Rockabye Baby

85 0 0
                                    


############################################################

..gambar itu seolah keluar dan melayang-layang kian kemari didalam kamarku, sesekali berubah wujud menjadi bentuk lain yang tak kalah menyeramkan dengan bentuk asalnya..

############################################################

Ini kisahku dan kisah ini di share oleh temanku...

Villa Pramesthi, Desa Cicurug

Maret 1995

Mewujudkan pernikahan dengan orang yang sekian lama di dambakan adalah sesuatu yang "sesuatu banget"...begitulah yang terjadi dengan diriku, seminggu setelah Idul Fitri aku menikahi Dewi, wanita pujaan hatiku. 

Acara digelar dengan tradisi adat kampung kami, senyum manis nan bahagia merekah diwajah Dewi saat bersanding bersamaku di kursi pelaminan. tujuh hari tujuh malam pesta yang kami selenggarakan bagi para undangan dan masyarakat sekitar terus bersambung tak henti siang malam, kami berdua berikut seluruh anggota keluarga merasakan kebahagiaan, kepuasan dan rasa syukur yang tak terkira.

Setelah perhelatan itu, hari-hari sebagai pengantin baru kami lalui dengan canda tawa dan kemesraan, tiada hari terlewat tanpa canda mesra, kadang ditingkahi dengan "prank-prank" kecil yang kami lakukan bergantian, semua begitu indah dan ceria,, aku bahagia, aku bersyukur menjalani hidup dengan kekasih pujaanku.

Itu sekelumit gambaran dari awal mula pernikahan kami.

Keanehan bermula sekitar 1 tahun usia pernikahan kami, ya di usia pernikahan yang masih begitu muda, Dewi yang biasanya selalu hangat, perhatian, rajin dan cerewet tiba-tiba menjadi murung serta pendiam, terkesan selalu hening dan serius, tak bisa di candai sedikit saja bisa langsung meletup emosinya seolah tidak ada candaan ku yang bisa membuatnya tersenyum walau sedikit saja, dan...fokusnya hanya kepada HP kesayangannya.

Selama beberapa minggu terakhir ini, Dewi hanya sibuk dengan HP nya, hampir semua pekerjaan rumah dilakukan oleh Mbak Marni, PRT yang sebelumnya telah bekerja di rumah orangtuaku selama 8 tahun, termasuk memasak makanan sarapan pagi dan makan malam ku.

Tadinya aku tidak terlalu ambil pusing dengan "kesibukan" Dewi, tetapi lama kelamaan aku merasakan ada sesuatu yang benar-benar janggal perihal "keakrabannya" dengan HP dan juga keanehan sikap Dewi yang menurutku terlalu "private".

Entah apa yang dilakukan Dewi sepanjang hari dengan HP nya itu, sering aku memergokinya saat ia menatap hampa layar HP yang sekilas terlihat ada satu gambar semacam lukisan abstrak hitam putih, entah gambar apa itu, Aku tak ingin tahu lebih jauh, karena biasanya ketika Dewi menyadari kehadiranku di dekatnya, dengan segera Ia beralih aplikasi sambil menatapku dingin dan tajam.

Terkadang aku melihatnya seperti sedang mengetik sesuatu, akan tetapi Ia mengetik dengan lambat, jarinya bergetar lemah seolah tak bertenaga, yang mengherankan adalah ketika aku menegurnya secara halus agar Ia jangan terlalu sering sibuk dengan HP, Ia malah membalas dengan ketus dan bahkan sering juga membentak dengan nada tinggi.

Suatu hari aku merasa sedikit pusing, demam dan tidak bergairah kerja,, aku memutuskan pulang lebih awal, pukul 14:00 siang aku bergegas pulang diantar sopir kantor, sesampai di rumah tepat pukul 15:20, aku buru-buru mandi, ganti baju dan berwudhu karena sudah masuk waktu ashar...

Aku melaksanakan shalat ashar di musholla kecil tepat di sebelah kamar tidur. Selesai shalat, aku masuk kamar dan di dalam aku mendapati Dewi tengah berdiri didepan cermin, Ia tersenyum - senyum, kadang menyeringai pelan, begitu terus bergantian selama beberapa menit, Aku baru saja ingin menanyakan apakah ia sudah shalat ashar, tiba-tiba :

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 28, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Guna Guna MedsosWhere stories live. Discover now