1

45 3 0
                                    

Memasuki masa sma adalah yg dinantikan banyak orang. Membayangkan akan segera mengenakan seragam abu abu putih dan menikmati masa masa indah di sma, itu yang dipikirkan semua orang, kecuali satu orang.

"Jo, kamu beneran gak mau ikutan klub renang? Bakalan nyesel kalo gak gabung, cuma kamu yg nggak minat disini" aby menatap joan khawatir, klub renang itu bagai surga di sma pranata. Secara disana hanya berisi orang orang dari kalangan atas, gak cuma kaya, ganteng, cantik, semua hal duniawi yang memanjakan mata ada disana. Bayangkan saja setiap harinya melihat tubuh para anggota klub yang sangat indah, apalagi banyak cewek cewek yang masuk ke sana hanya untuk mendekati salah satu dari mereka.

"udah lah ming, joan gak bakal mau, di otak nya itu cuma ada si pengamen"

"Enak aja pengamen, dia itu bukan pengamen y, itu namanya musisi jalanan, dia juga sering upload di yutub kok" sangkal joan

"ya tetep aja dia nyanyinya dijalanan, segala pakek topeng."

"Mungkin mukanya burik yug" nowan dan yugo tertawa puas, terlihat joan mulai kesal dengan ejekan mereka semua.

"Udahlah kalian, jangan jailin joan mulu, kasian tau gak"

"Mending aku, gak mandang fisik, dari pada kalian otak selangkangan. " setelah berkata seperti itu joan keluar dari kelas dengan kesal.

"Yah ngambek, jadi gimana nih, kita bakalan gabung tanpa joan? " aby bingung harus bagaimana, kalau mau bujuk joan lagi bakal percuma, tapi masa joan ditinggal gitu aja.

"Y mau gimana lagi, dia juga udah bilang gak mau kan, mending kita kesana aja langsung, entar kita sisain form nya buat joan satu kalo dia berubah pikiran. " yugo dan aby mengangguk setuju dan segera keluar untuk menuju kolam renang.

"Dih apaan si yugo, emangnya kenapa kalau dijalanan? Topeng kan ciri khasnya, segala ngatain mukanya burik lagi, emang situ bagus apa, cih" gumam joan kesal menghentak hentak kan kakinya.

"tunggu, ini dimana y? AH KAMPRET, SEGALA KESASAR, Dimana lagi itu perpus, mana gedung sekolahnya gede banget." kepalanya menoleh kesana kemari, kayak anak ayam nyari induknya.

Matanya melirik membaca setiap nama ruangan, lorongnya lumayan sepi karena kebanyakan dari mereka berada di klub masing masing. Setelah beberapa lama dia berjalan, ada satu ruangan yg membuatnya tertarik, fotografi, dari dulu dia suka mengabadikan sesuatu dengan mengambil gambar.

Apalagi di pintunya tertulis sedang mencari anggota, akhirnya ia mencoba untuk masuk.

"Kosong? Kenapa gak ada orang. Padahal klub lainnya penuh, tapi disini sama sekali gak ada kehidupan. "

Kakinya melangkah masuk, didalam hanya ada dua sofa panjang saling berhadapan, dan didinding nya penuh dengan hasil foto yang dicetak. Semuanya pemandangan, dan joan sepertinya belom pernah melihat pemandangan yang indah seperti itu.

"Eh, bukannya ini deket sama toko bunga ku y? Tapi kok aku gak pernah liat pemandangan kayak gini sih" gumam joan dilanjut dengan decak kagum setelah melihat satu persatu foto yg terpajang.

Kemudian berlanjut ke arah jendela yang menampilkan penampakan taman belakang yg belum pernah joan kunjungi. "wah tenyata tamanya bagus, enak tuh buat bolos, apalagi sambil makan siomay."

Dipojok ruangan ada sebuah meja dengan vas bunga diatasnya, "yah bunganya layu" ,dan disebelahnya ada beberapa loker tanpa nama, tapi ada satu yg sudah bernama. "Erden......Teha?"

"Kamu siapa? " joan terperanjak saat mendengar suara dari belakangnya, reflek berbalik dan tak sengaja pinggulnya membentur meja dengan vas tadi.

Brakk Krompyang

Starting With YouWhere stories live. Discover now