Kita & Luka

Sahabat..?

Sudah lah ini masalah yang bagi orang-orang, "Syukuri aja jadi sahabatnya! Dari pada gak dikenal." Yah.. Kamu gampang ngomong gitu. di luar sana banyak yang bimbang, bingung, dan resah mengapa ia menyukai sahabatnya.

Banyak yang takut mengungkapkan perasaannya. Bukannya takut di tolak, takut keadaannya berubah jawaban paling tepat. Bayangin aja sahabatan bertahun-tahun, "Aku suka Kamu dari lama" Besoknya jauhan.. Lucu? Gak.

Aku pernah menyukai sahabatku.. Tapi tetap ku ungkap rasa ku yang terkurung itu. Bersyukur sekali rasanya keadaannya tak berubah, memang sih gak berubah namun tuhan punya rencana lain.

Aku menyukai sahabatku yang menemaniku saat suka maupun duka. Menangis bersama ku, tertawa bersama ku, aku senang.. Aku bahagia, namun itu lebih dari kata "Senang berteman dengan mu" Iya.. Lebih dari kata itu.

Saat menyatakan perasaan ku aku memberitahu nya agar jangan berubah dan jangan diingat lagi. Bersyukur sekali tak ada yang berubah.. Dia masih percaya  curhat tentang perempuan yang dia sukai pada ku, aku tetap bahagia.. Karena aku juga bercerita tentang laki-laki yang aku suka.. Iyasih itu dia, namanya saja yang diganti. Setidaknya dia masih tertawa bersama ku bukan? Dia tetap menjaga perasaan ku kok^^ Untung saja dia peka HAHAHAHA.

Tapi yang tadi itu hanya hal indahnya. Aku akan sharing pengalaman seseorang yang menyukai sahabatnya. Sayang sekali awal yang sedekat nadi, menjadi sejauh matahari. Hingga yang sedekat minggu ke senin, sejauh senin ke minggu. Aku tau rasa sakitya.. Itu pasti sakit dan akan terbayang.. Sulit rasanya kisah ini, namun tetap harus di jalani! Agar diceritakan nantinya.

Andai ia membaca.. Terimakasih dan maaf kuucapkan. Terimakasih telah ada, mendengarkan lika-laku masalahku, menemani ku menangis dan tertawa. dan aku masih tetap meminta maaf karena rasa ku pada mu terlalu besar, hingga tak bisa ku tahan, aku juga selalu menyusahkan mu.

Terimakasih yah! Maaf juga..

-//Rasa "Sahabat" yang berujung luka.