Heart Too Hurt - Part 1

11.7K 383 8
                                    

Part 1

 

2015

Incheon International Airport, Korea Selatan.

“Mama jangan cepat-cepat!” Lyn kerepotan menyusul langkah panjang Ibunya. “Kita tidak akan ketinggalan pesawat.” Matanya yang tersembunyi di balik kacamata tanpa bingkai memperhatikan keramaian bandara itu. Ibunya jauh lebih stylish dengan kacamata hitam yang dibelikan Lyn untuk hadiah ulangtahunnya.

Lyn pertama kali datang ke bandara itu 7 tahun lalu dan yang kedua kalinya ketika akan meninggalkan Negara itu. 7 tahun di Korea namun tidak pernah kemana-mana.

“Kamu sudah yakin?” Tanya Mamanya ketika mereka duduk di ruang tunggu yang nyaman dan bersih.

“Aku kan belum pernah ke makam Kak Lio.” Lyn sibuk dengan tasnya. “Hah, mungkin aku tidak akan pernah kembali ke sini.” Dia koma ketika kakaknya dimakamkan dan begitu tersadar Ibunya bilang mereka sudah seminggu di Negara tempat Papa bekerja, Korea. Lyn tersenyum saat mengambil selfie.

“Lyn, jangan berkata begitu, kamu putri Mama satu-satunya.”

“Mama kan sudah berdua dengan Papa, kasihan Kakak sendiri, biar aku menemaninya.” Lyn tersenyum manis, hari ini bibir pucatnya terpoles lipgloos pink.

Mama mengerang dan meletakkan kepala Lyn di pundaknya, “Kamu pasti segera mendapatkan donor jantung, kamu pasti sembuh.” Dan mengusap rambut putrinya dengan lembut. Putrinya, Airi Lyn, satu-satunya buah hati yang tersisa.

“Mama suruh Papa pensiun dini saja, biar kita tinggal bersama-sama di Indonesia. Aku, Mama, Papa dan Kakak bisa tinggal berdekatan. Suruh Papa kerja di kedutaan di Indonesia saja.”

“Papamu itu keras kepala.” Mama mendengus.

“Ponsel Papa tidak aktif, selalu saja, tidak tahukah sebentar lagi kita akan naik pesawat?” Lyn juga ikut kesal, Papanya selalu sibuk dengan pekerjaannya di kedutaan besar Indonesia untuk Korea. Ucapan dokter Han beberapa hari lalu tiba-tiba terngiang di benaknya.

“Nona, keadaanmu semakin memburuk, kau harus transplantasi segera.”

“Aku masih bisa bertahan Dokter, ada yang belum kucapai.”

“Kau gadis yang sangat kuat, Nona Lyn.” Dokter Han selalu memujinya.

“Dokter, aku akan pindah dan mungkin sudah tidak akan bisa kembali ke sini lagi, terimakasih dokter atas segala bantuannya selama ini…”

“Mama…” Lyn menatap Ibunya yang masih mengusap-usap rambutnya. “Maafkan aku ya kalau tiba-tiba harus meninggalkan Mama…”

“Lalu siapa yang akan jadi anak Mama?” Mama memencet hidung Lyn gemas.

“Kan, masih ada Ji Woo dan Ji Sun, bawa saja mereka.” Lyn terkikik geli.

“Mana boleh menculik anak tetangga?” Mama tertawa kecil, melihat Lyn tertawa adalah kebahagiaan terbesarnya. “Andai saja 7 tahun lalu Lio bisa berpikir lebih jernih, kamu tentu sudah jadi musisi sekarang.” Cita-cita Lyn adalah menjadi musisi besar dan menggelar konser dengan orkestranya sendiri. Sekarang itu hanya tinggal sebatas cita-cita belaka.

Heart Too HurtNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ