•Hati ini hanya rindu

12 7 0
                                    

"Bukannya tidak ikhlas, hanya saja hati ini sedikit rindu. Karena rindu yang paling menyakitkan adalah rindu pada dia yang berbeda alam dengan kita."

*********************************

Tandai apabila ada typo dan kejanggalan.
voteeeeeee😉

"Kalau enggak mau kuliah, lo mau kerja dimana?" tanya Sonya mencemot kentang goreng milikku.

"Bukan enggak kuliah, maimunah. Cuman nunda doang." ucapku memukul tangannya yang hendak meraih kentang goreng ku.

Enak saja. Bahkan dia sudah menghabiskan lebih dari seperempat.

"Yeee... Pelit banget lo. Maksud gue juga gitu. Jadi mau kerja dimana?" tanyanya sekali lagi.

Aku hanya mengangkat kedua bahuku. Pertanda tidak tahu. Memang benar kan? Aku belum memikirkan itu.

Ahhh bodohnya.

"Lo gimana sih?! Yakali lo mau kerja tapi enggak tahu dimana? Mau mulung lo, cari sampah tanpa arah?"

"Yaudah sih, jalanin aja." ucap ku santai membuat Sonya menatapku kesal.

"Jalanin aja, pala lo!! Jalanin sono... Sampe lo nyasar trus ketemu sama spesies lo."

"Apaan?" aku mengangkat kedua alisku. Kalo kelian bertanya kenapa dua? Karena kalo mencoba ngangkat satu alis, yang satu lagi ikutan naik. Karena mereka kembar kali ya? Jadi satu rasa gitu. Ikatan batinnya kuat.

"badak bercula," ucapnya menahan tawa.

Platakk

"Sembarangan lo kalo ngomong! Kalo gue badak bercula yang enggak jelas bercula berapa, trus lo apaan? Kotorannya?" ucapku sarkas.

"Yaa enggak lah. Gue pawangnya dong..." Sonya tertawa keras sembali memukul-mukul meja di depannya.

Aku memutar bola mata malas melihat tingkah gesreknya. Sonya memang salah satu orang yang kalo tertawa akan memukuli apa pun yang bisa ia pukul. Kalo kalian duduk di sisinya ketika ia tertawa, siapkan lah tubuh paripurna kalian dengan baik.

"Gue masih bingung Soy. Gue sih pengennya kerja sesuai sama jurusan dan fashion gue." Sonya mengelus punggungku pelan. Ahh, dia sangat mengerti suasana hatiku saat ini.

"Lo yang kuat ya cari kerjanya. Gue yakin lo bisa." ucapnya menyemangatiku.

Hening...

"Vi," ucapnya pelan memecahkan keheningan yang sempat tercipta. Kubalas dengan berdehaman.

"Lo tahu enggak sih?—"

"—Nggak," ucapku memotong ucapannya. Tapi, tidak membuat ia terusik dan kembali melanjutkan ucapannya.

BAU-BAU MELOW MODE ON INI MAH

"Kalo dulu lo enggak datang trus nyapa dan ajak gue ngomong duluan, mungkin sekarang gue enggak punya teman satu pun." ujarnya menatapku dengan bola mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kok lo ngomong gitu?"

"Lo kan tahu sendiri gue gimana orangnya? Berkat lo yang ngenalin gue ke teman satu kelas kita, gue jadi punya banyak teman sekarang. Lo nemanin gue, lo ngajak gue buat nimbrung sama mereka sampe gue ngerasa enggak canggung lagi. Gue enggak kebayang kalo enggak ada lo waktu itu, Vi. Mungkin masa SMK gue bakal monoton, semonoton plesteran rumah gue." ujarnya terkekeh tapi air mata sudah merembas membasahi seluruh wajahnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 15, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VIOLIN story Where stories live. Discover now