1.) How Could I Forget

108 6 5
                                    

Di suasana yang dingin ini, di tengah derasnya guyuran air hujan tampak seorang anak berusia sepuluh tahun yang sedang berdiri memandangi sebuah makam sambil meneteskan air matanya.

"Eomaaa hiikss". Hari ini ia telah kehilangan seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya. Seseorang yang sangat ia kasihi. Seseorang yang paling sayang dan peduli terhadapnya.

"Aku mohon jangan tinggalkan aku hikks...". Anak itu jatuh merosot ke bawah kemudian memeluk makam ibunya. Ia tak peduli dengan lumpur yang kini menempel di pakaiannya atau keadaannya yang basah kuyup. Ia hanya menyadari bahwa ibunya telah berada di dalam sana untuk selama-lamanya.

"Eomaaaa.. hiikksss".

"Tuan muda sudah saatnya kita pulang". Seorang bodyguard menghampiri anak itu sambil membawa sebuah payung.

"Sireo!! Aku masih ingin bersama eoma". Anak itu kembali menangis tersedu-sedu sambil memeluki makam ibunya.

Bodyguard itu pun meminta bantuan pada  rekannya untuk menggendong anak itu dengan paksa.

"Lepaskan aku! Kubilang aku masih ingin disini!". Anak itu memukuli punggung bodyguard yang menggendongnya.





Sesampainya di rumah

Bodyguard itu masih menggendong tuan mudanya karena sedari tadi dia terus saja memberontak. Lalu mereka menaiki lift untuk menuju ke lantai dua rumah tersebut.

Mereka memasuki sebuah ruang kerja dan disana sudah ada seorang pria paruh baya yang menanti kehadiran mereka semua.

"Maaf tuan kami terlambat". Anak itu masih saja menangis sambil memukuli bodyguard yang baru saja menurunkannya dari gendongan.

"Appaaaa". Anak itu berlari menuju kearah pria yang tidak lain adalah ayahnya.

"Appa hiikss kenapa appa membiarkan eoma pergi?".

"Diamlah! Eoma mu itu sudah mati!".

"Appa jahat! Appa jahat!!".

Plaaakk!!

"Hiiiks hikkkksss". Satu tamparan telah dilayangkan di pipi kanan anak itu.

"Ayo pergi ke kamar mu sekarang!!". Anak itu masih serisak sambil memegangi pipi kanannya.

"Ayo!!". Seakan tidak puas menampar anaknya kini ia menyeret anaknya menuju ke kamarnya.

"Dengar! Jika kau masih ingin tinggal disini berhentilah membicarakan eoma mu itu!". Setelah mengatakan hal itu pada anaknya dia pun pergi meninggalkannya.




Beberapa saat setelah kejadian tadi anak itu perlahan turun dari ranjangnya dan mulai memberanikan diri keluar dari kamarnya.

Ia menuju ke arah dapur

"Han ahjumaaa hiikksss". Dia memeluk seorang wanita paruh baya berusia 50 tahun yang sedang sibuk memotong sayuran.

"Aiigoo tuan muda apa yang terjadi padamu?". Wanita itu terkejut melihat keadaan tuan mudanya yang berantakan. Rambut dan pakaiannya yang dipenuhi lumpur, mata yang sembab, ditambah lagi pipi kanannya yang merah bekas tamparan dari ayahnya.

Melihat hal itu dia pun segera membawa anak itu kedalam pelukannya.

"Han ahjuma k kenapa eoma meninggalkanku? A aku ingin i ikut eoma saja". Anak itu berkata sambil sesenggukan, kemudian air mata kembali mengalir membasahi kedua pipi mungilnya.

Stay By My Side; F e l i xNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ