The real story

25 12 76
                                    

Hai haii, akhirnya aku update juga xixi :>

Ohiya makasih buat Fyu dan admin SIC yang aku sayangi dan hormati, kalo bukan karna kalian aku gaakan bisa masuk ke SIC sekarang:'))

al_nixie
bunnycute02
Raynchiee
FairyQueenFairy
SharingIsCaringGC

"Yang gini cerita? Penggunaan kata aja masih jelek, tulisan lo jelek juga. Aduh Salsa lo sok ngarep banget bisa menang lomba. Ngelawak lo?"

Itulah rangkaian kalimat yang keluar dari mulut temanku saat melihat cerpen fabel buatanku.  Aku hanya tersenyum kecut menanggapi lontaran kata pedas yang membuat hatiku meringis. Sejak saat itu, aku tidak lagi ingin membuat karya lewat tulisan.

Dulu aku suka menulis berbagai cerita. Aku juga suka membaca novel-novel anak. Tapi semenjak karya ku di kritik begitu pedas. Dan jujur saja, itu membuatku kehilangan semangat untuk menulis.

Saat masih duduk dibangku SMP, aku tudak seperti temanku yang lain. Ketika teman-temanku sibuk kasmaran, aku lebih suka menyendiri di perpustakaan seraya membaca buku. Sebenarnya tidak sendiri juga, ada beberapa temanku yang memanfaatkan jaringan Wifi di perpustakaan.

Saat itu aku tidak punya handphone, terkadang aku iri dengan mereka yang sibuk dengan ponsel pintarnya.

"Sal, lo suka baca buku?" tanya temanku, Aulia namanya.

"Iya," jawabku seadanya.

"Eh aku juga suka baca, tapi bacanya disini. Nih liat," Aulia memperlihatkan sebuah aplikasi baca online, yang kini aku kenal Wattpad.

"Ini apa?" jujur saja, aku sendiri bingung. Aku memang tidak mengerti maksud dari Aulia memberitahu aku tentang aplikasi itu.

"Ini tuh namanya Wattpad. Lo bisa baca banyak cerita, lo juga bisa bikin banyak cerita. Eh iya, kan waktu kelas 8 lo suka ikutan bikin cerpen?" Aulia mulai duduk disampingku.

"Iya, dan gue kalah mulu. Itu daftar nya gimana? Kalo pake komputer bisa gak?" tanyaku mulai tertarik dengan aplikasi tersebut.

"Kalo gue sih daftarnya pake Facebook. Tapi pake email juga bisa. Kalo mau pake Wattpad di komputer juga bisa kok," jelas Aulia.

Aku mengangguk mengerti, "Oh iya, nanti gue coba di warnet."

Dari situlah aku mengenal Wattpad, aku mulai baca banyak cerita. Dari mulai genre romance, comedy, Fantasy, Teenfiction, Fanfiction, dan masih banyak lagi. Dan dari situ juga, aku memberanikan diri untuk membuat sebuah cerita Fanfiction.

Awalnya aku masih Insecure, takut tidak ada yang baca. Tapi, aku terus meyakinkan diri untuk mencoba membuat. Pada awal aku menulis, ada beberapa yang baca dan vote. Disitu aku sangatlah senang walau jumlahnya tak banyak, meski yang vote juga hanya 3 orang.

Karena aku tidak mempunyai handphone, setiap ingin meng-update chapter baru, aku harus pergi ke warnet setiap minggu. Itu pun jika ada waktu luang.

Hingga aku diberikan handphone oleh bapakku, karena aku mengatakan jika aku perlu untuk keperluan sekolah. Dan akhirnya aku bisa meng-update tanpa harus pergi ke warnet lagi.

Aku senang feedback dengan banyak orang, tapi aku masih merasa insecure dengan karya orang lain yang penggunaan katanya jauh lebih bagus. Aku mencoba belajar dengan melihat beberapa referensi dari novel yang aku punya.

Tapi tetap saja, aku masih merasa kurang. Merasa jika karya ku kurang bagus. Merasa jika tidak ada yang mendukungku. Feedback? Itu formalitas yang aku lakukan hanya karena aku gila vote dan komen.

Suatu ketika, aku feedback dengan salah satu temanku, Fia. Awalnya kami tidak akrab sama sekali. Hingga Fia mengajakku untuk ikut dalam organisasi kepenulisan, 'Sharing Is Caring'. Jujur saja, dulu aku tidak tertarik sama sekali.

Aku masih trauma dengan kritikan pedas yang aku terima beberapa tahun yang lalu. Aku masih tidak bisa melihat, atau mendengar kata-kata menyakitkan tentang karyaku. Jika kalian berfikir aku lebay, katakan saja. Aku mungkin bisa mengulum kata menyakitkan itu. Tapi, bayangan tentang kata-kata, dan kritikan itu masih membekas di memori ku.

Alhasil aku masih belum menerima ajakan Fia. Aku masih ragu. Aku takut jika admin dari organisasi itu tidak memperhatikan member baru sepertiku. Aku takut tidak memiliki teman disana.

"Sal, lo tau gak? Kemarin gue ikutan organisasi kepenulisan, eh anjir adminnya sombonh banget!" Hani temanku menggerutu kesal disampingku.

"Lho, napa gitu?"

"Masa gue nanya, 'Kak, ini krisarnya mulai darimana?' eh anjir gaada yang bales atau reply. Kesel banget, besoknya gue di kick gara-gara gak krisar. Letak salah gue dimana coba?" jelas Hani dengan nada kesal.

"Ih nyebelin banget. Itulah kenapa gue males ikutan GC-GC kek gitu!" decakku kesal.

"Emang lo udah pernah ikutan?" tanya Hani.

"Enggak, cuman ada yang ajakin. Tapi gue masih  ragu," ujarku.

"Padahal masuk aja, siapa tahu kan cerita lo ada yang suka. Disana tuh ada sistem krisar, nanti reads cerita lo naik," Hani mencoba membujuk ku.

"Engga ah, nanti kayak lo dikacangin."
Aku masih ragu untuk masuk ke Group Chat Sharing Is Caring. Namun ketika aku melihat story milik Fia, aku yang notabene nya dulu haus Voment, mulai tertarik untuk masuk Group Chat Sharing Is Caring. Aku langsung chat Fia buat masuk ke SIC.

Awalnya aku masih takut adminnya cuek. Aku masih teringat cerita Hani kemarin-kemarin. Namun, saat pertama kali aku masuk, aku disambut ramah oleh member disana. Aku yang memang suka berteman ini, sejujurnya sangat senang.

Hingga suatu waktu ada satu hal yang menyadarkanku. Tentang membuat karya, bukanlah tentang banyak yang mengapresiasi, bukanlah tentang banyak yang membaca ataupun banyak yang menyukai. Tapi tentang bagaimana kamu mengembangkan hobimu untuk membuat orang terhibur lewat karyamu.

Dan itu benar-benar menamparku. Menampar perasaanku yang selalu ingin mendapat reads banyak, dan juga voment banyak. Dari situ aku merasa jika, aku yang dulu hanyalah kegelapan semata. Dan ketika aku masuk ke Sharing Is Caring adalah cahaya yang aku dapat.

Disana aku mendapat banyak ilmu. Dan cara menulisku sudah berkembang menjadi lebih baik. Aku berfikir, bagaimana jadinya jika aku masih egois pada opini ku tentang GC yang kacang pada new membernya. Sungguh, aku sangat bersyukur masuk ke GC ini. Aku banyak belajar tentang tata krama, dan juga tentang kepenulisan.

Aku menganggap dengan masuknya aku ke GC ini, adalah keadaan dimana sebuah cahaya kecil yang muncul di kegelapan. Namun, cahaya itu yang justru membuat kegelapan menjadi terang.

Skill menulisku masih kurang, tapi aku akan terus berusaha. Mungkin saat ini aku tidak bisa sering ikut dalam pembicaraan di GC. Tapi aku akan tetap melaksanakan jadwal,  InsyaAllah aku bisa. Bersama Sharing Is Caring, aku menata mimpiku, dan terus belajar untuk menjadi kebih baik.

Huaa maaf yaa kalo ada typo>< sebelumnya aku ngucapin banyak terima kasih buat yang udah terus dukung aku. Aku bersyukur banget. 😭💜💜

-Salam manis, Soohyun❤

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 19, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cahaya di kegelapanWhere stories live. Discover now