7 - The Escape

366 77 10
                                    

"Eric yang selama ini bersama kalian, bukan Eric yang sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eric yang selama ini bersama kalian, bukan Eric yang sebenarnya. Aku Eric yang asli," kata Eric meyakinkan.

"Be… Benarkah?" Chanhee menatap wajah Eric yang penuh luka. Kalau dipikir-pikir, baju yang Eric kenakan saat awal berangkat dan setelah masuk hutan memang berbeda. Lagi pula, luka di wajahnya ini sebagai seolah menjadi bukti bahwa yang ia ceritakan tadi bukan mengada-ada.

"Tentu saja, hyung. Kalau bukan, aku pasti sudah membiarkanmu mati dari ketinggian itu dan memakan habis seluruh tubuhmu!"

Chanhee terdiam sebentar menatap maknae yang menatapnya dengan tatapan meyakinkan. Tiba-tiba saja Chanhee memeluk Eric dan kembali menangis di pundak anak itu.

“Eric…”

“Tenanglah, hyung.”

“Jacob hyung, Sangyeon hyung, Juyeon. Mereka... Mereka sudah mati."

“Iya, hyung. Aku tahu,” ucap Eric melepaskan pelukannya dari Chanhee. Lirihan sedih juga terdengar dari caranya berbicara. Bagaimana tidak? Tiga temannya sudah mati tanpa dia bisa melakukan apa-apa.

Terutama Juyeon. Hyungnya yang paling ia sayangi, pergi tanpa mereka mengucapkan sepatah kata pun. Air mata tak kuat pula ia bendung di pelupuk matanya. Namun sebisa mungkin, ia coba terlihat lebih tegar dari pada Chanhee.

“Bagaimana kau tahu?” Chanhee menghapus air mata di pipinya.

Eric melakukan hal yang sama pada air matanya, sebeljm menjelaskan, “Aku memperhatikan kalian tadi. Aku bisa lihat dan dengar semua kejadian dari luar rumah lewat jendela.”

“Kau ada di dekat kami? Lalu kenapa kau tidak menemui kami? Kenapa kau biarkan monster itu menjelma jadi dirimu?!”

“Aku selama ini berada dalam gua, sakit dan lemah, hyung. Aku baru menemukan rumah ini sejak monster itu mulai menyerang Juyeon hyung. Aku bahkan menyaksikan sendiri... bagaimana Juyeon hyung, Sangyeon hyung, dan Jacob hyung mati,” jawab Eric. Air matanya keluar lagi. Kali ini tak bisa ia tahan.  Sendirian di dalam sebuah gua yang menyeramkan, dengan keadaan tubuh yang sakit, tanpa seorang pun tahu keadaannya. Ditambah kenyataan bahwa ia ditinggal pergi oleh teman-temannya tanpa sempat sedetikpun bercengkrama. Apa tak ada yang lebih buruk lagi untuk Eric?

“Maafkan kami, Eric.”

“Untuk apa, hyung?”

“Karena kami tak tahu bahwa yang selama ini bersama kami hanya jelmaanmu,” Chanhee menunduk, tak berani menatap wajah Eric.

Jujur, Eric memang kecewa dengan kenyataan itu, tapi dalam keadaan begini siapa pun tak mungkin bisa berpikir lurus. Ia mencoba kuat.

“Ini bukan salah kalian, hyung. Makhluk itu memang cerdas dan licik. Dia tahu aku sakit dan membuangku setelah menjelma menjadi diriku."

HungerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang