11. Curi Start

721 39 0
                                    

Keesokan harinya

Ale mulai melancarkan aksi. Pemuda itu menunggu kedatangan Senandung di gerbang sekolah. Sekitar sepuluh menit gadis yang dinanti tiba. Namun, Ale melihat Senandung tidak datang sendiri ke sekolah. Gadis itu berjalan pelan bersama cowok jutek yang kemarin berlaku kasar padanya.

"Sena!" Ale memanggil. Pemuda itu melambai dengan meringiskan gigi.

Mendengar ada yang memanggil, Senandung menghentikan langkah. Cewek itu menoleh. Matanya menyipit melihat seorang cowok melempar senyum manis padanya. Lalu berlari-lari kecil mendekatinya.

"Hai!" Ale menyapa hangat. "Masih inget aku kan? Cowok terkeren di sekolah ini," ujar Ale sok akrab. Dirinya kembali melempar senyum manis pada sang gadis.

Senandung sendiri menatap Ale asing.  Pandangannya tampak tidak bersahabat.

"Yah ... payah!" sahut Ale kecele. "Masa baru kenalan kemarin sudah lupa."

Ale mendesah perlahan. Sedikit kecewa melihat sikap dingin Senandung padanya.

"Oh ... Ale, ya."

Sahutan pendek dari Senandung terdengar begitu merdu di telinga Ale. Sungguh sejuk dan mendamaikan hati. Mendadak semangat Ale bangkit kembali. Setelah beberapa menit tadi menurun lantaran sikap dingin Senandung padanya.

Sementara itu, pemuda jutek yang datang bersama Senandung merasa kesal melihat Senandung berbincang dengan seorang cowok. Dengan berang dia menarik lengan gadis itu dengan kasar.

"Buruan masuk! Ngapain masih di sini?" gertak pemuda itu lantang. Matanya mendelik sebal ke arah Senandung.

Senandung sendiri gegas mengangguk gugup. Patuh dia terburu-buru beranjak meninggalkan Ale tanpa sepatah kata.

"Dia siapanya Senandung sih?" gumam Ale penasaran. Dia memperhatikan sosok jutek itu seksama. "Galak amat dia sana Sena. Apakah dia cowoknya?" Ale bertanya pada diri sendiri.

Bell berdetang. Masih memikirkan siapa gerangan pemuda yang selalu bersama Senandung, Ale menderap langkah menuju kelasnya.

Siangnya saat pulang sekolah

Ale kembali menunggu Senandung di pintu gerbang. Dia bermaksud hati ingin mengantar gadis itu pulang. Lagi-lagi Ale melihat Senandung berjalan takut-takut di belakang si cowok jutek. Bahkan Senandung hanya melirik sekilas ketika Ale memanggilnya. Gadis itu sama sekali mengabaikan Ale yang terus saja menyebut namanya.

"Bisa cepat sedikit gak sih jalannya? Kayak keong tau!"

Terdengar cowok jutek itu membentak Senandung. Membuat gadis itu mengangguk dengan muka yang pucat pasi. Kemudian keduanya terlihat masuk bus yang lewat.

***

Menurut Ale, jutek seperti pengawal pribadinya Senandung. Di mana pun Ale hendak mendekati gadis berwajah sendu itu, pasti selalu ada tampang menyebalkannya di samping Senandung. Membuat Ale semakin penasaran pada sosok jutek itu.

Berbeda dengan siang itu. Ale mendapati Si jutek pulang bersama teman-teman. Pemuda yang memiliki garis wajah yang agak mirip dengan Senandung itu meninggalkan Senandung berjalan seorang diri.

Ale yang kala itu sengaja membawa motor gede warna merah jenis CBR 600 RR, tidak menyia-nyiakan kesempatan langka tersebut.

Dengan cepat Ale menyegat  Senandung yang akan menuju halte bus. Membuat sang gadis menghentikan langkah.

"Hai, Dung!" sapa Ale semringah. "Aku anterin pulang, ya?" tawarnya sembari memamerkan deretan gigi putih bersihnya.

"Tidak perlu." Senandung menggeleng pelan, "terima kasih," imbuh Senandung menolak halus.

Cinta Lama Bersemi Kembali (Senandung)Where stories live. Discover now