❣bab 1

64 6 0
                                    

Kehadiranku di muka bumi pada 18 Juni 1990 menjadi pelengkap kebahagiaan orang tua. Aku lahir di pulai terpencil di bagian barat Indonesia,Pulau Bangka. Sebagai daerah pertambangan,watak keras menjadi karakter khas masyarakat di sana. Kondisi lingkungan memang berpengaruh besar terhadap watak seseorang,tak terkecuali aku.

Aku menghabiskan waktu kanak-kanak dengan begitu bahagia,tanpa beban. Tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sederhana tidak menjadikanku kekurangan kasih sayang. Apalagi saat itu Ayah kerap berada diluar rumah karena pekerjaannya. Aku menikmati kehidupan penuh canda, cinta,dan perhatian yang melimpah. Apapun keinginanku pasti mudah dipenuhi,terlebih oleh Ibu. Maklum,sebagai anak sulung lasih sayang orang tua tercurah penuh padaku.

Rasanya waktu kecil dulu,aku menjalani hidup tanpa beban. Menanggap kehidupan itu selamanya manis,tidak ada duka. Aku tidak pernah tahu dimasa dewasa akan seperti apa. Belum menyadara bahwa hidup adalah roda kehidupan. Ada kalanya kita bahagia dan ada waktunya harus berjuang.

Kasih sayang dan kebahagiaan yang melimpah saat masa kecil itu malah menjadikanku anak yang kurang berbakti kepada orang tua. Aku tumbuh menjadi anak nakal. Tingkah polaku selalu membuat Ayah dan Ibu geleng-geleng kepala. Bahkan,ketika kemudian adik-adikku lahir,tetap saja kebadunganku mengalahkan kenakalan mereka. Sering berbohong kepada orang tua,sering membentak mereka,hingga banyak menghabiskan waktu dengan bermain. Tidak jarang Ayah mencariku hingga keluar desa karena aku tidak kunjung pulang saat malam mulai larut.

Cinta Yang Tidak BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang