Chapter 11 - Present

Start from the beginning
                                    

"Ohayōgozaimasu," sapa Venus.

Karena tidak menyadari keberadaan Venus, Isabel hampir menjatuhkan ember berisi air yang kudanya minum. Isabel menghela napas lega sebelum membalas sapaan Venus.

"Ohayou, V-chan. Tumben kau agak terlambat, tidak seperti biasanya."

"Oh, si alis tebal itu memberikanku setumpuk kertas yang harus kutandatangani. Aku baru mengerjakan setengahnya," keluh Venus.

Farlan tertawa kecil mendengar keluhan Venus tadi, sementara Isabel tertawa terbahak-bahak mendengar bagian 'alis tebal'. Venus menutup mulut Isabel yang terbuka lebar karena merasa jengkel.

"Tutup mulutmu, nanti ada lalat yang masuk," kata Venus tetap dengan muka datarnya.

Sekarang giliran Farlan yang tertawa cekakak, jadi Venus juga menutup mulutnya.

"Kau juga, Farlan. Ayolah kita akan ditinggal kalau kita bercanda terus di sini."

.

.

.

"Mereka datang! Angkatan utama dari Pasukan Pengintai telah tiba!"

Segerombolan warga Distrik Trost sedang menunggu di jalan yang akan dilewati angkatan utama Pasukan Pengintai. Ada juga beberapa warga yang menyoraki Pasukan Pengintai saat mereka lewat.

"Erwin-danchō! Hajar para Titan itu!"

Para lulusan dari angkatan Korps Kadet ke-104 yang ditugaskan juga berada di situ.

"Lihat! Itu Levi-heichō!" tunjuk salah satu lulusan.

"Katanya kekuatannya setara dengan satu pasukan!" lanjutnya.

Levi hanya mendecih mendengar perkataannya, "Cih, berisik..."

Lalu seorang pemuda dengan rambut coklat pendek dan mata hijau kebiruan, yang lebih dikenal sebagai Eren, mengamati seseorang yang sedang lewat.

"Ano, bagaimana dengannya?" kata Eren sambil menunjuk Venus yang terlihat sibuk dengan pikirannya, "Siapa dia?"

"Ah, itu Venus-kojō. Mungkin wajar kalau kau tidak mengenalnya, memang tidak banyak hal yang diketahui tentangnya. Tapi aku dengar kalau kekuatan Venus-kojō itu setara dengan Levi-heichō, atau bahkan melebihinya!" jelas teman seangkatan Eren yang lain.

"Hontōni sugoi!"

"Hmm," tanggap Eren memikirkan penjelasan temannya tadi.

.

.

.

Di tempat Venus, Venus POV

Setelah melewati segerombolan orang tadi, aku mendengar tertawa kecil Isabel di belakangku.

"A~a, ternyata penggemarnya Levi-aniki banyak ya," katanya sambil meringis.

"Damare," Levi jawab sambil membuang muka.

Aku hanya menghela napas melihat pemandangan itu dan terus memikirkan hal-hal lain. Tetapi Isabel tetap saja melanjutkan perilaku usilnya.

"Aku tidak menyangka V-chan juga punya penggemar, seharusnya aku tahu sih, V-chan memang orang yang hebat!"

Suara menjadi hening setelah Isabel mengoceh tadi, dan aku menyadari Isabel sedang mengembungkan pipinya tanpa melihatnya secara langsung. Sepertinya dia menyadari kalau aku mengabaikannya tadi.

"Iihh! Mengapa kalian berdua ekstra kejam hari ini?!" rengek Isabel.

Saking menyebalkan perlakuan Isabel, aku menoel-noel pipinya sampai dia menyerah.

"Yamero~! Pipiku sakit!"

Aku pun berhenti sesuai permintaan Isabel, tetapi dia masih mewek karena pipinya sakit. Salah siapa dari tadi mengoceh terus? Dia sendiri, kan?

Aku membuang mukaku dan pikiranku sibuk lagi, entah mengapa perasaanku tidak enak sejak meninggalkan Distrik Trost.

'Sesuatu yang besar akan terjadi, aku bisa merasakannya. Aku yakin,' batinku.

"V-chan, dō shita no? Sedari tadi kau terus sibuk dengan pikiranmu, jangan-jangan kamu sakit? Ayolah ceritakan~!"

Sepertinya aku tidak bisa kabur dari Isabel karena dia menyadari aku melamun lagi. Aku harus memikirkan sesuatu agar dia tidak terus mengkhawatirkanku.

"Ah, aku cuma khawatir ekspedisi ini tidak berjalan sesuai diharapkan. Apalagi kalau kita kehilangan beberapa anggota, mengurus hal-hal seperti itu melelahkan," dustaku.

Isabel tertawa mendengar jawabanku tadi dan menepuk pundakku, "Kau memang aneh sekali hari ini, V-chan. Orang sepertimu seharusnya tidak mengkhawatirkan hal-hal seperti itu."

"Lagipula, kau dan Levi-aniki tidak akan membiarkan itu terjadi kan? Itulah mengapa kau ada di sini, betulkan?" lanjutnya.

Mataku terbelalak mendengar ucapan tadi, tak kusangka orang bodoh seperti Isabel bisa berpikir seperti itu. Aku hanya menghela nafas kekalahan saat senyum hangat mereka terus terlihat di wajah mereka.

.

.

.

~To Be Continued~

•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•

[Author's Note]: Eloouuww, maaf author jarang nongol mwahaha. Karena sekolah akhirnya sudah selesai, author bisa nge-update fanfic lagi! (Hopefully... \( ̄▽ ̄;)/)

See you next chapter~! 🌹

"Rose Killer" | Black Butler x Attack on Titan Crossover Story [SLOW UPDATE]Where stories live. Discover now