Troy vs Naimun

15 1 0
                                    

------------- ( dua puluh tujuh ) -------------

“Pegangan Rin,!” Ucap Naim

“iya, ini udah pegangan.” Yauda jalan, panas nih Im.

Angin ini terasa panas, Troy dan Wangga ada pengambilan sesi rekaman.

Sesampainya di toko musik aku langsung bergegas masuk. Untuk mendapatkan udara segar dan dingin nya AC.

“Hemmhh... Sejuk .... “ ungkapku.

Terik siang hari ini seperti membakar kulitku, dan seketika cair dalam suasana dinginnya toko.

“elo cari apa sih Im?” tanya ku.

“kan gue udah bilang, kunci drum.” Jawab Naim.

seketika aku ingat Troy saat melihat gitar impian Troy.

Bermerk Fender Stratocaster.

“pegang aja lah Rin,” ucap Naim. Lo suka sama gitarnya?

“Gue kan gak ngerti gitar, gue Cuma keinget sama Troy. Diakan suka banget sama gitar ini.”

Ungkapku, sambil terbayang senyum Troy setiap melihat gitar kesayangannya masih ada di toko belum terjual.

“ude, pegang ajah dulu.” Sambil meraih jemariku. Dan mengarahkannya untuk menyentuh gitar itu.

Naim memegang jariku!

Aku merasa agak sedikit aneh, antar kesal dan_

“kamu ngapain Rin?”

Seakan geledek menyambar telingaku. Sontak aku terkejut. Detak jantungku seakan terhenti.

Saat aku melihat ke belakang_

“Troy!, kok kamu disini? Katanya sesi rekaman? “ ucapku yang kebingungan sekaligus gugup.

“Rekaman? Kan udah selesai dari minggu kemarin. Saat kamu nginap di rumah Icha.” Jelas Troy.

Aku menatap ke arah Naim yang tidak kalah gugupnya.

Seakan kami sudah merencanakan sesuatu.

“Maksud lo apa sih Im?!” kesal aku merasa di bohongi.

Troy berbalik ke arah Naim.

“oh ... Gitu cara lo?” sambil menujuk ke arah Naim, dan Troy meraih tanganku. Sambil berkata dengan kesalnya.

“lepasin tangan cewek gue!” tegas Troy.

Naim hanya terdiam. Merasa bersalah, dan mengangkat tangannya.

“oiya, elo gak usah ke studio lagi, gue gak butuh penghianat macem lo!” ungkap Troy dengan kesalnya.

Sambil berjalan aku di tarik dengan kesalnya oleh Troy, keluar toko untuk bergegas pulang. Aku yang saat itu malah jadi ngerasa bersalah jadi serba bingung, mau berkata apa.

“Troy, tangan aku sakit!” keluhku menginginkan Troy untuk berhenti memegangku dengan kuat.

Kita berhenti sampai di parkir motor.

Troy melepas tanganku dan gak berkata apapun.

Hanya memberikanku, helm untuk dipakai.

Sesampainya di jalan. Aku hanya bisa memeluk Troy, dan meminta maaf.

“Troy, ... Maafin aku Troy, aku di jebak, aku beneran enggak tau.” Ungkapku.

“kamu enggak salah kok Rin.” Jelas Troy, “lupain ajah lah, gak penting. “

“terus. Nanti band kamu gimana Troy? Kalau gak ada Naim? “ Tanyaku.

“Hal kaya gini gak penting buat aku. Sama gak pentingnya kaya Orang macam dia. “ Tegas Troy.

Aku jadi semakin kesal dengan Naim. Apa sih maksud dia ngebohongin kaya gini.

Ternyata rekaman Troy sudah selesai dibuat dan berencana untuk mengirimkannya ke mayor label sebuah perusahaan rekaman pencari bakat.

(Sudah Terbit)Love Song "Syair Cinta Dalam Secangkir Hazelnut" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang