"Halo?"
"Halo!"
Setiap jam lima sore di akhir pekan Gia akan duduk di anak tangga terakhir sambil membaca buku. Entah buku apa saja yang sudah dia baca. Mulai dari buku mata kuliahnya hingga buku novel fiksi dimasa libur.
Ia akan membaca mulai dari jam empat sore hingga telpon di dekat tangga itu berdering.
Di tahun ke tiganya sebagai mahasiswa kedokteran Gia ingin segera menyelesaikan studinya dan berusaha untuk lulus dengan gelar cumlaude. Meskipun keluarga Gia adalah keluarga yang berkecukupan ia ingin segera lulus agar dapat bertemu dengan kekasih yang ditunggunya setiap hari.
Defrian yang menggunakan kemeja flanel menaiki bus kota pulang menuju kosan. Jam di tangannya sudah menunjukan pukul 16.45 yang berarti ia hanya memiliki waktu lima belas menit sebelum menepati janjinya.
Sesampainya di kosan Defrian segera mandi dan mengganti bajunya dengan kaos putih longgar dan celana kain coklat lengkap menggunakan sandal swallow hijau.
Jalan menuju tempat tujuannya tidak sampai tiga menit tapi ia sudah telat lima menit dari waktu ia berjanji.
Defrian memasuki warung telepon dan menyapa pemilik yang sudah hafal dengan jadwal menelpon Defrian. Setiap akhir pekan, jam lima sore.
"Telat lima menit ya. Hati-hati kena marah loh" kata pak Bagoes yang sedang makan mie pangsit.
"Hehe, selamat sore pak. wah, nggak lah kalau sampai kena marah. Bilik berapa nih pak yang kosong?" tanya Defrian.
"Bilik 4 kosong. Salam ya buat mbak pacar"
Defrian membalas dengan senyuman dan masuk kedalam bilik.
Hafal diluar kepala sudah pasti. Lebih dari lima puluh kali nomor telpon tersebut ia tekan dan tidak perlu menunggu lama karena dengan sekali dering setelah itu akan tergantikan dengan suara gadis.
"Halo"
"Halo!"
BINABASA MO ANG
Call Call Call Darling ; jaegi
Fanfiction"Halo?" "Halo!" aku, kamu dan warung telepon di setiap akhir pekan karena cinta kita bersemi diawal tahun dua ribuan.
