agar diskusi tidak terganggu. Adrian mengambil tempat di pojok dekat jendela, setelah memesan minuman, pandangannya tak sengaja bertemu seseorang.

Kirana? –Adrian.

Matanya menyipit, memperjelas pengelihatan, apakah benar sosok itu yang bernama Kirana, adik kelasnya. Benar itu dia, kenapa Kirana disini? Seorang diri lagi. Senyum Adrian mengembang, ia menyadari sesuatu, ini pasti ada hubungannya dengan seseorang yang ia temui di parkiran tadi, Adam dan Kirana. Wanita itu berdiri lalu pergi ke toilet, Adrian berdiri dan mengikuti. Terbesit sesuatu, sepertinya akan menyenangkan.

---

Kirana merapihkan sedikit pakaian dan mengecek penampilannya sedikit, lalu keluar dari toilet. Matanya terkejut. Melihat seorang laki-laki bersandar di depan toilet wanita, Adrian menampakkan senyum smirk.

"Ka Adrian?" lelaki itu berdiri dan mendekat. "Ngapain disini? Ngikutin gua ya?" tanya Kirana lagi.

"Kurang kerjaan banget gua ngikutin lu," jawab Adrian santai. Lelaki itu membenarkan posisi berdiri.

"Terus ko bisa disini?"

"Ini tempat umum, siapapun boleh datang kan," Kirana memutarkan bola mata, ia tau kalau kafe ini dibuka untuk semua orang, tapi bukan itu jawaban yang ia mau.

KIRANA (COMPLETED)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon