Kisah kehidupan keluarga yang mengalahkan keluarga halilintar. Jika tambah satu orang lagi, akan menjadi dua tim sepak bola dengan sang ayah sebagai wasitnya.
Bapak Siwon dan Ibu Yoona
Menikah dan sang ibu melahirkan anak setiap tahunnya selama 9 ta...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Dua puluh satu pemuda itu sedang berdiri menatap rumah mewah didepannya. Walau tak sebesar dan semewah rumah mereka yang sebelumnya, tapi rumah ini termasuk dalam jejeran rumah paling mewah di komplek Neo.
Yap, mereka pindah ke rumah ini mulai hari ini. Gatau kenapa, ga ada angin, ga ada hujan, ga ada badai, ga ada duit, ayah mereka tiba-tiba memberitahu bahwa mereka ber21 akan pindah ke rumah baru. Kaget? Tentu saja. Apalagi Taeil yang diberitahu secara langsung oleh sang ayah. Mau protes? Haechan aja ga berani protes, takut uang jajan dipotong.
Awalnya mereka nolak karena mereka berekspetasi bahwa mereka akan tinggal dirumah sederhana. Mereka dituntut untuk menjadi mandiri dengan tinggal di rumah sederhana dan uang jajan yang terbatas.
Itu sih ekspetasi mereka sebelumnya. Realitanya...
Rumah mereka tak kalah mewah dari rumah sebelumnya. Ayah mereka juga bilang akan mentransfer uang jajan ke rekening masing-masing setiap bulannya. Dan yang terakhir, mereka emang sengaja disuruh untuk menempati rumah ini, daripada kosong dan berhantu.
Mereka mulai masuk ke dalam rumah setelah mendapat instruksi dari yang tertua. Sejak awal mereka memang tidak banyak bicara, semua lelah karena barang bawaan mereka terlampau banyak.
Mereka mendudukkan diri masing-masing di sofa. Ada juga yang langsung merebahkan tubuhnya di karpet seperti Lucas, Jeno, Jisung, dan Ten.
"Haus nih, ga ada minuman di dapur?" celetuk Haechan sambil mengelus lehernya.
"Coba gue cek." kata Taeyong sambil beranjak pergi ke dapur.
"Ikut, bang!" Haechan dengan segera berlari menyusul Taeyong ke dapur.
Johnny yang baru saja merebahkan tubuhnya di karpet bersama Lucas itu langsung berdecak. "Sama Kun sono! Ganggu orang mau tidur aja lo." tolaknya kesal.
"Sama gue aja, bang." kata Jungwoo menawarkan diri. Sebenernya dia males mau jalan, tapi makin males lagi kalo harus denger omelan Doyoung habis ini.
"Yaudah ayo!"
Akhirnya Doyoung pergi ke lantai dua yang merupakan jejeran dari kamar-kamar yang akan mereka gunakan untuk tidur, ditemani oleh Jungwoo.
Selang beberapa menit setelah Doyoung dan Jungwoo pergi, Taeyong dan Haechan datang sambil membawa seceret air dan beberapa gelas.