Part 1

10.5K 321 37
                                    

Holla Readers ^^

Kita kembali dengan new part Cactus in Love. Cerita ini lebih ringan dibanding GM dan kita harap kalian dapat menikmatinya tanpa memutar otak atau menguras emosi seperti ketika membaca GM. Hihihi Tapi tetep jangan lupa vote dan komen yaaa ^^

Happy reading readers ^^

***

“What? Kamu bakal dijodohin sama siapa??” pekik Rosalyn.

Joana diam sambil mememainkan ujung rambutnya. Ada kilau jahil di matanya ketika ia menatap dua orang sahabat cewek terbaiknya, Rosalyn dan Vannesa. Ia tahu mereka pasti akan terkejut, sama seperti dirinya sendiri.

“Namanya Seamus. Dan hanya ada satu Seamus yang sepadan dengan keluarga kami, seperti yang dikatakan oleh Dad tadi.” Ucap Joana sambil memutar bola matanya dengan gaya bosan, sedangkan Gary yang duduk di samping Joana langsung meringis mendengar perkataan gadis itu.

Rosalyn, gadis centil dengan rambut ikal kemerahan terlihat lebih shock mendengar berita itu dibanding Joana sendiri. Sejak tadi ia berkali-kali membuka dan menutup mulutnya seperti ikan koki yang kekurangan oksigen. Sedangkan Vannesa yang paling kalem diantara mereka hanya tersenyum seperti biasanya mendengar berita itu. Seakan senyumnya sanggup menyelesaikan masalah besar yang tengah Joana hadapi. Ini masalah besar! Masalah besar!! Bagaimana mungkin gadis itu masih bisa tersenyum? Pikir Joana dengan gemas. Kalau saja Joana tidak mengenal gadis itu sejak kecil, mungkin ia sudah menjambak rambut Vannesa sedari tadi.

Rosalyn, Vannesa dan Joana memang sudah saling mengenal sejak mereka masih berada di taman kanak-kanak. Persahabatan mereka ini bertahan hingga sekarang karena mereka selalu menempuh pendidikan di tempat yang sama. Selain itu, mereka juga berasal dari kalangan yang sama. Bila orangtua Joana memiliki usaha perhotelan di Singapura dan Indonesia, maka orangtua Rosalyn memiliki pabrik makanan dan minuman yang sudah terkenal sejak dahulu. Sedangkan untuk Vannesa, orangnya bergerak di bidang kontruksi dan properti. Selain kesamaan status sosial, mereka juga memiliki gaya hidup yang sama. Gemar akan barang-barang mewah, kehidupan malam, dan suka menjadi sorotan publik.

Meskipun manja dan menyebalkan, namun mereka bukanlah orang yang suka melakukan bully seperti yang biasa dilakukan anak-anak kaya raya pada umumnya. Ketiganya yakin dan percaya kalau bully hanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak punya keseimbangan antara uang dan mental. Mereka juga menganggap kalau bully merupakan perlakuan hina, yang dilakukan oleh orang yang sama hinanya. Sebagai orang berpendidikan, tentu saja mereka tidak ingin dipandang hina. Setidaknya Joana, Rosalyn dan Vannesa masih bisa menggunakan benda lembek di dalam kepala mereka yang disebut dengan otak itu berguna secara maksimal. Meski tak jarang juga mereka melakukan hal-hal yang membuat orangtua mereka pusing. Bahkan lebih pusing daripada ketika harus membayar pajak penghasilan pada Negara. Ketiganya juga masih bisa memaklumi kesenjangan sosial dan tidak menjadikan hal itu sebagai batasan dalam bersosialisasi. Terbukti mereka bisa berteman baik dengan Gary yang sejak sekolah dasar selalu membuntuti mereka. Well, membuntuti Joana lebih tepatnya.

“Seamus Geraldo.” Ucap Vannesa sambil tersenyum simpul. Tidak perlu buku panduan untuk tahu segala sesuatu tentang Seamus sang Don Juan yang sudah terkenal di kalangan para sosialita di Jakarta. Bahkan mungkin di seluruh Indonesia, terutama di kalangan para pebisnis.

 “Yup.” Ucap Joana dengan nada final.

“Aku ingat kalau kau tidak tertarik pada pria itu.” Kenang Rosalyn sambil menyisir rambut ikalnya. Mereka sedang berada di dalam kamar Joana sekarang, melalukan pajama party, minus Gary tentunya karena Joana akan menendang bokong pria itu keluar dari kamar tepat pada pukul sebelas nanti. Saat ini Gary sedang keluar dari kamar karena ada telepon penting yang harus diterimanya. “Aku ingat ketika kita masih di sekolah menengah dan dia mengajakmu berdansa, dan kau menolaknya.” Rosalyn sedikit terkikik ketika mengatakan itu, teringat betapa murkanya Joana saat itu.

Cactus in LoveWhere stories live. Discover now