AP - 2

6.3K 863 36
                                    

Suara tawa Jaemin dapat didengar oleh siapa pun di lokasi syuting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Suara tawa Jaemin dapat didengar oleh siapa pun di lokasi syuting. Lelaki itu sedang tertawa terbahak-bahak, kakinya sampai lemas dan tidak mampu mengangkat tubuhnya. Jadi di sana, dia tergeletak di lantai, badannya meringkuk ke depan sambil memegangi perutnya.

"Jen, kamu bilang dia profesor muda yang sedih tepat di depan wajahnya." Jaemin terus tertawa.

Wajah Jeno berubah warna menjadi merah. "Diam, Jaemin. Aku sangat menyadari bagaimana aku merendahkan dan menginjak-injak harga diri profesorku di depan wajahnya dan bagaimana aku bisa merusak kesempatanku untuk lulus tahun ini."

Jaemin bangkit dan menyeka air mata yang terbendung di kantung matanya karena terlalu banyak tertawa. "Apa maksudmu?"

"Aku tidak mungkin bisa muncul di hadapan profesor itu lagi, kan?" Jeno menggerutu ketika penata rambutnya memintanya untuk menutup matanya.

Jaemin terkikik. "Oh, ayolah, Hyung! Tidak apa-apa. Lagi pula hinaanmu tadi cukup lucu."

Jaemin masih tertawa sendiri. "Hari ini adalah salah satu hari terbaik bagiku menjadi manajermu, Jen. Tidak percaya kamu benar-benar bangun dan pergi ke kelas tanpa memeriksa jadwal lagi."

Jeno mengerang. "Aku tahu aku seharusnya tidak percaya padamu."

"Tapi sepertinya dia terlihat santai, Jen. Kamu seharusnya tidak terlalu khawatir." Jaemin menepuk bahu Jeno saat dia keluar untuk berbicara dengan staff pemotretan.

Jeno menghela nafas pada dirinya sendiri, mengingat apa yang terjadi di kelas hari ini.

'Selamat pagi semuanya. Saya tahu sebagian besar dari kita telah bertemu sejak minggu lalu ketika saya bergabung dengan Prof. Jung sebagai asisten.'

Pria dengan rambut coklat gelap menggeser dirinya, dengan sengaja menghadap kea rah Jeno. 'Tapi untuk kebaikan temanmu yang sangat disayangkan jarang hadir di kelas ini-'

Mark bahkan tidak segan-segan untuk menunjuk Jeno tepat di wajahnya sebelum melanjutkan perkataannya. 'Biarkan aku memperkenalkan diriku lagi. Namaku Mark.'

'Profesor muda berumur 22 tahun. Dengan rumor mengatakan bahwa aku punya paha berotot dan tampan.'

Profesor muda itu pasti sedang menggoda Jeno. Jeno menggigit bibirnya, dia bisa mendengar darah mengalir ke wajahnya.

Satu kelas tertawa. Wajah Jeno terasa panas, begitu pula ujung telinganya. Dia mengerang dalam hati. Profesor muda itu, kalau dipikir-pikir dia terlihat sexy juga. Tapi dengan cepat Jeno menghapus pikiran tersebut saat melihat wajah puas profesor tersebut yang sedang menggodanya di depan kelas. Tapi dia layak mendapatkannya.

Tidak akan ada orang yang bisa memberi tahu profesor mereka bagaimana membosankannya kelas yang diajar tepat di depan wajah mereka. Jika ada seseorang yang mampu, maka orang itu adalah Lee Jeno.

Assistant Professor - MARKNOWhere stories live. Discover now