Approaching

46 8 0
                                    

Tring!

Lia mengernyit saat menatap layar ponsel. Terlihat adanya notifikasi pesan baru yang masuk dari nomor tak dikenal. Dengan agak malas ia membuka kemudian membaca isi pesan baru tersebut.

xxx456-780-007
Juls it's Hendery.
Need your help ASAP.

Kedua alis Lia bertaut. Sejak kapan Hendery memiliki nomor baru?

Ia membalas,
You're not Hendery.
Who is this?

Tak lama, balasan pesannya muncul dan berbunyi,

xxx456-780-007
I am Hendery!!
I'm using my new friend's number!
Meet me now-usual place-URGENT

Tautan kedua alis Lia berubah menjadi lengkungan ke atas. Ia makin gagal memahami alur pikiran sepupunya ini. Ia kembali membalas,

Kalau ini Hendery, kenapa menggunakan nomor orang lain??
Aku tahu kau selalu aneh, tapi hari ini kau lebih aneh dan aku jadi takut :*(

xxx456-780-007
Kau sama sekali tak membantu, kumohon cepatlah kemari!
Felix pingsan!

Lia terkejut membaca pesan terakhir. Ia kemudian menekan tombol 'memanggil' ke nomor ponsel Hendery yang ia simpan. Yang biasa pemuda itu gunakan.

Aneh.

Tidak diangkat tapi tersambung. Diliriknya angka yang ditunjuk di jam tangan.

Jam 8 malam. Jarak kafé dari rumah Lia kira-kira butuh waktu 15 menit. Ia ragu, apakah ibunya akan mengijinkan?

Tapi, ponsel Hendery masih tidak bisa tersambung.

Lia bangkit dan segera keluar kamar. Ia mencari ibunya yang ternyata sedang duduk bersantai di ruang tamu, menonton televisi.

"Mom," panggilnya.

"Yes, Honey?" respon Tiffany.

"Boleh aku pergi sebentar?"

Tiffany mengernyit saat melirik ke arah jam dinding. "What happened? Sure you need to go now?" tanyanya.

Lia mengangguk. "Yeji... Aku perlu ke rumahnya sebentar, aku harus memberinya sesuatu, kemarin malam aku lupa."

Tiffany malah menautkan kedua alisnya. "Kenapa tidak besok saja? Jadwal kembalimu ke SC juga masih lama, kan?"

Lia mengangguk kemudian menjawab, "Aku pelupa, kan, Mom?" It'll be just some minutes. I promise!"

Tiffany terlihat tak bisa mengelak kenyataan satu itu. Meski ia terlihat sangat gemas sendiri ke arah putrinya yang tersenyum tak berdosa. Akhirnya ia menghela nafas untuk menjawab, "Oke, kabari saat sudah sampai, ya?"

Cengiran lebar tersungging di wajah cantik Lia.

"Thank's, Mom!"

*&C&J&*

"Apa yang terjadi??" tanya Lia saat mendapati Hendery tengah berkacak pinggang dengan wajah panik.

Kidnapper In LoveWhere stories live. Discover now