🍂 Blank [14]

16.1K 1.7K 150
                                    

.
.
.

"By, mau makan malam dengan apa?" tanya Jungkook sedikit melirik ke arah Taehyung.

"Huh? Oh ... apa saja akan aku makan." jawab Taehyung.

Jungkook kembali diam. Memandang acara televisi dihadapannya.

"Tae ...."
"Kook ...."

Keduanya mengerjap ketika tanpa sengaja saling memanggil secara bersamaan.

"Kau duluan saja." ucap Taehyung agar Jungkook berbicara lebih dulu.

"Kau saja yang duluan." balas Jungkook.

Taehyung menggaruk belakang kepalanya canggung. Sedangkan Jungkook sesekali memandang ke arah lain tanpa melihat Taehyung. Ya beginilah ... keduanya merasa canggung selepas melakukan ciuman di kantor tadi siang.

Jika kalian ingin tahu, mereka tidak hanya sekedar berciuman panas saat di kantor tadi siang. Mereka hampir saja melakukannya, bahkan baju yang Jungkook kenakan sudah terangkat naik, siapa lagi pelakunya jika bukan Taehyung. Tetapi tidak jadi karena keduanya langsung tersadar atas apa yang mereka lakukan.

"Aku minta maaf soal perlakuanku di kantor tadi siang." ucap Taehyung merasa tak enak.

Jungkook berdeham. "A-aku tidak keberatan soal itu." jawab Jungkook, tak sadar jika kini pipinya sedikit memerah ketika mengingat kejadian tadi siang; bagaimana Taehyung mencumbu bibir, leher, serta dadanya dan ... oke, lupakan.

"Aku khilaf tadi siang." gumam Taehyung.

"Khilaf? Jadi maksudmu kau menyesal melakukannya?" tanya Jungkook terdengar murung.

Taehyung menggeleng cepat. "Tidak, By. Jangan salah paham. Maksudku ... aku khilaf karena sudah menyentuhmu sejauh itu. Aku takut kau marah."

"Kenapa aku harus marah? Apakah sebuah kesalahan jika seseorang yang sudah menikah mencumbu satu sama lain?" ujar Jungkook dengan menaikkan sebelah alisnya.

"Jadi ... kau tidak keberatan saat aku menyentuhmu sejauh itu?" tanya Taehyung memastikan.

"Taehyung-ah, apakah aku boleh jujur?" Jungkook balik bertanya.

"Jujurlah, katakan padaku." balas Taehyung.

Jungkook merubah posisinya menjadi berhadapan dengan Taehyung, lalu menyentuh dadanya sendiri, dan sebelah tangannya yang lain menyentuh bagian dada Taehyung.

"Saat ini, lebih tepatnya saat kau menciumku tadi siang ... aku sudah merasakannya. Detak jantungku, seirama dengan detak jantungmu. Berdebar begitu hebat saat kita berdekatan." jelas Jungkook lembut.

Taehyung hanya diam mendengarkan dan memperhatikan Jungkook.

"Taehyung-ah, saranghae." ucap Jungkook terdengar seperti bisikan. Tetapi siapapun akan tahu bahwa Jungkook mengatakannya dengan tulus dan penuh perasaan.

Taehyung memandang manik kembar milik Jungkook yang kini terlihat berbinar dengan genangan air dipelupuk matanya, sama seperti dirinya.

"Coba katakan sekali lagi." pinta Taehyung.

"Aku mencintaimu, Taehyung." ucap Jungkook bergetar, menahan luapan perasaannya.

Taehyung tersenyum lebar, tetapi tak dapat dipungkiri jika kini airmatanya ikut merembes turun membasahi pipi, bersamaan dengan Jungkook ketika ia membawanya ke dalam pelukan.

"Aku lebih mencintaimu, Jungkook. Terimakasih." bisik Taehyung haru.

"Apakah aku terlambat karena baru mengatakannya sekarang?" lirih Jungkook terbenam dalam pelukan itu.

Blank「✓」Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora