Entahlah.
Sedikit lagi Laura hampir sampai pada bangkunya-yang berada di pojok kiri paling belakang. Tempat keramat buat orang-orang yang males mengikuti mata pelajaran.
Namun belum sempat Laura meletakkan tasnya, Suara dosen itu telah membuat Laura mati kutu lebih dahulu.
"Siapa yang menyuruh kamu masuk? "
Mau gak mau, Laura pun memutar badannya menghadap kedepan. Dan sepasang matanya langsung menemukan si dosen yang berdiri tegak menatap dirinya tajam.
Duh! Mati gue!
***
Dan disinilah Laura sekarang. Berdiri kayak orang linglung di luar kelasnya. Menatap orang yang berlalu lalang di depannya.
Yang cewek tentu saja melihat Laura dengan sorot mata sinis dan seolah menertawakan dirinya. Namun yang cowok, hampir semua yang lewat di depan Laura, akan menyapa Laura dengan panggilan manis. Terkadang ada juga yang menggoda dan memberi Laura gombalan retjeh. Meskipun mereka semua udah pada tau, kalau Laura sudah ada yang punya.
Dua jam lewat 15 menit lamanya Laura berdiri, barulah si dosen jangkung itu keluar.
Langsung saja Laura memandang sinis dosen yang kelihatannya 4 tahun lebih tua darinya itu. Tapi si dosen seolah gak menyadari arti di balik tatapan sinis Laura.
"Kamu ikut saya. " Ucap si dosen singkat, menyuruh Laura untuk mengikutinya.
Dengan kaki menghentak, Laura tetap mengikuti si dosen, karna Laura lagi gak mood buat ngelawan dosen sok cool itu pagi ini.
Argh! Gara-gara si Alva ini mah. Gue yang kena apes, kan! Gerutu Laura dalam hati.
Dosen itu membuka pintu ruangan yang mana hanya diisi oleh dosen-dosen senior.
Saat masuk, si dosen tersenyum mengangguk menyapa seluruh dosen yang ada di ruangan itu. Sementara Laura hanya berdiri di luar sambil memandangi apa yang dilakukan si dosen.
Cih! Caper lo!
Tiga menit setelah itu, si dosen kembali dengan tumpukan kertas yang Laura gak tau isinya apa.
"Untuk hari pertama saya mengajar di kelas kamu, maka saya tidak akan menghukum kamu atas kesalahan kamu tadi. Tapi, saya ingin kamu mengerjakan seluruh materi yang ada di berkas ini. Biar kamu bisa mengulang dan memahami konteksnya kembali. Mengerti? " Ujar si dosen panjang lebar.
Mendengar penuturan si dosen, Laura pun mengernyit kan dahinya bingung.
"Lah, ini mah sama aja bapak ngehukum saya. Bapak gimana sih?! " Protes Laura sambil mendongak menatap si dosen yang jauh lebih tinggi darinya.
"Beda. Kalau saya menghukum kamu, saya akan menyuruh kamu bersihin toilet atau yang lainnya. Tapi ini, saya hanya menyuruh kamu belajar kembali. Ini materi lama yang udah di jelasin sama pak Riyadh. Jadi, Saya-hanya-menyuruh-kamu-mengulang-dan-memahami-kembali-materi-ini. "
Jelas si dosen dengan penuh kesabaran.
Laura yang otaknya sudah berkecamuk karna gak paham-paham, akhirnya langsung menyambar berkas yang ada di tangan dosen itu.
"Ah elah. Ribet banget sih. Yaudah iya, saya ambil. Bapak puas?! " Semprot Laura pada dosen itu.
Si dosen tetap diam dengan tampang dinginnya. Tidak marah dan tidak juga tersenyum.
"Saya kasih kamu waktu selama tiga hari, kalau kamu tidak menyelesaikannya, maka saya akan memberi tambahan-"
Belum selesai si dosen berbicara, Laura sudah hendak membuka mulutnya untuk memotong. Namun betapa terkejutnya Laura saat dosen itu malah menempelkan jari telunjuknya di depan bibir Laura
"Dan saya gak menerima bantahan. "
Setelah mengucapkan itu, si dosen langsung berbalik dan menutup pintu ruangan. Meninggalkan Laura seorang diri dengan tampangnya yang enggak enak banget buat diliat.
Jantung gue!
***
Gak ada yang dilakuin Laura selain ngelamun di tengah-tengah temannya yang lagi heboh bergunjing ria.
Raquel yang menyadari itu, langsung menyikut Laura.
"Lo kenapa sih? Dari tadi gue perhatiin,bengong aja kerjaan lo.Nganu ya lo tadi malem sama Alva? " Tuduh Raquel tiba-tiba.
Laura pun langsung nge- gas menjawab tuduhan Raquel.
"Sembarangan aja lo kalo ngomong. Jangankan nganu, mintak cium aja si Alva gue korekin tatonya! "
Mendengar jawaban Laura, Raquel pun terkekeh. Akhirnya, sahabatnya masih sehat dan tidak kesambet jin bengong.
"Sorry.. Sory... Ya habis lo bengong ae. Mikir apaan sih lo? " Tanya Raquel lagi. Kali ini dengan tampang serius.
Laura hanya menggelengkan kepalanya. Karna ia sendiri juga tidak tau, apa yang dipikirkannya? Dan apa yang membuat dirinya bengong? Padahal, sebelumnya Laura tidak pernah seperti ini.
"EH EHHH MY HUSBAND FUTURE GUE LEWAATTT...!!! "
"IHHH GANTENG BANGEEETTT"
"MANLYYYY KALEEE CUK, GUE MAUUUU"
"PAK REEEYYYYYYY...!!!! "
Mendengar teriakan-teriakan cempreng dari kaum ciwi-ciwi alay itu, membuat Raquel dan Laura pun ikut melihat ke mana arah pandangan mereka.
Mata Laura membulat sempurna saat tau apa yang menjadi alasan cewek-cewek itu teriak-teriak gak jelas.
Ternyata dosen sok cool itu!
"Eh, Ra! Itu dosen yang gue maksud. Namanya Pak Rey! Ganteng kan, Ra?! " Bisik Raquel antusias disamping kuping Laura.
Laura gak menjawab apa-apa. Ia hanya kembali bengong mengikuti langkah dosennya-Pak Rey.
Saat tatapan Laura masih terpaku pada manusia yang sedang jadi pusat perhatian itu, tiba-tiba saja orang itu menghadap tepat ke wajah Laura-yang sedang duduk di kantin-sebelah kanan Pak Rey.
Tatapan mereka bertemu. Dan seperti terkunci satu sama lain.
Dan yang lebih anehnya lagi adalah, entah bagaimana jantung Laura tiba-tiba kembali jumpalitan ditatap se-intens itu dengan mata elang milik Pak Rey.
Ada apa dengan Laura?
***
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya💜
YOU ARE READING
If I'm Not The Best
FanfictionHidupku yang berawal gelap, kau warnai dengan rasa yang bernama cinta. Aku yang tak pernah merasa bahagia, kau lindungi dengan segenap jiwa dan raga. Awalnya, aku percaya bahwa tanpa kau aku takkan bisa apa-apa. Namun setelah hari itu, pikiranku...
