Luna is....

34.1K 2.7K 65
                                    

Juna tidak pernah menyangka akan putus dengan Luna. Mereka resmi pacaran sejak bulan-bulan awal masuk SMA. Pertemuan mereka diawali dengan menjadi bulan-bulanan Pengurus MOS SMA Artara. Bagi Juna yang baru menjajaki masa putih abu-abu, cewek asyik dan supel macam Luna membuatnya tertarik. Sayangnya, semakin ia mengenal Luna, semakin jelas kalau cewek itu cenderung posesif. 

Poin kedua yang membuat Juna ilfeel setengah mati adalah, Luna agak bego. Bego banget. Pernah suatu ketika sewaktu Bu Win menjelaskan materi pelajaran Kimia,

"Jadi ada yang bisa menjelaskan hubungan mol dengan jumlah partikel?"

Tiba-tiba Luna yang baru ngangkat kepala nyeletuk,

"Beneran bakal survei ke mall, Bu?! Ah, akhirnya!"

Pokoknya, gitu.

Sekarang, kenapa Juna tiba-tiba move on?

Sewaktu UTS beberapa pekan yang lalu, Juna duduk bersebelahan dengan anak kelas X 1, cewek berponi yang akhirnya dia kenal bernama Diandra. Iseng, ia melirik lembar jawab Diandra. Biasanya tipe-tipe anak macam Diandra akan bersikap defensif dan menutup akses Juna sama sekali. Alih-alih, Diandra malah menyobek kertas coret-coretan dan menuliskan sesuatu. Setelahnya, ia memperhatikan sekitar, lantas melemparkan lembaran kertas pada ke meja Juna. 

lain kali bawa catetan rumus segede papan, ya :)

Entah sejak kapan tepatnya ia lebih sering ngobrol terlebih dahulu dengan Diandra sebelum UTS dimulai. Hubungannya dengan Luna yang membosankan baginya sudah tidak terselamatkan lagi... atau memang Juna sudah berhenti berusaha untuk memperbaiki keadaan. 

***

Luna mengaduk-aduk jus jeruk yang ada di depannya. Bibirnya melengkung ke bawah setelah menceritakan perihal putusnya dengan Juna yang sudah menghebohkan SMA Artara pada keempat sahabatnya.

"Lo over banget, sih!" tanggap Kania.

Sheila mengangguk-angguk setuju. Sementara Rian dan Arvin tertawa kencang. Sudah lama mereka menyumpahi Luna putus dengan Juna.

"Gue denger Juna lagi deketin Diandra, anak X 1," ujar Sheila setelah suapan terakhir mie telor kornetnya.

Luna tidak menanggapi. Dia sudah tahu. Itulah alasannya menjadi tidak ceria pagi ini. Dia tahu sudah ada yang menggantikannya. Itu lebih sakit.

"Cari yang lain aja kenapa, sih, Lun?" celetuk Rian.

"Lo homo, sih, nggak ngerti perasaan gue," sahut Luna ketus.

Rian menendang kaki Luna yang ada di bawah meja, "Mulut sekolahin! Asal ngejeplak aja!"

"Diandra itu jago IPA, lho. Kaya perpustakaan plus kalkulator jalan," timpal Arvin.

Luna mendengus, "Gue jago dance, lho. Kaya artis plus model jalan."

"Diandra suka basket, lho," tambah Kania. Sengaja menyulut Luna.

"Gue suka nyemangatin anak basket, lho," sahut Luna.

Rian menunjukkan senyum miring, "Diandra gebetannya Juna, lho," suaranya naik satu oktaf.

Luna mendengus kesal, "Gue mantannya Juna, mau apa lo?"

***
garing banget :(

Thanks for reading!

Januari, 2015

The Ex [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang