1°C

71 37 34
                                    

Didalam kamar dilantai atas dengan pintu tertutup, ruangan yang gelap dan Sunyi. Bagi sebagian besar anak-anak seumurannya yang memiliki kehidupan normal bisa dibilang ini sangat menakutkan.

Seorang anak perempuan sashi namanya.  Ia duduk dipojok bawah kasur dengan sebuah handset yang terpasang pada telinganya.
Ia berusaha untuk menenangkan pikirannya dari tuntutan tuntutan kemauan orang tuanya.

" Sampai kapan aku harus menuruti kemauan mereka? " Gerutunya disela sela isakan tangisnya.

" Menjadi anak yang bisa ia pamerkan keteman temannya. Aku tidak bisa untuk terus terusan berada pada fase ini, aku muak "

Ia berusaha untuk menahan suara dan isakannya. Karna waktu sudah menunjukkan pukul 01.30. Ia merasa sudah lebih baik dari sebelumnya kemudian ia pergi tidur karna besok pagi ia punya tanggungan untuk berangkat sekolah.

Povvv. Pagi

Sashi sudah siap untuk berangkat sekolah. Ia turun kebawa untuk sarapan.
Suasana sarapan yang canggung sudah biasa ia rasakan selama bertahun-tahun.

" Lomba biola diadakan kapan? " Tanya ibunya.

" Nanti " Jawab sashi singkat padat dan cukup jelas.

" Mama ga mau tau, pokoknya nanti kamu harus dapet juara 1 " Ucapnya penuh tuntutan.

" Tapi yang lomba bukan sashi doang ma, banyak anak² yang lain, sashi ga bisa pastiin kalo sashi dapet juara  1 "

" Keluarin semua kemampuan kamu. Mangkanya kemaren-kemaren  tuh belajar "

" Iyh mah sashi bakal tampilin yang terbaik, sashi berangkat sekolah dulu "

Sashi berangkat dengan mood yang sudah hancur pagi-pagi karna ulah orang tuanya. Tuntutan tuntutan baru yang selalu mereka berikan semakin membuat  sashi tertekan.

Lomba biola sudah selesai. Dengan kemampuan yang lebih dan tak ada henti hentinya ia berlatih selama minggu² terakhir ini memberikan hasil yang memuaskan. Yah sashi mendapat juara 1. Dengan piala, piagam, dan sertifikat ia dapatkan. Tapi tak ada rasa senang sedikitpun ia rasakan, didalam pikirannya hanya kepuasan karna sudah menyelesaikan tugasnya.

Sashi meletakkan semua yang ia dapat dimeja ruang tamu. Agar ketika ibunya pulang dari luar bisa langsung melihat hasilnya.

Sendirian dirumah sudah kenyang ia rasakan. Ayahnya yang terus bekerja. Dan ibunya yang selalu berbelanja dengan teman-temannya. Membuat sashi benar² kehilangan perhatian.

Tiba-tiba terdengar ramai dilantai bawah rumahnya. Ternyata hari ini arisan mamanya diadakan dirumah.

" Tuh kan anak ku tuh pinter " Ucap mama sashi sambil memperlihatkan hasil lomba biola anaknya.

" Bangga banget, g kaya anak ku "

" Pengen banget punya anak kayak sashi "

Jan banyak lagi cuitan cuitan  dari teman teman mamanya.

" Aku tak butuh pujian-pujian itu " Ucap sashi didalam kamar disusul senyum miring penuh kebencian.

 
* Coba tebak tuntutan apa lagi berikutnya?
* Apa yang akan kalian lakukan jika berada diposisi sashi? 
* Ikuti trus cerita aku yh, semoga suka.
GAMSAHAMNIDA:)

2NK DEPRESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang