DIBAJAK! ft Junho ✓

Perspektif Buruk

Rapat telah usai, para anggota rapat langsung berhamburan dari ruang lingkup sana. Termasuk Anin, langsung saja dia beranjak seusai rapat pelaksanaan kegiatan MPLS atau yang biasa dikenal masa pengenalan lingkungan sekolah.

" Ehh Nin, kantin yuk! " Somi mencoba mengiringi langkah Anin, yang sedang tergesa-gesa pergi dari aula.

Terlebih gelagat Anin masih sama saat dirinya datang mengikuti rapat. Atau mungkin lebih buruk?

" Ahh... Ninnn.. Lu ngambek mulu perasaan. " Ungkap Somi yang tak tahan melihat Anin bermuka masam.

Sambil merangkul bahu Anin, Somi mencari cara bagaimana Anin tak terlihat ngambek seperti ini.

" Kenapa sih, Nin? " Ditanya Somi dengan nada memelas, Anin pun kini melirik Somi yang menempelkan dagunya di pundak kananya dengan tangan yang masih memeluknya.

" Yya gimana nggak kesel sihh, Som. " Sengit Anin yang kini berhenti lalu menghadap pada Somi. Somi pun sama berhentinya dan berdiri tegak di samping Anin.

Flashback ON

Sementara Arjun sedang menjelaskan,

" Jadi gitu yya! Kalian tinggal mempersiapkan apa saja yang akan kalian tampilkan kepada adik kelas. "
Sambil melirik ke tempat Anin dan Esa, yang tampak bercanda ria tanpa mendengarkan penjelasanya.

" Nin, beneran nihh nggak mau ditraktir beli es krim? "  Bisik Esa sambil mendekatkan dirinya pada Anin.

" Ckk, itu Mulu perasaan yang diomongin. " Anin melirik Esa sambil menjawab dengan bisikan. Karena mereka masih berada di forum rapat.

" Yya biasanya kamu kalo lagi nggak mood dibeliin es krim langsung ceria tuhh. " Lanjut Esa.

Mendengar penuturan Esa membuat Anin terkekeh tersendiri. Terkesan Anin gampang disogok sama makanan. Padahal emang iya sihh - Pikir Anin.

" Apaan sihh!! Wkwk Gue kan sukanya odading. " Kelak Anin sambil menyenggol pelan lengan kiri Esa. Keduanya hampir saja tertawa lepas, mengingat makanan yang lagi ngetrend di sosial media itu.

" Ikan hiu makan tomat. " Tak habis candaan yang dibawa, Esa kembali melayangkan ungkapan yang sedang terkenal di media sosial.

" Goblok. " Jawab Anin agak ngegas namun pelan.

" Bukan. " Jawab Esa yang langsung membuat Anin kebingungan dan menatap wajah Esa.

" Ai lop yu so mach... " Jawab Esa pelan langsung di telinga Anin.

Mendengarnya membuat kegelian tersendiri bagi Anin. Reflek Anin mencubit pelan lengan kiri Esa. Esa pun sama tertawanya dengan apa yang dilakukanya.

Mungkin Anin tidak mengetahui, Esa yang berdebar selagi membicarakan kalimat tersebut, apalagi dari jarak yang sedekat ini. Meskipun itu hanyalah candaan, terkadang ada getaran aneh yang muncul secara tiba-tiba.

Tak ingin menanggapinya, rasanya senang melihat Anin tersenyum apalagi tertawa saat berada didekatnya. Tidak akan dirinya menyiakan senyum hangat nan manis kepunyaannya, untuk diberikan kepada Anin.

Fokus kembali lagi pada suasana rapat, sedari tadi Arjun yang menjadi pemimpin rapat terganggu dengan Anin dan Esa yang sibuk sendiri.

" Sekian untuk rapat kali ini, semoga kegiatan kita nantinya diberikan kelancaran dan kesuksesan. Terimakasih, untuk para anggota rapat yang senantiasa memperhatikan jalanya rapat dari awal hingga akhir. "

Pernyataan Arjun yang terdengar seperti menyindir seseorang, membuat Anin semakin merasa kalau itu memang ditujukan olehnya.

Apalagi saat Arjun menyadari kehadiran Anin di rapat, Arjun terlihat seperti sedang mengawasinya.

" Lain kali, kalo ada yang sedang bicara itu diperhatikan. Apalagi di forum seperti ini, yang dapat dijadikan informasi untuk kelanjutan acara ke depan. " Lanjut Arjun sambil mengarahkan pandanganya pada tempat Anin dan Esa berada.

Sontak Esa sedikit terkejut dengan pengungkapan Arjun. Anin pun semakin menyakini instuisinya. Langsung saja mereka berdua menjadi sasaran pasang mata disana.

Hal itu membuat Anin menjadi sangat membenci Arjun, karena lagi-lagi Anin menjadi pusat perhatian yang memungkinkan timbulnya perspektif buruk orang-orang tentang dirinya.

Flashback OFF