30

201 35 7
                                    

"Bodoh! Kau bodoh, Lee Jinhyuk!"

Jinhyuk merutuki kebodohannya yang berucap tanpa memikirkannya terlebih dahulu dan sekarang, ia telah menyakiti permatanya yang berharga.

"Kau dimana Wooshin-ah?" Gumam Jinhyuk sambil menyandarkan keningnya pada kemudi.

Jinhyuk sudah berkeliling selama 3 jam. Mulai dari apartemen, hingga ke tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi berdua, namun Wooseok tidak berada di sana. Ponsel Wooseok bahkan sudah tidak aktif membuat Jinhyuk kelimpungan mencari Wooseok.

Hal yang sama juga terjadi pada Jooheon. Setelah mengantarkan calon ibu mertuanya itu pulang, Jooheon pun bergegas mencari Changkyun, namun sampai sekarang belum berhasil menemukan lelaki manis itu.

"Kau dimana?" Lirih Jooheon.








***










Cuaca malam semakin dingin, tapi dua lelaki manis yang berada di tempat yang berbeda itu sama sekali belum ingin pulang.

Wooseok masih berdiam diri di tempat rahasianya yang hanya dirinya yang tahu, duduk di sebuah bangku yang menghadap danau buatan kecil sambil memeluk lututnya. Matanya sudah membengkak karena terlalu banyak menangis.

Menangis karena merasa bersalah pada Changkyun.

Dan juga menangis karena perkataan Jinhyuk yang melukainya.

"Ternyata dia sama saja dengan yang lainnya." Lirih Wooseok di tengah isakannya.

Inilah mengapa Wooseok selalu saja sulit untuk memulai suatu hubungan. Meskipun terlihat menerima di awal, pada akhirnya mereka semua akan pergi dengan mengatakan hal yang sama dengan yang Jinhyuk katakan.

Tapi, terasa paling menyakitkan saat Jinhyuk yang mengucapkannya.

Karena Kim Wooseok telah menyerahkan seluruh hatinya kepada Lee Jinhyuk.

Di sisi lain, Changkyun ternyata berada di sebuah club malam. Lelaki manis itu minum hingga mabuk dan mulai meracau.

"Aku ini yatim piatu." Changkyun tertawa. "Tapi kenapa wanita itu bersikeras menyebut dirinya ibu?"

"Cih!" Changkyun kembali meneguk minumannya, membuat bartender yang melayaninya merasa iba setelah mendengar racauan Changkyun.

"Tambah lagi!"

Sang bartender pun hanya bisa menuruti permintaan pembeli dan memberikan segelas minuman yang Changkyun minta. Lelaki manis itu langsung meneguk habis isinya, mengabaikan sensasi panas yang membakar tenggorokannya.

"Kenapa... kenapa hidupku menyedihkan sekali?" Lirih Changkyun yang kemudian terisak pelan.

"Maaf tuan, tapi anda sudah mabuk."

"Tidak!" Changkyun berusaha untuk duduk tegak. "Lihat kan?? Aku masih bisa duduk dengan tegak!"

Bartender ber-name tag Kwon Hyunbin itu menghela nafas pelan. Hyunbin melepas apron yang dikenakannya kemudian memanggil bartender lainnya.

"Hangyul, tolong jaga bar sebentar. Aku akan mengantarnya untuk istirahat di kamar."

"Baik boss!"

Ya, Hyunbin adalah pemilik club yang juga membantu di bagian bar karena hobby-nya meracik minuman.

Hyunbin memapah Changkyun ke arah kamar yang memang disediakan bagi para tamunya untuk istirahat.

Setelah membaringkan tubuh Changkyun, Hyunbin mencari-cari ponsel milik lelaki manis itu dan menemukannya di dalam saku celananya.

Diambilnya ponsel Changkyun yang beruntungnya tidak diberi password dan mencari kontak seseorang yang sekiranya bisa dihubungi sebelum mengirimkan pesan.

Hyunbin kemudian meletakkan ponsel milik Changkyun di atas nakas dan membenarkan selimut yang menutupi tubuh Changkyun.

"Nah, selamat beristirahat, tuan."

Tour guide (Jookyun x Weishin) ✔✔Where stories live. Discover now