"MAKAAANN!!"

PLAK!

"Om! PAH!" Jae teriak kesakitan ketika Andrea memukul tangannya dan teriakan terhadap Jonathan adalah bentuk protesnya.

"Berdoa dulu. Terima kasih kepada Tuhan atas rahmat dan rejeki yang sudah diberikan kepada kita."

"Kau kayak gak kenal Andrea saja. Tuhan diatas segalanya. Kau hanya insect nyamuk yang siap kapan saja bisa ia bantai. Dah tutup mulutmu, Jaenal."




Belakangan ini, Brian susah sekali bertemu dengan Archiera. Memang sih tidak ada janji bertemu dan juga komunikasi, akan tetapi Brian seakan tidak dapat menemukan Archiera di kampus maupun di Rumah. Harinya sedikit kosong dan dipenuhi dengan rasa ingin bertemu dan bermain dengan Archiera.

Panjang umur, berkah anak sholeh. Handphone Brian bergetar menandakan ada pesan masuk. Seseorang yang mengirimkan pesan tersebut adalah cewek yang ia cari-cari beberapa hari kemarin.

Ciera
Bri

Brian
Cirr
Tau aja gue nyariin

Ciera
Hah? Gimana?
Matbis di lt 5 kelas 302

Brian
Mau disamper? Mau jalan kita?

Ciera
Asal muasal darimana mau jalan?

Brian
Lah terus ngapain kasih tau matkul sama lo dikelas mana

Ciera
Kan lo attendance kelas matbis? Ini ada nama lo di absen. Tapi lo belom dateng udah mau jalan setengah jam kelasnya

Brian
HAH APAAN?!

Brian segera berlari menuju kelas yang telah Archiera beritahukan. Ia bingung padahal kemarin ajuan penambahan SKS miliknya ditolak. Lalu tiba-tiba namanya ada di absen kelas Matematika Bisnis, kelas yang ia ajukan. Ia berlari sekencang mungkin dan ketika sampai di depan kelas tersebut, Brian mengatur nafasnya. Ia mengetuk pintu tersebut untuk ijin masuk.

"Yaaa, siapa?"

"Permisi, Pak."

"Ada apa?"

"Saya baru dikasih tau kalau saya masuk kelas ini."

"Kok bisa?"

"Kemarin saya ngajuin penambahan SKS, Pak. Tapi ditolak. Terus saya dikasih tau kalau nama saya ada di absen kelas ini."

"Ya sudah kamu bisa duduk. Nanti setelah itu tanya ke sekre ya."

"Siap Pak, makasih."

Urusannya dengan dosen dari mata kuliah tersebut sudah selesai. Hal pertama yang ia cari bukan tempat duduk. Tetapi dimana Archiera berada. Matanya menangkap keberadaan Archiera dan betapa beruntungnya bahwa kursi disebelah Archiera kosong. Brian segera berjalan ke arah Archiera dan menempati kursi kosong tersebut.

Melihat Brian yang berjalan ke arahnya membuat Archiera paham bahwa Brian akan menempati kursi disebelahnya. Ia rapihkan barangnya yang berada di kursi tersebut. Brian sudah girang karena ia anggap Archiera menerima kedatangannya dengan baik dengan cara merapihkan barangnya tersebut.

Namum perkiraanya salah, setelah barang dari Archiera dibersihkan, Archiera menendang kursi tersebut menjauh dari dirinya.

Brian terkejut dan kehabisan kata-kata. Akan tetapi, tidak dengan aksinya. Ia tariik kursi yang Archiera tendang dan ia dekatkan kembali dengan kursi Archiera.

"Hai," sapa Brian polos.

Mengabaikan Brian adalah hal yang paling benar dilakukan oleh Archiera untuk sekarang pada saat kelas berjalan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mengabaikan Brian adalah hal yang paling benar dilakukan oleh Archiera untuk sekarang pada saat kelas berjalan. Tetapi rasa empati terhadap Brian yang sedang berkeringat banyak karena harus berlari mengejar kelas, dirasakan oleh Archiera. Ia membuka tasnya dan mengambil beberapa helai tisu lalu diberikan terhadap cowok disebelahnya yang sedang struggling dengan keringatnya.

Tisu yang diberikan kepada Brian tak kunjung diambil. Archiera menengok ke arah Brian.

"Elapin dong?"

Kelas selesai dan berakhir dengan Archiera, Brian dan satu teman dekat dari Archiera yaitu Orina menjadi satu kelompok di mata kuliah Matematika Bisnis.

"Jadi kita mau nugas kelompok dimana?"

"Nugas apaan? Tugas aja gak ada." Saut Orina terhadap ajakan Brian.

Archiera hanya tertawa kecil melihat interaksi Brian dengan Orina yang layaknya sudah terlihat bibit bibit hubungan anjing dan kucing. Berantem mulu.

Nada dering handphone milik Archiera mendapatkan atensi dari Brian maupun Orina. Melihat nomor siapa yang tertera membuat Archiera menghela napasnya kasar. Orina yang tahu betul siapa yang menelpon Archiera dan mengapa Archiera seakan lelah mendapatkan telfon tersebut langsung berkomentar.

"Ganti nonor aja lah lo! Daripada diganggu mulu sama itu cowok!"

"Kalau ganti nomor sayang sama orang-orang yang udah simpen nomor gue yang ini. Nanti mereka gak bisa hubungin gue lagi?"

"Cir," panggil Brian. "Ada pilihan namanya block this number. Block aja sih nomornya?"

Archiera dan Orina baru saja teringat bahwa ada pilihan tersebut. Brian mengambil alih handphone Archiera dan langsung melakukan blockir terhadap nomor yang telah sering menganggu Archiera.

"Kan selesai. Ini ladies ladies wong katrok amat gak tau cara ngeblock nomor?"

 Ini ladies ladies wong katrok amat gak tau cara ngeblock nomor?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






N.n :

Hihi maaf ya sering update, lagi demen ngetik cerita denial🥺

Denial ; YoungKWhere stories live. Discover now