Felix bukan tipe orang yang merasa segan atau takut bertemu dengan senior-seniornya walaupun dari fakultas lain. Dia tipikal yang cuek dan mudah akrab pada dasarnya dengan orang-orang.

Beberapa orang di fakultas sastra yang kenal Felix menyapa dirinya saat melihat Felix berjalan menuju kantin sastra, termasuk anak-anak perempuan di fakultas sastra yang suka pada dirinya. Sesampainya disana, dia melihat Krisna melambaikan tangannya memberitahu bahwa dia sudah melihat Felix.

Felix menghampiri Krisna dan melihat sudah ada beberapa makanan diatas meja.

"Ini mau makan berdua atau ramean sih, Kak?"

"Hahahaha, saya lupa untuk bilang supaya mengajak dua sahabatmu itu."

"Serius lupa? Jadi Kak Krisna ngga khusus ngundang makan gue doang dong yaa?."

Felix mengatakan itu dengan tersenyum tapi ada raut sedikit kecewa terlihat.

"Eh, ngga begitu. Benar kok saya hanya mengundang kamu saja. Benar. Ngga bohong."

Kepanikan Krisna dengan muka merah membuat hati Felix menjadi berdebar tak menentu. Felix berpikir apakah Krisna memiliki perasaan yang sama atau memang hanya sekedar ingin menjadi teman baik?.

Mereka berdua makan sambil diam dan terkadang sambil menatap satu sama lain. Masing-masing bingung mau bicara apa sampai kemudian sahabat Krisna di fakultas sastra berjalan menghampiri meja mereka dan menggebrak meja.

Braaak!

"Ini adeee apeeeeeeee makan sambil diem-diemaaaan? Ngobrooolll atuuuh ngobrooolll ... Hadeuuuhh .. Udah kayak anak SMA pacaran aja kalian teh ih ... "

"Jaka! Jangan begitu, ngga enak sama Felix."

Felix nyengir dan mengangguk pada Jaka.

"Hai Kak, saya Felix, anak fakultas teknik, adik angkatan."

"Hahahahaha, iyaa, udah tau kok kamu itu Felix adek angkatan yang sering banget nolongin Krisna kaaan. Krisna suka cerita ama sayaaah. Mau tau ngga yang diceritain Krisna apa?"

Krisna memerah mukanya dan melotot pada Jaka yang sedang tertawa terbahak-bahak. Jaka adalah sahabat Krisna di fakultas sastra. Entah kenapa Krisna merasa dirinya nyaman jika bercerita kepada Jaka, mungkin karena Jaka adalah pendengar yang cukup baik dan jarang sekali berkomentar jika tidak diminta.

"Tenang, Kris, rahasia kamuh maah aman sama sayah. Asal makan siang hari ini disponsorin kamuh yaa."

Krisna menggeleng-gelengkan kepalanya sambil cemberut.

Jaka kemudian meninggalkan meja dimana Krisna dan Felix duduk, dia menghampiri temannya yang lain yang juga sedang berada di kantin sastra. Jaka memang terkenal ramah dan banyak yang kenal baik dengan dia. Senior-senior pun menyukai Jaka yang sangat ringan tangan membantu siapa pun yang meminta bantuannya.

"Kamu pulang jam berapa? Hari ini bawa motor?"

Felix mengangguk sambil terus mengunyah makanannya. Krisna tersenyum. Tiba-tiba Felix menatap Krisna dan setelah itu dia mengambil gelas berisi teh manis hangat.

"Krisnajana, gue telah melakukan kebodohan."

Felix berbisik sambil melihat kiri dan kanan. Krisna tertawa, dia merasa senang dirinya dipanggil Krisnajana oleh Felix.

"Kebodohan apakah?"

"Gue itu kan latihan basket sore ini dan gue janji mau bantuin nyokap tutup toko terus pulang bareng ke rumah sama nyokap."

"Ya tinggal bicara sama anak-anak basket kalau kamu sudah janji sama ibu untuk bantu menutup toko dan pulang bersama ibu ke rumah."

"Gue ngga bisa ijin karena udah mau dekat pertandingan dan gue beneran lupa. Duuh!"

FELIXWhere stories live. Discover now