39 : Sirius di matamu

Mulai dari awal
                                    

Sejak tadi gelagat Jaehyun memang sedikit aneh setelah ia menerima pesan dari si mungil Taeyong. Mark tidak tahu apa isinya, tapi yang jelas-Jaehyun sudah tahu bahwa Jeno akan ikut di pesta perayaan ulang tahun Taeyong malam ini.

Oh ayolah, hubungan Jaehyun dan Jeno masih belum membaik juga setelah kejadian beberapa waktu lalu.

"Hyung, kau mau ganti baju? Kausmu penuh keringat, aku membawa kaus ganti lagi." Mark mengalihkan fokus Jaehyun.

Yang diajak bicara hanya menggeleng kecil, "tidak usah. Nanti juga kering."

"Apa hyung butuh sesuatu?"

Jaehyun menggeleng lagi.

Banyak orang tuna wicara ingin normal, dan dia yang normal malah ingin menjadi tuna wicara.

"Apa hyung cemburu pada Jeno?"

Jaehyun segera melotot, "tidak!"

Oh, dia tidak bisu jika diajak berbicara masalah percintaannya.

Dasar, kadal.

Mark mendatarkan ekspresinya. Apa dia sebodoh itu hingga tidak bisa membaca raut wajah Jaehyun yang sejak tadi terlihat seperti orang yang akan meninggal? Dia benar-benar payah dalam menyembunyikan kesedihan.

"Santai hyung, Jeno tidak brengsek lagi."

"Darimana kau bisa tau?"

"Aku sudah menjaminnya."

"Bahkan harimau yang sudah terlatih di sirkus pun tidak bisa menjamin kalau ia tidak akan menerkam manusia."

Oke, sepertinya konteks pembicaraan Mark salah. Ia tidak pandai mengatur kata-kata.

"Hyung, aku tau kau pasti marah pada Jeno karena sudah melukai Taeyong bubumu itu. Tapi dia sudah benar-benar berubah, aku melihatnya sendiri sumpah!"

"Apa buktinya?"

"Dia sering berada di barisan paling depan jika berdoa di gereja, dia juga memakai kalung salib. Katanya dia ingin mengusir setan pembujuk yang ada di tubuhnya."

Kening Jaehyun berkerut, "benarkah?"

"Ada tutup ada botol, tentu tidak tolol." Ucap Mark santai, ia menggeleng tak percaya, jika dalam masalah ini, mengapa otak Jaehyun terprogram menjadi 404 not found? Error!

"Jeno benar-benar menyesal. Bahkan ia rela dipukuli oleh anggota gengnya sendiri karena ia ingin keluar dari lingkar pertemanannya yang salah."

"Itu sudah karmanya."

"Ia hampir menyerahkan diri ke polisi karena sudah melecehkan murid lain berkali-kali, termasuk Taeyong hyung..."

"Lalu kenapa tak menyerahkan diri saja?"

"Nana mencegahnya."

"Bodoh."

"Tidak ada kata bodoh jika sudah cinta. Jaemin meyakinkan Jeno kalau ia bisa berubah. Tidak ada kata terlambat."

"Kau berbicara seolah -olah kau tidak pernah membencinya Mark."

"U-uhm, ya sebenarnya aku berkata seperti ini karena dia sudah pernah membantuku untuk memberikan hadiah pada Haechan kemarin."

"Kau-"

"Taeyong datang!" Jennie yang sejak tadi asyik memanggang sosis dan daging segera berteriak begitu ia melihat ada sorotan lampu mobil datang ke arahnya.

Beruntung Mark, bisa menghindar dari amukan Jaehyun. "Taeyong hyung datang, ayo kita hampiri dia."

Menghela nafas, Jaehyun mewurungkan niatnya untuk memberikan bogeman pada wajah Mark. Sialan!

Apart to come | Jaeyong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang