"Mendingan kita ngerjain tugas dari dosen killer tadi. Lo bawa laptop kan, Brian? Daripada ditunda-tunda, kan sambil nunggu .. ehm .. makanan, kita kerjain tugas. Sekali-sekali jadi anak baiklah kalian ini," Singgih menceramahi Brian dan Felix.

"Baiiiiikk, den mas Singgih, kita kerjain tugas-tugas dari dosen tadi."

Singgih menatap curiga pada kedua temannya itu, biasanya kalau mereka sudah menjawab seperti itu, pasti ujung-ujungnya dia yang akan mengerjakan semuanya.

Krisna tertawa melihat tingkah tiga anak itu.

"Sayang saya ngga bisa bantu. Saya bukan anak teknik. Maaf yaa."

Beberapa lama kemudian GoFood yang dipesan oleh Krisna datang. Ketiga anak itu bengong melihat makanan yang dipesan oleh Krisna untuk mereka makan.

"Kak, ini banyak banget. Ini restonya ngga langsung tutup yaa karena makanan diborong?."

"Kak Krisna, ini buat kita? Banyak banget ini, Kak."

"Hwaduh, gini caranya ngga akan selesai tugasnya karena kekenyangan."

Krisna tertawa tawa sambil mengeluarkan semua pesanan makanan itu dan ditaruh di meja tamu. Brian membantu mengeluarkan. Singgih dan Felix ke dapur mengambil piring dan gelas.

Mereka makan siang sambil berbagi cerita. Krisna lagi lagi tersenyum, merasa dia punya teman-teman baru yang menyenangkan.

Jelang Maghrib ibunya Felix datang. Semua berdiri kemudian salim.

"Lhoo ini siapa? Ibu baru sekali ini liat?," kata Ibu Felix sambil menghampiri Krisna. Yang dihampiri tersenyum lalu mencium tangan Ibu Felix.

"Kak Krisna, Bu, kakak angkatan di kampus tapi beda jurusan."

"Beda jurusan? Pantes, ini cakep, dandanan rapi pake kemeja. Ngga kayak kalian-kalian yang pada bau matahari. Nak Krisna dari tadi disini? Ngga mabok sama bau mereka?."

Krisna tertawa sementara yang lain tertawa malu.

"Nak Krisna kenapa mukanya? Sudah diobatin? Ya udah, Ibu masuk dulu yaa. Sebentar ibu masak buat makan malam kalian."

"Eh Bu, biar makan malam dari saya. Tadi saya sudah dibantu banyak oleh teman-teman ini. Ibu istirahat saja, nanti sebentar kita makan malam sama-sama."

Ibu Felix menatap Krisna sambil tersenyum. "Kamu ini bahasa Indonesianya rapi sekali."

Krisna menunduk malu.

"Kak, jangan pesan banyak-banyak seperti tadi yaa. Kita masih kenyang ini," Brian berbisik pada Krisna.

Krisna tersenyum dan mengangguk.

**

Krisnajana Eka Putra, anak tunggal yang dibesarkan oleh ibunya sejak dia masih di SD. Ibunya Krisna meminta cerai ketika dia mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan seorang perempuan berstatus janda yang ternyata adalah sahabat sendiri.

Setelah berpisah, Ibunya Krisna membuat sebuah usaha kecil dari sisa uang tabungannya. Usaha itu digelutinya siang malam disela-sela mengurus dan mengasuh Krisna.

Lambat laun usahanya berkembang dengan sangat baik. Ibunya Krisna akhirnya bisa membeli rumah, mencukupi kebutuhan Krisna dan dengan dibantu oleh orang-orang yang dia percaya, kini perusahaanya sudah memiliki cabang dimana-mana bahkan sedang persiapan untuk membuka cabang di luar negeri. Itulah sebabnya belakangan ini Krisna jarang sekali bertemu ibunya karena ibunya lagi sering pergi mengurus bisnisnya.

Namun hubungan mereka tetap berjalan dengan baik, setiap hari ibunya selalu menyempatkan untuk video call setiap pagi dan malam.

Krisna masuk dua tahun lebih awal dari Felix. Di kalangan anak-anak fakultas sastra, Krisna terkenal anak yang pendiam, tidak terlalu banyak bicara, mudah dimintai tolong, rendah hati dan kuncen perpustakaan julukannya. Dan Krisna adalah salah satu dari lima laki laki ganteng yang ada di fakultas sastra angkatannya, menurut hasil survey teman-temannya.

FELIXWhere stories live. Discover now