2

13 2 0
                                    

Sinar pagi menyinari wajah william, dia terbangun karena seseorang membuka tirai kamarnya. Seoarang perempuan yang sederhana. William membukanmatanya, dia merasa baru kali ini dia tidur nyanyak, tanpa terbangun di dini hari seperti biasanya, tanpa bantuan pil tidur. Tetapi dia tidak mengenal siapa wanita itu  dan apa yang dia lakukan dikamarnya.

" siapa kamu?" Suara khas bangun tidur itu membuat beatrice mmberbalik dan begitu kagetnya william.

" what the hell are you doing here, what are you trying to do?" Bentak william membuat beatrice ketakutan dan teriam.

William mendekat dan dia memegang erat tangan beatrice sampai tangan mungil itu memerah.

" sakit, lepasin" jelas beatrice.

" jawab saya, apa yang kamu lakukan disini?"

" kamu yang membawaku kesini, kenapa kamu selalu menyakitiku, harusnya aku yang marah, kamu menciumku" entah kenapa, beatrice sedikit bingung entah apa yang membuat william melupakan segalanya. William mulai mengingat semua nya dan dia melepaskan tangan beatrice.

" keluar kamu dan anggap semuanya tidak pernah terjadi, kamu betul betul bukan seleraku"

Tamparan kedua menghampiri wajah william setelah kemarin dia tertamparan dibagian pipi yang sama. Dia melihat beatrice menangis.

" kamu memang betul betulan bajingan, kamu yang membawaku, kamu yang mengunci pintunya, apakah aku tahu passwordnya sehingga aku bisa pergi dari sini, kamu menciumku dan itu adalh ciuman pertamaku, sekarang dengan segala kerendahan hati aku mohon bukakan pintunya, dan aku akan melupakan ini, karena akupun jijik untuk mengingat ini" jelas beatrice. Beatrice pun berlari dan menunggu dipintu untuk dibukakan. Setelah dibukakan dia berlari, sakit hati  dan dia tidak menyangka seseorang seperti william itu ada dibumi ini.

William berjalan keadah dapur karena merasa lapar dan dia terkejut, disana tertata sarapan dan jus pagi hari. Ruangannya yang biasa berantakan sekarang rapi dan bersih. Dia mau membuang sarapan itu karen merasa jijik tetapi saat mau dibuang aroma masakan itu membuat dia lapar dan akhirnya memakannya, persis seperti buatan ibunya saat dia masih kecil. Dia melahapnya dan meminun jusnya. Dia kembali ke kamarnya dan dia melihat kesudut ruangan serpihan hp yang rusak. Dia mulai teringat lagi perlakuannya.

" sial, dasar bodoh, kenapa aku melakukannya" sesal william. Tetapi itu hal yang selalu terjadi saat emosinya tak terkendali.

" hallo jac, tolong belikan hp keluara  terbaru dan terbagus kamu kirimkan ke temanmu itu" jelas william ditelepon

" ha? Maksud kamu beatrice? Ada tujuan apa kamu melakukannya, aku tidak mau kamu berurusan dengannya, hidupnya sudah sangat susah, jangan kamu tambahi terus penderitaannya"

" bawel cepat lakukan apa yang kumau dan jangan bilang itu dari ku" jelas william.

" aku tidak tahu dia mau menerimanya karena aku tahu dia bukan ornag yang mau menerima belas kasihan"

" aku gag peduli, temukan cara agar dia menerimanya, sore ini harus kelar" jelas william menutup teleponnya. Dia membuka lemarinya mau memakai pakaiannya. Tetapi dia teringat bahmjunya yang kotor kemarin, dia mau membuangnya tetapi saat dikamar mandi dia melihat bajuanya tergantung bersih. Dia heran dengan wanita itu, entah apa yang dia pikirkan, membersihjan rumah, menyiapkan sarapan dan mencuci pakaian.

Dia menyalakan mobil mewahnya dan tiba tiba hujan deras. Dia melihat beatfice di jalan berlari sepertinya dia belum menemukan kendaraan. William menghentikan mobilnya.

" masuk atau kamu akan mati kedinginan dan basah kuyup sebelum sampai kekantormu" jelas william. Beatrice mau menolak tetapj hujan yang tadinya masih pelan tiba tiba deras luar biasa, sehingga mau tak mau beatrice harus ikut kedalam mobil nya. Didalam mobil terjadi kecanggungan. Mereka diam dan hanya diam. Bahkan jika ada jarum jatuh akan terdengar. Sesampainya di kantor beatrice william ikut turun dan beatrice heran.

Touch Me Where stories live. Discover now