Chapter 1 - Kelahiran Kembali

35 3 0
                                    

Tarragonia, sebuah negara dimana para naga bersemayam. Berbeda dengan bayangan orang-orang, mereka di Tarragonia hidup damai dan tidak berbeda jauh dengan manusia. Sehari-harinya mereka beraktifitas dengan wujud manusia mereka dan bertingkah layaknya manusia. Berbelanja di pasar, berburu di hutan, bau roti daging yang keluar dari bakery di pagi hari; sama sekali tidak ada bedanya dengan manusia dan ras humanoid lainnya.

Dahulu, ada seorang penyihir kecil yang selalu dibicarakan. Seorang penyihir api yang begitu hebat diusianya yang kecil. Namun sayang sekali, ia diam tersegel selama ratusan tahun. Penyegelan yang terasa abadi itu baginya sedikit demi sedikit merusak dirinya sampai tahap dapat dikatakan "gila". Ya memang begitu seharusnya, penyihir tersebut mati dalam kegilaannya sendiri. Tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tuanya, dikhianati saudaranya, ditinggal kekasihnya dan tumbuh seorang diri.

Dalam sebuah keajaiban, kini ia dibawa hidup kembali. Tidak, tidak, kebangkitan kembali adalah hal yang konyol. Ini pasti hanya mimpi atau begitulah yang penyihir tersebut ingin percayai. Namun, bila ini memang mimpi, mungkinkah untuk 'hilang kesadaran' di alam mimpi tersebut? Terlebih lagi, ia tidak mengenal siapapun.

"OY BOCAH! AKU TAHU KAU SUDAH BANGUN ******!" Itulah kalimat seruan pertama yang penyihir tersebut terima saat kembali ke tempat asing tersebut

Seorang pria yang nampak begitu cantik berdiri dihadapannya. Raut wajahnya terlihat jelas ia sedang marah. Sementara itu dibelakangnya terdapat seorang pemuda tampan. Ah rasanya ia melihat kedua orang ini tadi, sebelum ia kehilangan kesadarannya beberapa saat yang lalu

Matanya kembali mengamati sekitarnya. Nampaknya ia berada disemacam ruang medis? Akh- kedua pipi sang penyihir ditangkap oleh pria yang berparas cantik itu, memaksanya menatap matanya.

"Hoy! Bocah api ******! Aku sedang berbicara padamu!ngajak gelud hah?!" Ujarnya emosi.

Sang penyihir diam dan menatap kosong orang dihadapannya tersebut. Tidak ada satu patah kata keluar dari mulutnya. Memangnya, apa yang harus gadis itu katakan?

"Woi! Kalau punya mulut ya bicara! Hargai orang yang lebih tua! Terlebih lagi AKU lah yang telah menyelamatkan mu bocah sial!"seruan pria tersebut kembali terdengar

'Ini hanya mimpi. Ini hanya mimpi. Ini hanya mimpi' kata kata tersebut terus berulang dalam pikiran sang penyihir. Diamnya itu justru membuat pria tersebut semakin emosi.

"ARGH- MEREPOTKAN SEKALI!" Ujarnya geram. Ia pun melepaskan kedua pipi penyihir kecil tersebut dan membalikkan badannya. Ucapan pelan kembali terdengar dari mulutnya "******* memang. Hasvel sialan"

Pria tersebut nampak berhenti sejenak di ambang pintu keluar. Melalui ekor matanya ie kembali melihat sang penyihir, berharap ada respon darinya. Namun nihil, anak kecil tersebut sungguh seperti tubuh tak berjiwa.

"Sialan. Kalau tidak ada niat hidup ya mati saja sana" ujarnya sebelum meninggalkan ruangan tersebut benar-benar. Pemuda yang sedari tadi hanya diam disana pun diam mengekorinya. Kini dia kembali sendiri di ruangan tersebut.

Ya, pada akhirnya dia akan selalu sendiri kan? Ia tidak ditakdirkan untuk bersama orang lain kan? Tenanglah, ini semua hanya mimpi. Jangan terlalu berharap; begitulah pikir penyihir kecil tersebut

'Kalau tidak ada niat hidup ya mati saja sana'

Deg...

Suara tersebut kembali berputar dikepalanya. Gadis tersebut menggelengkan kepalanya pelan, ini pasti hanya imaginasi nya. Ya, mungkin kalau ia tidur semua akan kembali seperti semula. Ya, mungkin dia hanya mengantuk

'Penyihir kejam! Pernahkah kau berpikir mengenai nyawa yang kau bunuh?! Dasar tidak punya hati!'

Deg...

What Flim Gonna Do in Her Second Life?Where stories live. Discover now