𝐢𝐯. 𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐬𝐢𝐝𝐞

266 49 0
                                    

warning ; very long chapter because it's 1400+ words

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

warning ; very long chapter because it's 1400+ words. Hope you enjoy!

***

[Name] melirik jam yang tertera pada layar ponselnya, pukul 06.50. Bel sekolah akan berdenting pukul tujuh tepat, dan dia harus segera bergegas mengejar waktu agar tidak terlambat. 

Ia melangkahkan kakinya cepat─bahkan bisa dibilang ia setengah berlari. Hari ini, ia pergi ke sekolah sendirian, sedangkan Akaashi? Entahlah, sejak tadi pagi ia tidak bisa dihubungi. Alasan keterlambatan [Name] pun karena menunggu pria itu datang menjemputnya namun nihil.

Akaashi tak kunjung datang dan tak ada satupun pesan darinya.

[Name] tentu saja khawatir, mungkin sudah sekitar lima kali dia berusaha memanggil nomor kekasihnya namun tak ada jawaban. Pesan-pesan yang dikirimpun tak kunjung dibaca apalagi dibalas. [Name] gelisah, namun sekarang yang terpenting baginya adalah pergi dulu ke sekolah.

Jika Akaashi ada disana, [Name] pastikan akan menuntut penjelasan dari setter itu. 

Sampai di kelas, tak ada eksistensi siapapun di kursi Akaashi. Alis gadis itu terangkat, aneh sekali rasanya. Apakah Akaashi akhirnya terlambat untuk pertama kalinya? Apakah lelaki itu terlambat karena sudah menonton film yang semalam direkomendasikan oleh [Name]? 

Buru-buru, gadis itu menepis pikirannya. "Keiji tidak mungkin kan menonton film sampai lupa waktu di hari sekolah.. dia bukan aku,"  batin [Name]. Ia kemudian duduk di kursinya sendiri, lalu bengong─memikirkan kenapa Akaashi menghilang tanpa kabar apapun. Padahal, baru tadi malam mereka bertukar pesan ini dan itu.

tring!

Satu notifikasi berhasil membuyarkan lamunan. [Name] buru-buru membuka handphonenya, berharap itu pesan balasan dari Akaashi. Ternyata bukan, malahan ia mendapatkan pesan dari Ibunya Akaashi. 

[Mama] 

Halo, selamat pagi.

[Name], maaf mengganggu. Keiji hari ini sakit dan tidak bisa masuk sekolah. 

Bisa bantu izinkan dia ke guru dan klub voli?

Oh, kalau bisa datang ke rumah ya. Sekalian jenguk Keiji, kayaknya dia butuh kamu.

[Name] menghela napas, jangan tanya kenapa ia memberi nama kontak Ibunya Akaashi dengan sebutan 'Mama'. Ini semua karena nyonya Akaashi itu yang memintanya sendiri. Katanya sejak lama ia ingin sekali punya anak perempuan yang memanggilnya 'Mama' tapi umurnya sudah tidak memungkinkan untuk memiliki anak lagi.

Akhirnya, iris gadis itu kini fokus pada rentetan huruf pada keyboard handphonenya.

[Me]

Astaga... pantas saja Keiji tidak memberi kabar tadi pagi.

Oke tante, akan ku sampaikan ke guru dan Yukie-san. 

every inch / akaashi keijiWhere stories live. Discover now