Chapter 2 : A Lone Wolf

34 3 0
                                    

Dia berburu sendirian, mengejar mangsa tanpa satupun kawan, tapi ketika bertemu kawanannya, Serigala itu tampak sangat akrab dan berwibawa, bagaimana dia membawa diri ketika sendirian ataupun berjalan berkelompok, dia selalu tenang dan mampu memimpin dirinya maupun kelompoknya, tak ada sedikitpun cerita kalau Serigala pernah patuh dibawah perintah Manusia, lalu kudengar Filsafat mengatakan "Singa mungkin memang Raja Hutan, tapi Serigala tak pernah bermain sirkus"~

Seminggu semenjak awal perkuliahan. Kelasku mendapat tugas untuk mempresentasikan makhluk hidup yang disukai secara individu dan menjelaskan detailnya. Boleh mengambil tanaman, hewan makhluk bersel satu, atau jamur. Ini tugas yang menarik bagiku. Aku begitu senang. Tentu saja aku akan menjelaskan tentang Serigala. Aku punya banyak koleksi foto tentang Serigala yang kusimpan di laptop sejak SMA. Berbekal beberapa pengetahuan dari buku-buku yang kubaca dan serial TV di channel National Geographic Channel membuatku jadi sedikit santai untuk tugas ini.

Malam ini cerah. Awan tak terlihat menutupi langit. Aku berdiri didepan jendela seperti biasa. Melihat bulan dan beberapa bintang disekelilingnya. Mereka begitu indah. Hatiku menjadi tenang. Lagi-lagi aku tersenyum. Bintang-bintang disana mungkin sangat bahagia bisa mendampingi Bulan. Tapi, sama sekali aku tak ingin menjadi bintang. Biar aku jadi Serigala saja disini. Mengagumi Bulan dari jauh.

Aku melihat teman-teman sekamarku sedikit sibuk akhir-akhir ini. Maria yang sekelas denganku juga sibuk menyiapkan beberapa gambar ikan Paus untuk tugas 2 hari yang akan datang. sebab dia sangat menyukai Biota laut. Kupikir dia akan menyiapkan ubur-ubur untuk tugas ini, mengingat dia pernah disengat waktu masih balita. Pikirku sambil tersenyum simpul.

Kaylin begitu sibuk mengerjakan beberapa hitung-hitungan rumit di buku catatan miliknya sambil beberapa kali mengecek smartphone. Kupikir kelas Astronomi akan lebih mudah karena akan membahas planet dan benda-benda antariksa. Tapi, dugaanku salah. Melihatnya bukunya saja kepalaku mendadak pusing. Aku heran.

Rose terlihast sedikit santai merapikan beberapa buku. Aku berani bertaruh kalau dia akan
menyiapkan gambar-gambar Sawi untuk tugas Biologinya.

"Rose... apa kamu pakai Sawi untuk presentasi besok?" tanyaku menebak. Sambil melontarkan senyum agar tidak dikira menyinggungmya. "Iya" jawabnya sambil tertawa. Dugaanku benar. Dia menunjukkan beberapa gambar Sawi yang sudah di print out di kertas HVS putih. Rose ini ternyata rajin. "Kok kamu bisa tau?" tanyanya penasaran. Matanya melebar. "Tentu saja" jawabku tertawa. "Eh dimana kamu print semuanya" aku balik bertanya. " Umm... di gang belakang kampus ada banyak tempat jasa print out, mau kuantar?" Dia menawarkan. "Umm... mungkin besok pagi" jawabku mengangguk setuju.

Kalau dipikir-pikir. Seminggu yang lalu. Sejak pertama kali kuliah aku memang jarang keliling kampus dengan teman-teman sekamarku. Kami mungkin hanya mampir ke Kantin dan Cafetaria yang ada di dekat kampus, aku belum pernah pergi sendirian untuk berkeliling hingga belakang. Rasanya kampus ini begitu luas untuk dikelilingi sendirian. Bahkan untuk kerja kelompok untuk printing makalah. Aku tak pernah dapat bagian untuk pergi print out. Aku mungkin akan menyelesaikan power point atau makalah di Microsoft word. Sisanya temanku yang akan pergi. Mungkin besok aku akan pergi dengan Rose untuk print tugas individual ini.

The Moon & The WolvesOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz