"Uuhh kaget tau" Lugi memanyunkan bibirnya

"Hehehe sini cium lucunya, istrinya siapa ini kok gemesin banget" kata Rena yang menggoda Lugi

"Ka kamu mau apa?" Lugi gelagapan karena Rena hanya memakai handuk untuk menutup badannya

"Mau.... ini" Rena mencium bibir Lugi

Lugi seketika terbawa suasana dan balik menyerang Rena dan menindih badan Rena. 

"Ja jangan buat tanda" ucap Rena yang tau kalau Lugi sudah terbawa suasana

"Aahhh..." desahan lolos dari bibir Rena

"Sayang, jangan sekarang" kata Rena sebelum hilang kontrol

"Sayang" panggil Rena lagi dan Lugi tersadar dan menghentikan perbuatannya

"Iya maaf aku kelepasan" kata Lugi dan berpindah posisi merebahkan badannya disamping Rena

"Sabar ya, sebentar lagi acara resepsi aku ga mau kamu kecapean"

"Iya sayang, sekarang aku lapar"

"Ya udah habis makan kamu langsung mandi ya"

Sesudah selesai Rena dan Lugi menuju tempat acara resepsi. Disana sudah ramai keluarga besar dan beberapa tamu undangan yang memang dikenal dekat karena memang tidak mengundang terlalu banyak tamu.

Lugi dan Rena sibuk menyapa tamu dan menemani mereka mengobrol sedikit lalu berpindah pada tamu yang lainnya.

"Heii selamat ya kalian akhirnya resmi juga"  Kristal berhambur memeluk Rena karena senang melihat sahabatnya

"Lo sama siapa kesini?" Tanya Rena

"Ya sama siapa lagi kalo bukan yayang Wilie, tuh lagi seru ngobrol sama abang lo ternyata mereka kenal dan gue baru tau" cerita Kristal heboh

"Selamat ya Gi, jagain Renanya yah jangan sampe nangis guling-guling lagi" kata Kristal

"Iya pasti kok, makasih ya udah mau datang" jawab Lugi

"Aduuh capek gue" keluh Lugi yang duduk disebelah Vanka sedangkan Rena sedang berbincang dengan saudaranya yang lain

"Ntar malem juga lo semangat lagi ga usah lebay deh lo" kata Vanka menyenggol bahu Lugi

"Maksud lo apaan?" Tanya Lugi

"Halaaahh sok bego tadi aja lo udah begituan kan"

"Gila lo, ngeres amat itu otak gue belum ngapa-ngapain Rena sampe sekarang"

"Hahaha iya gue percaya kok lo ga bakal ngelakuin itu ke Rena"

"Gue pinjem bahu dong cape banget, kaki gue nyeri" kata Lugi memelas

"Dah punya bini masih aja manja lo"

Lugi terlihat menyandarkan kepalanya dibahu Vanka dan itu terlihat oleh mata Rena. Lalu berjalan kearah Lugi.

"Capek ya?" Tanya Rena

"Kakinya sakit katanya Ren jadi istirahat dulu" Vanka yang menjawab

"Astaga lupa ya kamu ga minum obat tadi, trus gimana mau kehotel duluan?" Rena panik

"Ehh jangan dong, kan acaranya belum beres aku masih kuat kok sayang" kata Lugi tersenyum

"Beneran? Ya udah kamu disini dulu ya biar aku yang nemuin yang lain"

"Aku temenin kamu aja, udah ga sakit kok"

Sampai acara selesai sekitar pukul sepuluh malam. Lugi dan Rena sudah kelelahan dan kembali kehotel untuk beristirahat.

"Mandi dulu pakai air hangat" kata Rena

"Iya sayang sebentar ya" Lugi menuruti perintah Rena dan melepaskan semua pakaiannya lalu masuk kedalam kamar mandi.

"Sini tiduran dulu, aku pijitin biar biasa tidur" kata Rena

"Ga usah, kamu kan juga capek tidur sini aja"

Lugi mengaitkan jemari tangannya dan bersender pada sandaran kasur berdua dengan Rena, matanya menatap layar televisi. Lugi sebenarnya tidak benar-benar menonton acara televisi, dia sedang mengatur irama degub jantungnya yang entah kenapa mendadak berpacu sangat cepat. Rena menatap Lugi karena merasa telapak tangannya begitu basah oleh keringat. Rena mengernyit bingung karena badan Lugi berkeringat padahal AC dikamar sudah terasa begitu dingin.

"Sayang kamu kenapa? Kok keringatan?" Rena membuka suara karena merasa ada yang tidak beres

"Ga tau kok panas banget ya, aku boleh buka baju aja?" Jawab Lugi

"Nanti masuk angin itu AC nyala dan dingin loh" kata Rena

"Aku mandi lagi aja kalau gitu ya" Lugi berusaha turun dari kasur tapi ditahan oleh Rena

Rena memulai pergerakan dan mencium bibir Lugi. Lugi yang sudah kepanasan bergerak lebih agresif dan libidonya sudah memuncak.

"I want you" kata Lugi

"Im yours sayang" jawab Rena mengerti

Setelah itu terjadilah babak baru dipernikahan mereka.

.

.

.

.

.

My BelovedWhere stories live. Discover now