15. The New One

Depuis le début
                                    

"Apa isinya?"

"Kalau sudah kubaca terlebih dahulu aku tidak akan memberikan kertasnya kepadamu" sarkasnya dan itu membuat Yeonjun terkekeh pelan. Rasanya sudah lama sekali ia tidak mendengar sarkasme seperti itu dari kesayangannya.

"Biarkan saja. Paling hanya orang iseng yang tidak ada kerjaan"

"Tapi bagaimana kalau ini penting, Yeonjun"

"Baiklah baiklah. Kau berisik sekali"

"Hei!"

Yeonjun kembali terkekeh kecil. Masih dengan memeluk pinggang yang lebih muda, sebelah tangannya akhirnya mengalah dan mengambil kertas itu. Ia membuka kertas itu kemudian alisnya mengerut tak suka saat melihat isinya.

Hai, Yeonjun.

Apa kabarmu? Hari ini aku datang ke rumahmu tapi sepertinya aku salah tanggal haha. Aku lupa hari ini kau masih di Jerman.

Aku ingin memperingatkanmu. Seminggu lagi Ayah ulang tahun dan kau tidak melupakannya kan?

Saat hari ulang tahun Ayah, kita akan mengadakan acara makan keluarga. Kami semua merindukanmu. Jadi, datang ya, adikku tersayang.

Hyung mu yang tercinta

"Eh? Bukankah kau anak tunggal, Yeonjun?"

***

Soobin berjalan di koridor berbarengan dengan Beomgyu yang mengoceh soal ini itu. Sayangnya, pikiran Soobin sedang berkelana pada kejadian kemarin yang masih terasa janggal untuknya.

Saat ditanya oleh Soobin, Yeonjun malah meremas kertas itu dan membuangnya sembarangan. Ia malah menyuruh Soobin untuk tidur setelah menjawab, "Sudah kubilang itu hanya orang iseng. Kau tahu sendiri aku itu anak tunggal"

Dan Soobin tidak berani bertanya lebih lanjut tentang itu. Selain karena mood Yeonjun yang terlihat memburuk, Soobin tidak akan lupa ekspresi yang Yeonjun tunjukan saat ia mendekap Soobin dalam pelukannya.

Walaupun tidak terlihat jelas karena Soobin melihatnya secara diam diam, sejauh ini, itu adalah ekspresi Yeonjun paling menyeramkan yang pernah ia lihat. Dan walaupun usapan tangan Yeonjun pada punggungnya sangat lembut, itu bukanlah usapan hangatnya yang seperti biasa.

Kali ini terasa dingin. Teramat dingin hingga bulu kuduknya berdiri. Akhirnya Soobin memaksakan diri untuk tidur dan untungnya keesokan harinya, Yeonjun sudah kembali normal walaupun ada sesuatu yang terlihat berbeda.

Ia terlihat seperti sedang menahan amarahnya. Yah, lagi lagi, Soobin tidak berani bertanya. Ia tidak mau melewati garis pembatas antara ia dan Yeonjun.

"Soobin hyung"

Kesadarannya kembali saat tiba tiba seseorang memanggilnya. Ia melihat, Kai yang menunduk sembari menahan ujung bajunya.

"A-aku ingin bicara"

***

Drap

Drap

Drap

Soobin menghentakkan kakinya kesal sembari berjalan menuju ruangan Yeonjun.

Demi tuhan Yeonjun benar benar menyebalkan. Ia menuduh Soobin kembali berhubungan dengan Kai setelah kejadian kemarin dan langsung memanggilnya untuk segera menghadap.

Sialan. Soobin lupa bahwa Yeonjun selalu menyewa seseorang untuk terus mengawasi gerak geriknya. Padahal apa yang terjadi tidak seperti yang Yeonjun pikirkan. Ditambah lagi ada Beomgyu disana. Tidak mungkin ia dan Kai macam macam.

BRAK!

Seperti biasa, Soobin menendang pintu ruangan Yeonjun dan setelahnya, kedua bola matanya membola ketika disuguhkan pemandangan tak terduga.

Disana, Yeonjun duduk dimeja kerjanya dengan seorang wanita dipangkuannya. Ya, SEORANG WANITA.

Oh, dan lihatlah. Sepertinya mereka sudah bermain cukup jauh. Semua kancing kemeja wanita itu sudah terbuka menampakkan dua gundukan yang terlihat sesak didalam bra ber-renda berwarna hitam.

Soobin melipat tangannya didepan dada, menatap Yeonjun sebal. "Wah wah. Ada yang sedang bersenang senang"

Yeonjun menghembuskan nafasnya berat dan menyingkirkan wanita itu. "Ini tidak seperti yang kau pikirkan"

Soobin mengangkat sebelah alisnya, tersenyum meremehkan. "Oh ya? Same as mine, then. Ini tidak seperti yang kau pikirkan"

Yeonjun sudah membuka mulut-hendak membalas ucapan Soobin sebelum perempuan itu lebih dulu bersuara. "Wah wah. Kau memiliki pegawai yang tidak sopan, ya"

Wanita itu berjalan ke arah Soobin sembari mengancingkan kembali kemejanya. Ia menatap Soobin, meremehkan, ikut melipat tangannya didepan dada.

"Sebagai seorang pegawai, kau tidak memiliki rasa takut dan tidak tahu diri, ya. Berani beraninya memasuki ruangan bosmu sendiri dengan cara seperti itu. Aku penasaran bagaimana cara Yeonjun akan memecatmu nanti"

Soobin memutar matanya. Sok berkuasa. Ia balik menatap perempuan itu malas, berujar menyebalkan. "Lantas kau siapa, nyonya yang terhormat? Jangan bilang kau hanya office girl yang naik pangkat dengan menggoda atasannya"

Yap. Pedas seperti biasanya.

Dan sepertinya perempuan itu juga tersulut emosinya. Ia terlihat kesal sembari mengepalkan tangannya.

"Hah. Kau pikir aku harus melakukan hal rendah seperti itu? Tidak perlu. Tanpa dimintapun, pangkatku sudah tinggi karena aku adalah Hwang Yeji, Choi Yeonjun's baby girl"

Aw. There's a new one here.

TBC

Yoooooo

Ngetik lagi setelah sekian lama, semoga feelnya masih dapet :"D Dan makasih banget buat para readers yang masih setia nungguin book ini 😭😭💙 Luv U! 💙

Semoga suka ya 😭💙💙

Votement nya jangan lupa dan makasih udah mampir! 🙏🏻

Salam,

Cai ❄️🥶

Hei, Baby boy - yeonbinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant