4. Guru Bang Mingi

Beginne am Anfang
                                    

"Sudah?" tanya Bang Hongjoong.

Aku mengangguk.

"Okey, ayo kita masuk," Bang Jongho menarik tangan aku.

Kita bersembilan masuk ke dalam rumah. Semua mata tertuju ke kami. Aku berasa kayak artis dah, hehe.

"Kalian dari mana?" tanya ibu.

"Kok, ramai-ramai?" lanjut ibu Bang Mingi.

"Tidak apa-apa, bu." jawab Bang Mingi.

"Kita ke dalam ya, tante." ucap Bang Seonghwa.

Ting Tong!

Semua orang noleh ke sumber suara. Itu suara bel. Ada orang yang menekan bel, artinya ada tamu.

"Siapa?" tanya Bang Wooyoung.

"Tidak tahu," balas Bang Seonghwa sambil ngangkat bahu.

"Hongjoong, coba kamu lihat siapa itu," suruh ibu Bang Hongjoong.

Bang Hongjoong berjalan ke arah pintu. Terus dia bukain pintunya.

"Ya, siapa? Eh..?" Bang Hongjoong keliatan kaget.

"Siapa hyung?" tanya Bang Yunho yang nyusul Bang Hongjoong.

Waktu liatin orang yang ada di pintu, Bang Yunho ikut kaget.

"Ada perlu apa dagang kemari?" tanya Bang Hongjoong sesopan mungkin.

"Mingi ada?" orang itu balik nanya dengan semangat. Okey, dia itu ibu guru Bang Mingi. Namanya itu Bu Jieun

"Mingi, ada perlu apa dengan dia?" Bang Hongjoong nanya balik.

Sementara di dalam, Bang Mingi udah terburu-buru untuk sembunyi waktu Bang Yunho bilang ada Bu Jieun.

"Siapa, bang?" tanyaku. Kayaknya nama itu cukup familiar di telingaku.

"Kamu lupa? Itu guru Mingi hyung yang mau menjodohkan anaknya dengan Mingi hyung," jelas Bang San.

"Astaga! Apa dia masih mengharapkan Bang Mingi?" aku kaget. Padahal waktu di mobil tadi Bang Wooyoung pernah cerita. Dasar aku.

"Iya, dan hebatnya sekarang dia tahu keberadaan Mingi hyung," jawab Bang Jongho.

"Bukannya sudah aku cerita kepadamu, Ra?" tanya Bang Wooyoung.

"Lupa, hehe." aku nyengir.

"Hei, lebih baik kalian tolong aku, tolong bilang kepada ibu itu aku sedang pergi," pinta Bang Mingi pake wajah panik.

Aku jelas ketawa ngakak liat mukanya.

"Raa, please bantu aku," Bang Mingi ngerayu aku pake muka memelasnya.

"Jika aku berkata seperti itu, sama saja aku berbohong," aku masih ketawa.

"Auroraaaa," Bang Mingi masih berusaha ngerayu aku.

Sebenarnya aku gak mau, tapi kasian juga Bang Mingi.

"Okey," ucapku akhirnya.

"Yey, terima kasih Auroraa," Bang Mingi meluk aku.

Aku jalan ke ruang depan. Di sana ada Bu Jieun dan Bang Hongjoong. Keliatan banget kalau Bang Hongjoong lagi bingung.

"Permisi ibu, apakah anda mencari Bang Mingi?" tanyaku pake nada sopan.

Dia liatin aku pake tatapan sinis. Sebenarnya ini orang mau jodohin Bang Mingi sama anaknya atau sama dia sendiri, sih? Setiap liatin aku dia selalu gak suka.

"Siapa kamu? Bang? Kenapa kamu panggil Mingi dengan sebutan 'bang'? Apakah itu panggilan sayang?" Bu Jieun balik bertanya. Ih, siapa sih dia?

"Saya? Saya adalah sepupu Bang Mingi. Dan iya, bu, 'bang' itu panggilan sayang dariku untuk Bang Mingi, juga untuk semua oppa-oppaku," jawabku. Keren juga jawabanku.

Bang Hongjoong hanya bengong liatin aku yang lagi ngomong sama Bu Jieun.

"Oh kamu sepupunya Mingi? Aduh, saya minta maaf, saya kira kamu pacarnya Mingi,"

"Tidak masalah, bu. Kalau saya boleh tahu, ada apa ibu kemari? Dan siapa dia?" tanyaku sambil nunjukin orang yang di belakang Bu Jieun.

"Ini anak saya, namanya Bae Eunji. Ini adalah jodohnya sepupumu, Mingi. Apakah dia cantik?"

Demi kesopanan, aku hanya mengangguk kepala ragu. Cantik sih cantik, tapi cantikan aku. "I-iya bu, c-cantik."

"Haha, aku tau dia cantik dan cocok untuk Mingi. Selain cantik dia juga pintar, loh. Sama dengan Mingi. Kalau mereka benar-benar jadian, mereka akan menjadi pasangan serasi."

"I-iya, bu."

"Di mana Mingi?"

"Dia sedang keluar, bu. Saya tidak tahu ke mana,"

"Benarkah?"

Wajah Bu Jieun jadi sedih. Kasian sih, tapi lebih kasian Bang Mingi.

"Iya, bu."

"Baiklah, saya permisi. Terima kasih,"

"Iya, bu."

Aku langsung tutupin pintu. Terus aku samperin Bang Mingi.

"Bang, kenapa kamu gak pindah sekolah saja?" tanyaku.

"Tanggung, sebentar lagi aku lulus. Apa bu Jieun sudah pergi?" Bang Mingi nanya balik.

"Sudah,"

"Terima kasih Aurora." Bang Mingi peluk aku lagi.

"Iya-iya,"

Bersambung...

●●●

Hai

Terima kasih atas vote dan comment-nya.

Maaf kalau banyak typo dan kesalahan.

Umur member disini berbeda semua ya. Ga ada yang sama line nya.







Dah, segitu dulu yaa.

Heheheh.

Sepupu - AteezWo Geschichten leben. Entdecke jetzt