Tempat Spesial Kita

Começar do início
                                    

"ohh"

"Aku boleh duduk disini kan gi ?" tanya gadis itu

"Boleh kok, ngomong ngomong kamu siapa ? kok tau nama aku ?"

"Kan kemaren kita baru kenalan, aku Viny looh" gadis itu mulai cemberut.

"Oooh iya maap aku emang pelupa orangnya, Viny, Viny Viny" balasku sambil mengulang nama gadis itu agar tidak lupa lagi.

"Hahaha iya iya gpp"

Aku melanjutkan menikmati hangatnya sinar mentari sore, sementara Viny mulai membaca buku yang dibawanya. Suasana hening menyelimuti kami.

Sesekali aku melirik Viny yang tengah serius membaca bukunya. Rasa penasaranku mulai timbul, buku seperti apa yang mampu menghipnotis Viny.

"Vin baca apaan sih serius bener ?" aku mencoba membuka percakapan

"Ini novel ceritanya seru romantis romantis gitu" balasnya sambil tetap membaca

"Oooh ada gambarnya gak ?"

"Ya enggak adalah emangnya komik hahaha" Viny tertawa sambil menutup mulutnya

"Yaah gak seru dong kalo tulisan semua"

"Ini malah seru tau jadi kita bisa ngebayangin cerita yang kita baca pake imajinasi kita" jelas Viny

"Tetep seruan komik ah" balasku

"Enak aja seruan novel tau" Ucap Viny bersikeras

"Komik !!"

"Novel !!"

Kami berdua seperti anak kecil yang saling bersikeras membela kesukaannya masing masing, meskipun kadang kadang diselingin candaan candaan ringan yang membuat kami berdua tertawa.

Tanpa terasa langit sudah semakin gelap Viny pun pamit untuk pulang.

"Egi aku pulang duluan yaa"

"Iya Vin hati hati" balasku singkat

"Kamu gak pulang ?" Tanya Viny. Terlihat ekspresi khawatir terukir di wajahnya

"Bentar lagi Vin"

"Oh yaudah aku duluan ya gi bye~" Viny pun pergi meninggalkan tempat spesialku meninggalkan ku sendirian.

"Sebentar lagi ya sebentar lagi...." ucapku pelan

****

Hari hariku di tempat spesialku menjadi lebih hidup karena kehadiran Viny, dan mungkin ini sudah bisa disebut tempat spesial kami berdua. Bagaimana tidak ?, setiap hari Viny datang kesini untuk membaca buku bukunya atau sekedar bercerita tentang bagaimana hari yang dilaluinya.

Sedangkan aku hanya mendengarkan cerita cerita Viny, yah sesekali aku tersenyum melihat dia menirukan ekspresi teman temannya dan tak jarang aku sedikit mengejeknya tentang hal hal aneh yang dia lakukan, aah indahnya.

Seperti biasa aku dan Viny sedang berada di spesial kami, Terbesit sebuah pertanyaan di kepalaku
.
"Vin kan kamu sering baca novel tuh, menurut kamu Cinta itu apa sih ?" tanyaku dengan wajah tanpa dosa

"Ehmm kalo menurut aku, cinta itu saat dimana gak ada lagi 'Aku' dan 'Kamu' yang ada Cuma 'Kita' " ucap Viny

'Hmm dulu ini kan tempat spesial aku, sekarang ini tempat spesial kita itu udah termasuk cinta belom ?"

"Eeehh, kalo itu aku gak tau, soalnya cinta itu misterius...ci..nt..a it..u.." Viny terlihat panik, mukanya mulai memerah

"Hahahaha becanda kok Vin" Ucapku yang tak bisa menahan tawa melihat ekspresi Viny saat panik

Tanpa terasa hari akan segera berakhir, memang apabila kita sedang bersama dengan orang yang kita suka waktu jadi terasa lebih cepat. Yah seandainya saja aku bisa lebih lama lagi melihat senyum Viny, memperdebatkan hal hal yang remeh, mendengarkan cerita tentang hari harinya tapi mau bagaimana lagi bukan diri ini yang punya kuasa akan waktu jadi sebisa mungkin aku akan berusaha memanfaatkan waktu yang tersisa sebaik baiknya.

****

Benar yang orang orang bilang, dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan. yah sekarang tergantung diri kita, ingin memberikan perpisahan yang baik atau yang buruk.

'Ya mungkin ini memang waktunya' Aku melihat tanganku yang mulai memudar

Aku berjalan menuju tempat spesial aku dan Viny. Disana sudah terlihat Viny yang tengah duduk sambil memandang ke arah matahari sore, ya mungkin sinar matahari sore cukup bagus untuk mengiringi perpisahan kami.

Akupun berjalan mendekati Viny.

"Egi tumben lama datengnya, biasanya kamu duluan di sini"

"Ada urusan tadi Vin maklum lah orang sibuk" kebohongan paling buruk yang pernah kulakukan

"Hahaha gaya kamu" lagi lagi terdengar tawanya. Sungguh berat rasanya meninggalkan tawanya yang renyah itu.

"Vin aku mau nanya sesuatu nih boleh gak ?" aku duduk disebelah Viny

"Nanya apaan tuh ? kayaknya serius banget" Viny mengkerutkan dahinya

"Kamu suka Novel yang Happy ending atau yang sad ending ?"
"Dua duanya sih bagus tapi aku lebih suka yang Happy ending dong" ucap Viny

"Ohh"

"Emangnya kenapa sih ?" Viny terlihat penasaran

"Kayaknya cerita kita gak bakalan happy ending deh Vin"

"Eh ? maksud kamu apa gi ?" Viny mulai terlihat panik

"Aku harus pergi" Jawabku singkat

"Tapi kita masih bisa komunikasi lewat HP kan ? sini aku minta nomer kamu"

"Bukan, aku perginya ke dunia yang lain Vin" Aku mencoba menjelaskan sedangkan Viny masih terlihat kaget

"Maksud kamu, kamu mau bunuh diri gitu ?" Tanya Viny. Aku hanya bisa menggeleng sambil tersenyum "Terus ?"

"Sebenernya aku udah gak ada di dunia ini Vin, yang kamu lihat selama ini Cuma arwah aku" Aku memperlihatkan tanganku yang mulai memudar

"Ga...k G.a..k mungkin" Viny terlihat shock, airmatanya mulai menetes dari mata indahnya

"Iya Vin aku dikasih beberapa hari untuk jalan jalan di dunia ini sebelum akhirnya aku kembali ke dunia sana karena aku gak tau mau kemana akhirnya aku mutusin untuk kesini, tempat aku sering main waktu kecil dulu" jelasku. Viny yang masih shock hanya bisa diam

"Awalnya aku juga ga nyangka kalo kamu bisa sadar sama keberadaan aku waktu pertama kali kita ketemu, sampe akhirnya pas kita salaman aku tau kalo kamu bener bener bisa ngerasain kehadiran aku"

"Tapi aku udah nyaman sama kamu gi" Ucap Viny yang masih terisak

"Aku juga gitu Vin, kamu orang pertama yang berinteraksi sama aku, aku kira aku bakal kesepian selama ada di sini tapi ternyata enggak, tiap hari aku bisa liat kamu senyum, denger cerita tentang temen temen kamu, pokoknya aku berterima kasih banget kamu udah mau nemenin hari hari aku walaupun sebentar.

"..." Viny terdiam dirinya sudah mulai tenang sekarang

"Ok Vin kayaknya waktu aku udah abis, jangan nangis lagi dong aku yakin kamu pasti bisa nyari temen yang lebih lebih dari aku"

"Iya gi, pokoknya aku gak bakal ngelupain kamu, aku bakal selalu kesini dan jagain tempat spesial kita" Ucap Viny sambil memelukku untuk terakhir kalinya

"Terima kasih, untuk semuanya Viny" Bisikku sebagai kalimat terakhir

Aku mencoba mengusap air mata di pipi Viny namun perlahan lahan tubuhku mulai menghilang seiring dengan terbenamnya matahari di hari ini. Hanya tinggal Viny yang sedang berdiri menatap ke arah langit.

" 'Aku', 'Kamu' jadi 'Kita' yah mungkin tempat ini yang menjadi saksi cinta kita" Ucap Viny sambil meninggalkan tempat spesialku, tempat spesial kita.

Pojok Ambigu Otak KananOnde histórias criam vida. Descubra agora