"Heh! Itu mulut minta gue sumpel sempak kah?!"

"Ya udah maapin gue, Bang," ucap Jeongwoo dengan nada tidak ikhlas.

"Lo nggapain ke sini sih?"

"Mau nanya, lo liat sempak Iron Man gue?"

"Rasanya anjink bangat."

"Gue lagi serius ya, Bang, jangan sampe gue khilaf nendang kelamin lo," ancam Jeongwoo tidak main-main.

"Jadi itu sempak lo?" tanya Jaehyuk akhirnya serius.

"Iya!"

"Lah, gue kira lap meja." Tawa Jaehyuk langsung pecah.

"Ngeselin banget sih lo," sungut Jeongwoo. "Jadi lo liat gak? Kata bang Jihoon dia kiat lo bawa-bawa sempak kemarin."

"Iya." Jaehyuk menyengir.

"Oh baguslah, sini balikin sempak gue."

Jaehyuk menggaruk tengkuknya.

"Maaf nih sebelumnya, Wo. Tapi gue beneran ngira itu lap meja."

Mata Jeongwoo memelotot.

"Terus?!"

"Gue pake lap ban mobil gue kemarin, hehe...."

Dan pagi itu juga, Jeongwoo membangunkan seisi anak kosan dengan suara tangisnya yang kencang.




















Tok... tok...

"Iya bentar!" Jihoon berseru dari dalam rumah.

Tidak lama setelahnya laki-laki badan L-Men muka Bebelac itu berjalan ke pintu utama dan membukakan pintu untuk seseorang yang mengetuk pintu barusan.

Ada dua orang laki-laki sebayanya berdiri di depan pintu, salah satu dari mereka membawa koper hitam berukuran besar.

"Lo berdua ternyata!" Jihoon berkata seraya membukakan pintu lebih lebar, mempersilahkan dua orang tersebut untuk masuk.

Yoonbin dan Renjun pun segera masuk.

Sedikit tentang Renjun, laki-laki itu adalah sahabat dari triple Y: Yoshi, Yoonbin, dan Yeonjun. Selama hampir 3 tahun Renjun tidak ada kabar, bahkan seluruh akun sosmed-nya terakhir aktif 2 tahun lalu.

Saat ditanya selama hampir 3 tahun ini Renjun ke mana saja, Renjun hanya bilang dia sibuk sampai tidak punya waktu untuk membuka sosmed.

Renjun memutuskan ngekos di kosan Hyunsuk karena dia tidak mau lama-lama tinggal di rumah Yoonbin, takut merepotkan.

Kenapa Renjun tidak tinggal di rumahnya sendiri? Karena Renjun memutuskan ingin kuliah di kampus yang sama dengan anak-anak kosan, dan kebetulan jarak kosan ke kampus tidak terlalu jauh, sedangkan jarak rumahnya ke kampus sangat jauh.

Renjun sudah ketinggalan jauh, dan baru mau memulai pendidikannya lagi setelah hampir 3 tahun ter-delay.

Di sisi lain, saat Renjun tahu bahwa Yoshi sudah meninggal, laki-laki itu benar-benar shock dan butuh waktu untuk percaya tentang kabar itu.

Renjun baru percaya setelah Yoonbin mengajaknya ke makam Yoshi.

"Yang lain pada ke mana?" Yoonbin bertanya seraya mengedarkan pandangannya ke sekitar. "Sepi amat kek kuburan."

Benar, kosan tampak sepi dan tidak berisik seperti biasanya.

Maklum, Jihoon tanpa triple J sama saja seperti manusia normal lainnya.

"Junkyu sama Yedam ke RS jenguk bang Hyun, Jaehyuk sama Asahi masih ada kelas, sisanya belum pulang school," jelas Jihoon.

Yoonbin mengangguk-angguk paham.

Renjun menarik kopernya, lalu duduk di samping Yoonbin.

"Yedam jadi daftar di kampus lo?" tanya Yoonbin. "Kapan pendaftarannya buka?"

Ya, Yedam sudah lulus SMA, dan saat ini laki-laki itu dalam masa libur sebelum masuk perguruan tinggi.

"Gue sama yang lainnya sih udah saranin dia buat masuk ke kampus yang sama, tapi Yedam bilang maunya daftar di kampus lo." Jihoon berkata dengan sedikit kesal.

"Kok gitu?"

"Mana gue tau, gue sih doain dia gak lulus pendaftaran di sana biar dia masuk di kampus gue aja," tutur Jihoon seraya tertawa.

"Anjir, jahanam lo jadi abang."

Jihoon tambah ketawa.

"Oh iya, gue bikinin lo berdua minuman dulu, ya."

"Gak usah repot-repot," tahan Yoonbin.

"Es teh dong kalo boleh reques," celetuk Renjun yang sejak tadi hanya diam memperhatikan Jihoon dan Yoonbin mengobrol.

Yoonbin refleks mendelik ke arah Renjun.

"Malu-maluin gue aja lu, Jun!"

"Gapapa dong? Kan bentar lagi juga gue jadi bagian dari keluarga kosan ini," kata Renjun dengan watados-nya.

"Elah, malah debat," ucap Jihoon. "Renjun es teh, nah kalo lo, Bin? Mau apa?"

"Astaga, Hoon. Gue kan dah bilang gak usah repot-repot."

"Tapi es teh boleh juga lah, haus banget nemenin Renjun ke sini," imbuh Renjun.

Jihoon dan Renjun hanya bisa mencibir dalam hati.

Beberapa saat kemudian Yoonbin lamit pulang karena ada urusan di kampusnya.

Setelah Yoonbin pergi, Jihoon membantu Renjun beres-beres di kamar yang akan Renjun tempati mulai sekarang.

Kamar itu dulunya punya Yoshi.

Ketika Renjun memasukkan baju-bajunya ke lemari dan aksesoris-nya ke laci, dia menemukan sebuah frame berisi foto-foto candid anak kosan.

"Ini...." Renjun menunjukkan frame itu pada Jihoon.

Jihoon yang melihat itu hanya tersenyum simpul.

"Itu buatan Yoshi, satu-satunya kenangan tentang dia yang tersisa," gumam Jihoon sembari duduk di pinggiran kasur.

"Lo keliatan sedih banget tiap kali bahas Yoshi, kalo boleh tau kenapa?" tanya Renjun penasaran.

Selama pemuda itu mengenal anak kosan di sini, dia penasaran dengan Jihoon yang selalu terlihat murung setiap kali ada anak kosan yang menyebut nama Yoshi dalam obrolan.

"Ceritanya panjang," ujar Jihoon. "Yang jelas, gara-gara clue-clue sialan dari peneror itu, gue curiga sama Yoshi, dan gitulah... gue sempat cekcok sama dia, terus bikin dia diusir dari kosan...."

"Gue gak nyangka, itu bakal jadi hari terakhir gue ngomong sama dia," imbuh Jihoon seraya menunduk, nada suaranya sedih.

Renjun menepuk-nepuk pundak Jihoon.

"Lo yang sabar, ya. Takdir dan nasib orang emang gak ketebak," kata Renjun. "Dia pasti udah maafin lo, dia orangnya baik banget."

Jihoon mendongak dan tersenyum tipis walau senyumnya tidak sampai mata.

"Makasih, Jun, semoga lo betah ngekos di sini," kata Jihoon.

Renjun tersenyum senang.

"Pasti!"

Revenge 2 | TREASUREWhere stories live. Discover now