Gōetia 🔞

2.2K 102 26
                                    

Benci.

Kyuhyun sungguh membenci semua orang yang berada di desa tempat tinggalnya. Mereka mengurungnya atas dasar kesalahan orang lain. Seharusnya, ialah yang dilindungi, karena memang dirinya adalah 'korban'. Namun, derajat dan harta adalah segalanya di mata 'keadilan'. Ia yang hanya bekerja sebagai pengantar susu keliling dan seorang yatim piatu, tak mungkin menang dalam perkara ini. Sebuah tuduhan kejahatan dengan ia sebagai pelaku, yaitu pelecehan seksual pada seorang bangsawan kaya raya di desa tersebut. Manusia itu lemah dengan provokasi, hanya membutuhkan sedikit pemicu saja untuk membelokkan opini publik, dan ledakannya akan menghancurkan reputasi si target bersalah. Tanpa ampun, dapat merusak mental serta meruntuhkan harga diri orang yang menjadi targetnya.

"Itu dia? Mengejutkan, dia memang terlalu cantik untuk menjadi seorang pria. Apa mungkin, itu yang membuatnya terlalu percaya diri?"

"Ah... Tetap saja! Bagaimana bisa, seorang laki - laki mencoba menggoda sesamanya?"

"Menjijikkan, kasihan sekali Duke Albert. Padahal sudah berbaik hati memberikan sumbangan dana untuknya"

"Aku dengar, dia mencoba menelanjangi Duke Albert! Ya ampun, mengerikan sekali!"

"Dia harus disucikan! Mungkin iblis telah menodainya!"

Mereka memasungnya didalam penjara, hal itu dilakukan setelah mengaraknya keliling desa. Ia tidak menangis ataupun menunjukkan rasa takut, wajahnya kaku tanpa ekspresi. Tentu telinganya tidak tuli, ia mendengar semua kalimat cacian dan makian yang ditujukan oleh masyarakat kepadanya. Namun, ia hanya diam, tak sekalipun menundukkan kepala, dengan dagu yang tetap terangkat. Matanya menerawang kosong ke depan, hingga para pengawal dari pengadilan setempat, memasukkannya kedalam sebuah penjara bawah tanah. Kedua kakinya dipasung dengan batu, melukai kulit pucatnya, yang berubah semakin pucat karena ia sudah berdiam selama dua minggu didalam sana. Kyuhyun tidak mengetahui sudah berapa lama pastinya, tidak ada cahaya matahari yang dapat menembus masuk, sehingga ia hanya bisa bertanya pada penjaga sel yang mengantar makanan untuknya. Mencoba mempercayai perkataan si penjaga.

Seharusnya, ia ditinggalkan untuk mati membusuk disana, tetapi sang bangsawan memilih untuk terus membiarkannya hidup. Dua minggu lagi, pria bejat itu berucap penuh keyakinan dan sarat akan janji, dia akan mengunjungi dirinya, dan ia tahu pasti tujuan pria tersebut mendatanginya. Untuk melanjutkan apa yang tertunda, memaksakan sentuhan kotor pada tubuhnya. Semua berawal terhitung tiga minggu yang lalu, pria tersebut tertangkap basah saat sedang mengukung tubuhnya dan merobek paksa bajunya oleh salah satu pelayan yang bekerja dirumah sang bangsawan. Agar nama baik tak tercemar, si pelayan dibayar untuk memutar balikkan fakta. Ia bahkan tak punya kesempatan untuk melontarkan argumentasi, hakim pun telah memandangnya sebagai yang bersalah. Kyuhyun benci itu, karena hak bicaranya bahkan dijegal oleh si bangsawan bejat. Ia dijuluki sebagai pendosa, dilontari sumpah serapah, hingga dicurigai bersekutu dengan iblis.

Sel bawah tanah itu terasa dingin di kulitnya, lantai dan dinding yang dilapisi semen, menghantarkan dampak suhu disekitar. Ia hanya dapat memandang kegelapan, karena terkadang lilin disamping jeruji besi tersebut habis, seperti saat ini. Penjaga pun hanya datang saat mengantarkan makanan. Dalam keheningan yang melingkupi, ia merenungi kehidupannya. Hingga, sebuah kesimpuln tercipta dibenaknya. Ide itu tercetus akibat kebencian, amarah, dan kesedihan yang semakin mencekiknya. Rasionalitas pikirannya pun sudah mulai goyah. Kyuhyun terkikik gila dengan idenya sendiri.

"Bagaimana kalau aku benar - benar menjadi pendosa saja?", jemari pucat tersebut menyisir helaian eboninya yang tak terawat dan mulai sedikit memanjang. "Bagaimana kalau aku benar - benar bersekutu dengan iblis?"

***

Suhu di sel tempatnya berdiam, terasa sangat dingin malam itu. Lilin yang berada disampingnya, menyala terang dan sesekali bergoyang tak stabil. Kyuhyun berhasil meminta sebuah lilin dinyalakan tepat disampingnya, beralasan bahwa ia bosan dengan keadaan gelap saat masih terjaga. Dirinya pun berhasil mendapatkan benda yang cukup tajam tanpa sepengetahuan si penjaga. Beberapa hari lalu, ia sengaja melepaskan genggaman pada piring keramik berisi makanan yang dibawa penjaga itu, berpura - pura meringis dan mengatakan bahwa tangannya mati rasa. Disaat yang bersamaan, ia menyimpan salah satu beling dari pecahan piring tadi. Tentu saja, ia membutuhkan sesuatu yang cukup tajam untuk melukai tubuhnya. Waktunya tak banyak, dalam beberapa hari, si bangsawan bejat itu akan mengunjungi selnya.

WonKyu Oneshoot Collectionजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें