DUDA || 01

10K 882 37
                                    

Jeno meletakan satu bouqet bunga mawar putih kesukaan istrinya, di atas pusara besar yang tertera nama Lee Yeji di atasnya. Hari ini tepat 3 tahun sudah Yeji dan dirinya berada di dunia yang berbeda.

"Ayah, kenapa Ibu tidak pernah datang di setiap hari ulang tahun Jino?" Tanya Jino dengan suara khas anak kecilnya memeluk kaki Jeno yang berdiri di sebelahnya.

Jeno berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Lee Jino, anaknya. Menepuk lembut pucuk kepala Jino dan memberinya senyuman indah yang selalu Jeno paparkan kepada anak semata wayangnya itu.

"Ibu selalu datang, tapi Jino saja yang tidak bisa melihatnya." Ujar Jeno masih mengusap rambut anak laki-lakinya itu.

"Apa sekarang Ibu datang?" Jino terlihat melihat di sekelilingnya yang hanya ada pusara-pusara besar dan beberapa orang yang berdiri di depan pusara seperti dirinya dan Jeno sekarang.

"Ibu ada di depan Jino sekarang. Di dalam sini." Ujar Jeno menunjuk pusara besar itu.

Jino yang masih kecil dan tidak mengerti ucapan ayahnya hanya menatap kosong ke arah pusara tersebut.

"setiap Jino ulang tahun, Ayah selalu mengajak Jino ke tempat ini lebih dulu." Tanya Jino dengan mengalungkan tangan kecilnya di leher Ayahnya.

"Jino pasti akan mengerti saat dewasa nanti." Ujar Jeno mencium pipi Jino. Jeno kemudian bangun dan ingin berpamitan dengan Pusara Yeji.

"Sayang, kita pulang dulu. Aku harus merayakan ulang tahun Jino. kalo tidak, anak kamu yang cerewet ini bakal ngambek seharian sama aku." Ujar Jeno menepuk batu nisan Yeji dengan kekehan kecil di bibirnya.

"Aku pamit, kamu jangan sedih disana. Kita berdua sayang kamu, Yeji sayang." Jeno mencium batu nisan Yeji kemudian beranjak bangun setelah berpamitan.

••

Di Universitas Hankuk, Seorang gadis muda masih terlihat berumur 20 tahun menunggu tunangannya menjemput. Gadis itu adalah Karina. Gadis yang sangat di gilai di seluruh fakultas di universitas Hankuk itu.

Karina berasal dari keluarga yang cukup berada, terlebih sekarang ia adalah tunangan seorang pewaris kolongmerat terkaya ketiga di korea. Walaupun dengan status seperti itu, Karina tidak pernah menyombongkan dirinya. Ia berbaur seperti mahasiswi pada umumnya.

Tak lama, mobil hitam mewah berhenti di depannya. Pintu mobil yang terbuka membuat Karina tersenyum kecil melihat tunangannya keluar dari mobilnya.

"Maaf, aku sedikit terlambat." Ujar Eric, Tunangan Karina yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu.

"Gapapa kok." Karina mengusap pelan punggung tangan Eric untuk menenangkannya. Eric kemudian tersenyum dan membuka knop pintu mempersilahkan Karina masuk ke dalam mobil mewahnya itu.

Tak lama Eric juga masuk ke dalam mobilnya dan mobil Eric melaju kencang kemudian.

••

"Jino sayang. Tunggu Ayah di sini sebentar, ayah ke toilet dulu." Ujar Jeno meminta Jino untuk tetap diam di atas kursinya. Jino yang mengerti pun menganggukkan kepalanya. Kemudian Jeno pergi meninggalkan Jino sendiri di sana menyantap hidangan dan kue tart yang di pesannya.

"Wahhh permen ini manis sekali. Aku suka mama."

Jino yang enak menikmati kuenya tiba-tiba atensinya teralihkan oleh suara anak gadis kecil yang memegangi permen gula kapas berbentuk olaf besar. Sangat lucu.

DUDA || JENO x KARINAWhere stories live. Discover now