2

225 34 0
                                    














alunan melodi terdengar menenangkan dari gesekan benang senar dengan stik biola bahkan terdengar sangat merdu mendengarnya saja akan membuat siapapun yang mendengar jatuh cinta dan merasa nyaman dengan suara musik itu

nada yang tak begitu lembut namun begitu cepat seakan terkejar waktu, seorang pria duduk dipinggir ranjang sambil memainkan biola kesayangan miliknya menghayati setiap musik yang dihasilkan dari biola miliknya

ia menghentikan bermain biola, melirik jam ditanganya setelahnya ia mulai bersiap untuk pergi ke suatu tempat.

karena ia lahir sebagai seorang yang tak berkecukupan ia harus bekerja keras di negeri orang, ia berjalan hingga beberapa kemudian ia sampai disebuah kantor

ia duduk dikursi tepatnya didepan pria parubaya dengan jas yang  dipakai pria parubaya berusia setengah abad namun tetap terlihat kekar dan bugar dengan wajah tegas yang menjadi daya tarik tersendiri

sehun merogoh dibalik jaketnya dan mengeluarkan amplop putih dan meletakannya diatas meja lalu menatap pria didepannya dengan lekat

"ini uangnya dan urus semuanya, aku percaya padamu" ujar sehun lalu menarik tangannya

pria itu menerima amplop itu dan"tenang saja" pria parubaya itu tersenyum aneh tanpa namun sehun tak mengerti arti dari senyum itu

sehun berdiri lalu memakai tas biolanya"ingat, aku akan menghubungimu dan menunggu kabar darimu haringthon" ujar sehun lalu berjalan keluar dari ruangan itu dan segera meninggalkan perusahaan gedung pencakar langit yang menjulang tinggi itu

ada rasa kurang yakin pada dirinya, tapi ia harus lakukan untuk dirinya juga setelahnya sehun pergi dari sana

......

tok tok tok

pintu berwarna putih itupun terbuka dan menampilkan seorang gadis cantik bersurai hitam yang menatapnya dengan ramah tak lupa senyum manis yang ia tampilkan didepan gadis bermata kucing

"kau jennie?" tanya jisoo setelah mengetuk pintu yang sudah terbuka dan menatap tanya

"kau jennie?" tanya jisoo setelah mengetuk pintu yang sudah terbuka dan menatap tanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"um..yup right, tapi keluargaku yang memanggilku dengan nama itu dan kau bisa memanggilku jasmine" sahut gadis cantik itu dan berjalan masuk kedalam diikuti jisoo

"oh ini kasurku?" tunjuk jisoo pada sebuah springbed sedang yang berada dikamar itu.

jennie duduk dikursi dan menoleh pada springbed yang jisoo tunjuk"oh yeah, itu kasurmu dan selamat datang di manhattan" ucap jennie dengan senyum sumringahnya.

jisoo duduk dipinggir ranjang dan menatap jennie"jennie, aku akan memanggilmu jennie" lirih jisoo sambio menatap jennie diseberang sana

"terserahmu saja" balas jennie"jadi kau mendapat beasiswa?" tanyanya menatap jisoo

"yeah, besok adalah kelas pagiku" jawab jisoo

"aku juga dan ini tahun keduaku" ujar jennie.

jisoo hanya mengangguk sebagai respon sambil matanya terus memperhatikan seisi kamar aprtemennya yang terlihat aestetic, sangat modern sekali

fyi, kamar apartemen jennie dan jisoo adalah termasuk beasiswa yang didapatkan, setiap kamar berisi dua orang dan kebetulan jisoo memdapat satu kamar dengan jennie.
sebelumnya pihak beasiswa sudah memberitahu siapa roomate jisoo.

"bagaimana dengan madam alysa?"tanya jennie sambil menatap jisoo

jisoo yang tadinya menatap seluruh isi kamar pun beralih menatap jennie "dia baik, menyenangkan" jawab jisoo dengan senyum andalannya sambil mengendikan bahunya

jennie mengkerutkan keningnya heran "benarkah?" tanya jennie setaunya madam alyson adalah orangnya cuek dan arogant "dia adalah orang yang menyebalkan"lanjutnya dengan wajah yang sudah berubah kesal

jisoo hanya tertawa kecil lalu menggeleng semoga harinya menyenangkan dan berharap dosen yang jennie katakan tidak seperti itu tapi tak menutup kemungkinan jika yang jennie katakan itu benar karena ia bisa melihat jelas bagaimana tatapan madam alyson padanya. tajam

........

Sehun, pria tampan dengan kulit putih pucat bak vampir europe dengan rambut yang bergaya unik mata hazel yang indah bibir tipis pink merekah menambah kesan seksi walau dengan wajah dingin namun tak sedikit yang terpesona sibuk memainkan biolah untuk mendapatkan uang agar tetap hidup di kota besar di Amerika

ia meletakan tas biola itu sebagai wadah untuk mengumpulkan uang yang ia dapat dari musik yang ia mainkan dari biolanya hingga terkumpul sedikit demi sedikit

banyak semua orang berlalu lalang dilorong kereta bawah tanah, tepatnya di bawah anak tangga ia berdiri dan memainkan alunan musik seperti biasanya tempat yang ekatrime untuk mendapat perhatian banyak orang yang akan memberinya banyak uang dolar

tas biola miliknya pun mulai dipenuhi beberapa uang koin dan kertas dolar, setelahnya ia menyalahkan musik bantuan dari speaker kecil yang ia bawah untuk mepengkapi musik biola nya hanya sebagai pemanis setidaknya musiknya tidak membosankan bagi pendengar














VOTE & KOMENT

TBC

BIOLA || [HunSoo] END✔️Where stories live. Discover now