Soobin memutar matanya saat Yeonjun mendaratkan beberapa ciuman dipipi gembilnya. "Tentu saja tidak. Sejak pagi tadi aku memang malas memakai celana karena panjang bajumu mencapai pahaku"

"Ah. Begitukah?"

Yeonjun mengangkat tubuh bongsor itu, membawanya ke atas kasur sembari terus saling memberikan kecupan kecupan ringan satu sama lain.

Tidak butuh waktu lama, kecupan itu berubah menjadi ciuman panas yang cukup dalam. Hanya saja, Yeonjun heran karena Soobin tidak mau membuka mulutnya.

"Baby? Ada apa?"

"Eum? Aku tidak tahu cara melakukannya, Daddy. Teach me"

Yeonjun terkekeh. Mengatakan hal polos seperti itu dengan wajah menggoda, sangat tidak searah. Baiklah. Yeonjun mengerti. Ia akan mengikuti permainannya.

"Sure. Aku akan mengajarimu dengan senang hati, baby. I'll teach you how good I was to make you feel good"

"Hmm" Soobin melingkarkan tangannya dileher yang lebih tua, menatapnya polos dengan mata bulat yang berbinar binar. "Then, what should I do, Daddy?"

Yeonjun menyeringai, mengusap paha si manis sensual dengan tatapan singa jantan yang sudah sangat siap memangsa mangsanya. "Spread your leg, baby boy"

***

"Hei"

"Hm?"

"Berhenti menggerilya tubuhku saat aku makan, bajingan. Kau membuat makananku terasa buruk"

Yeonjun mendengus. Padahal sebelumnya Soobin sendiri yang ingin bermanis-manisan dengan Yeonjun. 'Sudah kembali ke asal ternyata'

"Ayolah, baby. Aku masih merindukanmu. Lagipula kita baru melakukannya beberapa ronde saja. Itu tidak akan cukup untukku"

Soobin mendecak malas. Ia masih lelah setelah digempur habis habisan tapi Yeonjun bahkan menggangu waktu istirahatnya. Ia mulai berpikir apakah keputusannya untuk segera bertemu Yeonjun itu benar atau malah sebuah kesalahan fatal.

Akhirnya acara makannya selesai walaupun Soobin tidak tahu dirinya kenyang atau belum karena fokusnya yang terbagi dua. Dan kini, ia kembali berada dipangkuan Yeonjun yang masih siap untuk ronde berikutnya.

"Aku sudah lelah, Jun. Lanjut besok saja ya?" bujuknya sembari mengusap kepala Yeonjun yang kembali menjamah lehernya.

"Aku masih menginginkanmu, sayang. Ini belum seberapa dibandingkan dengan penantianku selama seminggu kebelakang"

Soobin kembali melenguh saat lagi lagi Yeonjun melancarkan aksinya. Sebenarnya bagaimana Yeonjun bisa sangat fit seperti ini setiap kali mereka melakukannya.

Tanpa sengaja, Soobin melirik ke atas nakas dan teringat akan kertas putih yang ia temukan tadi.

"J-jun. Tunggu sebentar"

"Aku tidak akan membiarkanmu lari, baby"

Soobin mendecak sebal setelahnya menjambak rambut hitam itu gemas dan akhirnya membuat kepala si empu menjauh.

"Aw! Itu menyakitkan!"

"Sudah kubilang tunggu sebentar!" balas Soobin kesal sembari mencondongkan tubuhnya, meraih kertas putih yang dilipat dua tersebut dan menyerahkannya pada Yeonjun yang masih mengusap kepalanya yang terasa perih-hasil jambakan Soobin barusan.

"Ini...apa?" tanyanya bingung.

"Tadi ada seseorang yang menggedor gedor pintu rumahmu. Aku tidak berani membuka pintunya jadi sekitar dua jam setelahnya, aku mengintip keluar dan malah menemukan kertas ini"

Hei, Baby boy - yeonbinWhere stories live. Discover now