"Bunga ini memang indah dari sananya, gausah muji" ketus Taeyong.

Jaehyun mengernyitkan dahinya. Jika dilihat Taeyong sepertinya sedang badmood, menurut Jaehyun.

Tangan Jaehyun perlahan meraba kelopak bunga mawar yang sudah mekar, dan sesekali tersenyum menatapnya.

"Bunga ini memang indah, tapi jika dirawat oleh tangan yang salah akan menjadi rusak ataupun bisa mati" Kode Jaehyun.

"Iyaiya aku tau" Taeyong melanjutkan menyirami bunga itu.

Taeyong gatau kenapa sama dirinya. Setiap lihat Jaehyun, fikiran Taeyong tuh menjuru pada Winwin.

Taeyong gak suka aja Jaehyun yang menganggukkan kepalanya saat Winwin berkata akan memecat Taeyong.

Tapi kenapa Jaehyun belum memecatnya?

"Oh iya, kapan kau akan memecatku? Agar aku bisa membereskan semua barangku Tuan" Taeyong sengaja menekankan kata 'tuan' di akhir kalimatnya.

Bukannya merasa jengkel, Jaehyun malah tersenyum kemudian menggendong Mark.

"Untuk apa aku memecat seseorang yang akan merawat sesuatu yang berharga bagiku" Ucap Jaehyun.

Jaehyun menahan tertawanya ketika melihat Taeyong yang berfikir maksud yang Jaehyun katakan tadi itu apa.

Taeyong tidak jadi dipecat hanya karena merawat bunga mawar ini?

"Tuan, bisakah kau mengatakan hal yang sederhana? Aku tidak mengerti"

Jaehyun menurunkan Mark yang raut wajahnya sama seperti Taeyong, tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Daddynya.

"Maksudku..."



Titt


Ah aku akan memberi tahunya nanti batin Jaehyun.

Jaehyun melihat jamnya "Aku akan pergi sekarang, jaga Mark ya Yongie"

Jaehyun mencium kening Mark dan tak lupa mengusak poni Taeyong.

"Yakkk! Kau belum menyelesaikan perkataanmu!" Teriak Taeyong yang dibalas lambaian tangan oleh Jaehyun dengan badan yang membelakangi Taeyong.

Taeyong termenung di tempatnya. Masih berfikir tentang apa yang dikatakan oleh majikannya barusan.

"Maksud Daddy tadi apa Mom?"

Taeyong melihat ke arah Mark "Mommy juga tidak mengerti Mark"

——Babysitter——


Dubrakkkk



Tubuh seseorang menegang ketika Ayahnya mengebrak meja di depannya. Jika tidak karena seseorang yang menggenggam tangannya erat, mungkin namja itu sudah terlebih dahulu menyerah dengan tujuannya.

"Kenapa kau membawa orang ini kesini Winwin?!"

Winwin menelan ludahnya kasar, karena keberaniannya tadi hilang dengan 1 bentakan dari Ayahnya.

"Sudah Ayah bilang jauhi pria miskin ini!"

Tuan Dong mengatakan itu dengan nada lantang. Tapi bagi namja di samping Winwin, perkataan Ayah dari kekasihnya justru tidak membuatnya takut dengan CEO dari Perusahaan besar ini.

"Ayah! Jangan mengatakan hal seperti itu pada Yuta" Winwin memeluk lengan Yuta.

"Apa yang Ayah katakan tidak benar? Dia adalah orang miskin yang berani memacari seorang penerus dari Perusahaan ternama"

Babysitter【Jaeyong】Where stories live. Discover now